Tantangan Pemilu Indonesia Dinilai Terbesar dan Terumit di Dunia

Kamis, 18 Januari 2024 - 19:33 WIB
loading...
Tantangan Pemilu Indonesia Dinilai Terbesar dan Terumit di Dunia
Staf Khusus Wakil Presiden Dr R Gatot Prio Utomo menilai Pemilu di Indonesia memiliki tantangan yang tak mudah. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Staf Khusus Wakil Presiden Dr R Gatot Prio Utomo menilai Pemilu di Indonesia memiliki tantangan yang tak mudah. Mungkin bisa dikatakan ini sebagai Pemilu terbesar dan terumit di dunia.

Menurut dia, indikasi Pemilu Indonesia sebagai yang terbesar dan terumit itu bisa dilihat dari beberapa dimensi baik waktu, jumlah pemilih, dan sebaran pemilih yang luas.

"Dalam satu waktu secara serentak memilih Presiden/Wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), anggota DPRD baik Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota," ujar Gatot, Kamis (18/1/2024).

Pemilu ini diikuti dengan jumlah pemilih yang sangat besar. Sebaran pemilih di area negara kepulauan yang sangat luas dengan demografi sangat beragam baik dari sisi suku, budaya, tingkat pendidikan, dan juga kondisi ekonominya.



"Kompleksitas situasi ini jika tidak dipahami dan ditangani secara bijak, maka berpotensi memunculkan risiko pada kohesivitas kebangsaan kita," katanya.

Karena itu, kualitas Pemilu 2024 harus ditingkatkan, sehingga triliunan anggaran Pemilu mampu menghasilkan kepemimpinan yang bermartabat, berlegitimasi kuat, dan inklusif di semua tingkatan.

"Supaya menghasilkan kepemimpinan bermartabat, maka Pemilunya harus bermartabat. Dan agar Pemilu bermartabat, maka prinsip-prinsip fairness harus menjadi pegangan dari seluruh pemangku kepentingan," kata Alumnus Univesitas Indonesia (UI) ini.

Dia berpendapat salah satu hal yang dapat mencederai prinsip fairness tersebut adalah konflik kepentingan (conflict of interest). Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini banyak komponen bangsa yang terlibat dalam tim-tim pemenangan, termasuk para pejabat negara yang menjadi tim sukses paslon.

"Masyarakat seringkali sulit membedakan tindakan pejabat negara, apakah dalam kapasitas sebagai pengemban amanah jabatan atau sebagai timses paslon, sehingga tidak heran jika kemudian muncul banyak kecurigaan atau persepsi mengenai netralitas," ungkap Gatot.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1866 seconds (0.1#10.140)