Potensi dan Tantangan Pemulihan

Jum'at, 24 Juli 2020 - 10:10 WIB
Mengacu pada data Covid-19 akhir-akhir ini, upaya pemulihan ekonomi bukan saja tidak mudah, tapi juga sarat risiko. Sebab kerja pemulihan mensyaratkan pelonggaran pembatasan sosial. Di dalam pelonggaran itulah terkandung risiko. Karena itulah harus dicari terobosan agar momentum positif di sektor ekonomi bisa diolah sedemikian rupa agar bernilai tambah. Perangkap pandemi Covid-19 yang telah merusak sendi-sendi perekonomian negara sekarang ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Upaya memulai lagi semua kegiatan produktif, baik oleh masyarakat maupun pemerintah, harus dijajaki. Tak mungkin menunggu, karena durasi pandemi Covid-19 sulit dihitung. Jutaan orang yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian saat ini sudah lebih dari cukup menggambarkan kerusakan di sektor ekonomi.

Sambil terus mengupayakan cegah tangkal penularan Covid-19, pemerintah bersama masyarakat juga harus terus mencari dan menjajaki berbagai peluang pemulihan. Setelah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23/2020 tentang upaya menyelamatkan perekonomian nasional, pemerintah menindaklanjuti PP itu dengan membentuk Komite Pemulihan Ekonomi Nasional dan Komite Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19). Dua komite ini harus dipahami sebagai upaya menerobos berbagai hambatan yang muncul akibat pandemi sekarang ini.

Kalau pemulihan ekonomi juga menjadi target, maka perhatian ekstra patut diarahkan ke kota-kota di pulau Jawa. Sebagaimana data tentang kasus Covid-19, Jakarta, Jateng, Jatim dan sebagian wilayah Jawa Barat (Bogor, Depok dan Bekasi) masih menjadi titik-titik penularan tertinggi. Sedangkan kota-kota besar di pulau tercatat sebagai pusat pertumbuhan. Catatan Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa sektor Industri masih terpusat di Pulau Jawa karena porsinya mencapai 75%.

Dari survei ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 juga menyebutkan, dari total 26,71 juta perusahaan di dalam negeri, sebanyak 60,74% beroperasi di Pulau Jawa. Karena itu, sangat jelas bahwa hingga akhir 2019 lalu, pulau Jawa masih menjadi mesin utama yang memacu pertumbuhan ekonomi nasional, disusul Sumatera. Masih menurut BPS, kontribusi Pulau Jawa terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 59%.

Mengacu padas data-data tersebut, kedua komite itu mau tak mau memang harus memberi perhatian ekstra untuk kota-kota di Pulau Jawa, baik untuk mewujudkan target menurunkan angka penularan Covid-19, maupun untuk target pemulihan ekonomi. Tentu saja semua rencana dan strategi yang dirumuskan dua komiten itu perlu berpijak pada data, baik data Covid-19 maupun data tentang sebaran industri dan perusahaan. Langkah awal yang ideal adalah berkoordinasi dan membangun sinergi dengan para gubernur serta para bupati, guna merumuskan keseragaman langkah dan kebijakan dalam upaya menurunkan angka penularan Covid-19. Juga merumuskan strategi dan kebijakan yang diperlukan sektor industri dan bisnis untuk memulihkan sektor ekonomi.

Memang, upaya memulihkan perekonomian di tengah pandemi tentu saja berisiko. Namun, masyarakat harus diingatkan bahwa besar kecilnya risiko itu sangat ditentukan oleh perilaku dan kehati-hatian setiap individu menyikapi pandemi Covid-19. Jika setiap orang selalu berhati-hati dan konsisten menjaga jarak untuk memutus rantai penularan Covid-19, dinamika kehidupan akan pulih dengan sendirinya. Sebaliknya, jika setiap orang lengah, ceroboh atau menganggap remeh pandemi wabah ini, bukan saja pemulihannya yang gagal, tetapi juga bisa menyebabkan terjadinya gelombang kedua penularan Covid-19.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ras)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More