Inspirasi dari Global Tourism Forum Summit 2020
loading...
A
A
A
Kita sangat mafhum hingga dewasa ini Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan paket-paket kebijakan untuk menanggulangi dampak Covid-19 di berbagai sektor seperti kesehatan, infrastruktur, sosial, dan bantuan UMKM yang diperkirakan mencapai hampir Rp700 triliun. Khusus untuk sektor pariwisata, dana pemulihan ekonomi nasional itu dialokasikan dalam bentuk hibah dan sertifikasi CHSE (clean, health, safety and environment).
Mengenai perlunya investasi baru, langkah seperti ini juga dilakukan di beberapa negara di luar negeri. Misalnya saja di Korea yang pemerintahnya mengeluarkan dana recovery sebesar USD150 miliar (sekitar Rp2.000 triliun), termasuk untuk mendorong pariwisata. Di Negeri Ginseng itu wisata domestik dipacu dengan menerbitkan berbagai paket kebijakan yang meliputi pembangunan one stop online promotion center, stimulus paket wisata, online platform, serta perbaikan paket-paket wisata dengan memberikan diskon dan mendiversifikasi produk-produk wisata berbasis alam dengan tema-tema yang diperbarui setiap bulan.
Korea sangat concern dengan wisata domestik karena sektor ini dinilai cukup realistis untuk menggaet pengunjung lokal di tengah turunnya wisman ke negara itu yang anjlok hingga 95% bila dibandingkan dengan sebelum adanya Covid-19.
Melihat kondisi yang terjadi belakangan ini, banyak pelajaran dan inspirasi dari pertemuan GTF di Jakarta yang baru berlalu. Di antaranya besarnya peran pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang dapat memberikan stimulus guna mendorong perkembangan wisatawan domestik. Inovasi di sisi amenitas, aksesibilitas, dan atraksi paket wisata sangat penting ketimbang melakukan investasi besar-besaran di banyak destinasi baru yang pengembangan dan promosinya relatif masih panjang. (Lihat videonya: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
Jalan menuju pemulihan sektor pariwisata memang masih butuh waktu. Untuk itu guna mengantisipasinya, rencananya November 2021 mendatang Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Tourism Forum (GTF) 2021 yang akan diikuti oleh pemimpin dunia dan industri pariwisata global. Semoga.
Mengenai perlunya investasi baru, langkah seperti ini juga dilakukan di beberapa negara di luar negeri. Misalnya saja di Korea yang pemerintahnya mengeluarkan dana recovery sebesar USD150 miliar (sekitar Rp2.000 triliun), termasuk untuk mendorong pariwisata. Di Negeri Ginseng itu wisata domestik dipacu dengan menerbitkan berbagai paket kebijakan yang meliputi pembangunan one stop online promotion center, stimulus paket wisata, online platform, serta perbaikan paket-paket wisata dengan memberikan diskon dan mendiversifikasi produk-produk wisata berbasis alam dengan tema-tema yang diperbarui setiap bulan.
Korea sangat concern dengan wisata domestik karena sektor ini dinilai cukup realistis untuk menggaet pengunjung lokal di tengah turunnya wisman ke negara itu yang anjlok hingga 95% bila dibandingkan dengan sebelum adanya Covid-19.
Melihat kondisi yang terjadi belakangan ini, banyak pelajaran dan inspirasi dari pertemuan GTF di Jakarta yang baru berlalu. Di antaranya besarnya peran pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang dapat memberikan stimulus guna mendorong perkembangan wisatawan domestik. Inovasi di sisi amenitas, aksesibilitas, dan atraksi paket wisata sangat penting ketimbang melakukan investasi besar-besaran di banyak destinasi baru yang pengembangan dan promosinya relatif masih panjang. (Lihat videonya: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
Jalan menuju pemulihan sektor pariwisata memang masih butuh waktu. Untuk itu guna mengantisipasinya, rencananya November 2021 mendatang Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Tourism Forum (GTF) 2021 yang akan diikuti oleh pemimpin dunia dan industri pariwisata global. Semoga.
(ysw)