Merayakan Guru Besar di Indonesia

Senin, 04 April 2022 - 14:39 WIB
Betul adanya, orang-orang Indonesia menyukai upacara dan formalitas. Semua hal diformalkan dan dijadikan ajang berkumpul dan saling merayakan. Pertemuan, doa, upacara, dan banyak ritual hadir di ruang publik kita.

Seperti bulan Ramadhan ini dan semua berpuasa dan merayakan ibadah itu. Inilah ciri khas masyarakat Indonesia. Berdoa disertai perayaan, peristiwa akademik juga disertai kendurian.

Daripada kita mencari sisi kelemahan dari perayaan Guru Besar, kenapa tidak kita lihat sisi positifnya yang bisa dibesarkan. Perayaan guru besar itu memang menggembirakan dan membahagiakan, tidak ada salahnya.

Bahagia bersama juga hal yang positif, bukankah begitu adanya. Bahagia karena prestasi penapakan pangkat guru besar juga tidak buruk, tidak hanya baiknya perayaan kelahiran, pernikahan, atau upacara berduka karena kematian.

Kita sudah terbiasa ramai dan berkelompok. Ramai-ramai tidak hanya dalam demo, pemilu, atau pilihan kepala daerah. Keilmuan dan perkembangan pendidikan juga layak dirayakan, kalau mengikuti logika itu.

Perayaan guru besar tidak hanya dengan baliho, ucapan selamat di media sosial, atau pajangan bunga-bunga resmi berdiri di depan gedung penyelengaraan upacara guru besar. Tetapi perayaan juga sekaligus ajang sosialisasi dan promosi pemikiran dan penelitian dari guru besar tadi.

Memang akhir-akhir ini beberapa pengukuhan juga sudah diliput media. Dengan begitu hasil dedikasi para guru besar kita menjadi konsumsi publik.

Inilah sisi positif pengukuhan guru besar di berbagai universitas di Tanah Air. Perayaan itu sekaligus bisa menjadi media sosialisasi peran para intelektual kita, dan sumbangan apa yang bisa dilihat dan difahami di ruang publik. Perayaan pemikiran, jika dikelola secara baik, bisa mempunyai banyak dampak positif.

Pertama, perayaan pemikiran guru besar itu menempatkan kembali, atau menawarkan kembali, posisi intelektual dan bidang akademik dalam masyarakat kita. Karena masyarakat kita sangat agamis, mungkin perayaan guru besar sedikit memberi sumbangan pemikiran intelektual yang berbeda.

Hampir semua ruang publik dipenuhi dengan simbol dan upacara keagamaan. Seluruh media dan media sosial, baik institusi atau pribadi penuh dengan pesan-pesan keagamaan, baik itu moral ataupun identitas keagamaan. Upacara guru besar jika ditekankan aspek riset dan perjalanan intelektual akan berdampak lain, menawarkan kepada publik aspek pendidikan dan penelitian.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More