Pasca-R20: Agama sebagai Solusi global dan Agenda Kemanusiaan?

Rabu, 09 November 2022 - 13:12 WIB
R20 memang mengambil tema Pengungkapan dan Penumbuhan Agama sebagai Sumber Solusi Global. Sebuah tema yang terkesan klasik dan out of date di tengah berbagai aksi kekerasan dan terorisme di dunia global yang berinspirasikan agama.

Sejumlah pujian dan kritikan dialamatkan kepada R20. Satu pujian misalnya dari Professor Greg Barton yang menilai kunjungan ke Candi Kimpulan sangat bermakna dari segi toleransi. Di antara kritikan yang cukup keras menggema adalah R20 hanyalah pertemuan yang merayakan keragaman dan tanpa keberpihakan pada masalah kemanusiaan.

Juga, pelibatan delegasi India, sementara di negaranya terjadi persekusi dan minoritisasi yang dialami masyarakat Muslim, dan tidak adanya kutukan terhadap berbagai aksi penindasan yang dialami komunitas agama di berbagai sudul di planet bumi.

Berbicara tentang model dan paradigma dalam dialog antaragama (interreligious dialogue) terkait dengan perubahan bisa dikategorikan menjadi tiga yakni teologis, politik, dan pembangunan perdamaian. Sederhananya, dialog teologis berkembang dalam studi agama atau teologi, dialog politik dalam ilmu politik dan hubungan internasional; dan dialog pembangunan perdamaian terkait transformasi konflik.

Dialog antaragama berbasis teologi yang tradisional bertujuan untuk memahami para ulama, tokoh agama akar rumput, dan teolog, yang biasanya berbentuk makalah pertukaran, diskusi, panel tematik, dan pelatihan. Tujuannya adalah untuk memahami “yang lain”, dan akhirnya hanya merayakan keragaman. Ini kritik yang diarahkan kepada R20. Memang kelemahan pendekatan dialog tradisional, peserta tidak membahas aspek politik yang sering menjadi dasar konflik yang terjadi.

Sedangkan model kedua adalah dialog politik agama yang bertujuan untuk menghasilkan koeksistensi atau harmoni sosial serta meningkatkan legitimasi aktor dan proses politik yang dirasakan. Model ini yang coba dilakukan, untuk beberapa derajat, oleh Interfaith Forum G20.

R20 dapat dikategorikan masuk pada model dialog antaragama, yang berdasarkan pembangunan perdamaian, di mana bertumpu pada model dialog sebelumnya tetapi bergantung pada resolusi dan transformasi konflik. Dialog agama yang disebut terakhir memiliki empat tujuan.

Pertama, mengubah sikap dan persepsi orang lain. Kedua, membangun rasa hormat dan saling pengertian. Ketiga, memperluas partisipasi dalam kegiatan pembangunan perdamaian. Keempat, membangun kerangka kerja bersama untuk tindakan yang membahas akar konflik.

Kalau jujur kita menelisik R20 dari segi asal gagasan, tujuan, format kegiatan, pembicara dan materi yang akan didiskusikan, maka R20 dapat dikategorisasikan sebagai dialog antar agama yang bergantung pada resolusi dan transformasi konflik. Tidak lagi dialog antaragama yang out of date, yang bersifat dangkal dan hanya merayakan perbedaan.

Dari segi gagasan saya kira pemilihan tema oleh panitia R20 adalah gagasan yang cerdas di tengah agama yang dinilai defisit dan sumber masalah, mereka berani pasang badan untuk merevitalisasi agama sebagai solusi. Kenyataannya memang, agama acap dijadikan kendaraan politik dan dimanipulasi oleh elite politik untuk kepentingan politik ekonomi yang sektarian.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More