Merayakan Guru Besar di Indonesia

Senin, 04 April 2022 - 14:39 WIB
Al Makin, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Foto/Dok. Pribadi
Al Makin

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

HANYA satu-satunya di Indonesia, formalisasi guru besar dirayakan di tempat terbuka dan dihadiri handai tolan. Guru besar seperti perayaan pengantin, sunatan, pulang haji, wisuda, atau hajatan lainnya. Ini unik.

Di Amerika dan Eropa jika seseorang mendapat kenaikan jabatan dari asisten, ke asosiasi, atau full profesor tidak ada perayaan. Di banyak negara bahkan status dan pencapaian guru besar merupakan mobilisasi karir pribadi dari para peneliti dan dosen. Guru besar berpindah dari satu universitas ke universitas lain bahkan dari satu negara ke negara yang lain karena adanya kesempatan.

Indonesia memang serba unik. Guru besar bukan semata-mata karena hasil penelitian dan penulisan karya ilmiah, walaupun faktor itu akhir-akhir ini sangat penting, bukan pula semata penulisan artikel ilmiah di jurnal skala internasional yang merupakan syarat utama meraih itu.



Tetapi status guru besar adalah tapakan administrasi dan birokrasi yang harus dilalui melalui penghitungan angka kredit. Guru besar adalah capaian seperti wisudah S1, S2, atau S3 atau bahkan seperti pernikahan.

Bahkan guru besar sudah menjadi budaya dan perayaan status sosial. guru besar seperti penganugerahan gelar kebangsawanan.

Banyak yang menyoroti, terutama para akademisi yang biasa berkarir di negara yang lebih maju, tentang perayaan guru besar di Indonesia. Perayaan itu sepertinya tidak substansial. Perayaan itu sekadar ritual. Perayaan itu sekadar ramai-ramai, atau bahkan sia-sia.

Tidak ada yang penting dari perayaan itu, seperti hajatan-hajatan budaya tradisional Nusantara. Guru besar sudah menjadi upacara adat lama versi baru.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More