Hijrah, Perspektif Sosiologi Ekonomi
Kamis, 16 Juli 2020 - 11:45 WIB
Preferensi Generasi Milenial Muslim Perkotaan Terhadap Literasi Konten Dakwah Islam
Dari hasil kajian ditemukan fakta bahwa meskipun terhimpun dalam suatu komunitas yang sama, tetapi pelaku hijrah tidak merepresentasikan background (latar belakang sosial keagamaan) yang sama. Komunitas hijrah dalam prakteknya merefleksikan suatu komunitas cair karena tidak terikat pada kesamaan latar belakang (ideologi/organisasi sosial keagamaan).
Heterogenitas ini tampak pada basis organisasi sosial keagamaan generasi milenial muslim urban yang diikuti seperti NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan lain sebagainya.
Terkait dengan preferensi generasi milenial muslim perkotaan terhadap sumber-sumber literasi konten dakwah islam, ditemukan fakta bahwa mayoritas responden (46%) memilih youtube sebagai sumber utama literasi dakwah. Setelah youtube, media literasi dakwah yang paling sering diikuti adalah majelis taklim (pengajian tatap muka) sebanyak 23%, portal Islam (internet) 15%, televisi 10%, dan instagram 5%. Sementara itu, yang menyatakan tidak tahu sebanyak 1%.
Pilihan generasi muslim milenial urban terhadap youtube sebagai sumber utama literasi konten dakwah mereka, dapat dipahami karena youtube menjadi media audiovisual yang paling cepat melakukan transformasi pesan sekaligus mudah diakses oleh siapa pun yang memiliki gadget (smartphone) tanpa sekat ruang dan waktu.
YouTube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada Februari 2005. Situs web ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video.
Dalam perkembangan kontemporer, dakwah Islam melalui youtube memang mengalami peningkatan signifikan. Sejumlah dai atau ustadz bahkan telah memiliki kanal youtube tersendiri yang dikelola secara profesional dan memiliki jumlah subscriber yang signifikan. Ustadz Hanan Attaki misalnya, hingga kini telah memiliki 1.32 M subscriber dan akan terus bertambah seiring diterimanya dakwah melalui youtube di kalangan milenial muslim perkotaan.
Bagi generasi milenial yang memiliki keterbatasan waktu, youtube adalah preferensi utama atas sumber-sumber bimbingan moral di banding misalnya harus menghadiri langsung majelis taklim atau pengajian. Kondisi ini tidak berarti bahwa keberadaan majelis taklim terutama di perkotaan mengalami penurunan dari sisi jamaah.
Justru pada saat yang bersamaan, majelis taklim tumbuh subur terutama di perumahan-perumahan elite perkotaan dan masjid-masjid baik di komplek perkantoran maupun komplek fasilitas publik lainnya seperti pusat perbelanjaan modern. Yang mencengangkan adalah majelis taklim tersebut selalu dibanjiri oleh para jamaah. Tren ini dapat kita maknai sebagai indikator berhasilnya gerakan dakwah Islam di lingkungan komunitas urban.
Sementara itu, terkait dengan pilihan ustadz (muballigh, penceramah agama) yang paling sering diikuti, mayoritas responden atau sebanyak 45,45% memilih Ustadz Hanan Attaki. Setelah Hanan Attaki, ustadz berikutnya yang dipilih atau disukai responden adalah Qurais Syihab sebanyak 14,54%, Khalid Basalamah 9,09%, Felix Saw 8,18%, Abdul Somad atau yang sering disebut UAS 6,36%, Yusuf Mansyur, Adi Hidayat, dan Rizieq Syihab masing-masing 2,72%, Gus Miftah, KH. Said Aqil Siradj, dan Cak Nun masing-masing 0,90%. Sementara itu responden yang menyatakan tidak tahu 6 orang atau 5,45%.
Dari hasil kajian ditemukan fakta bahwa meskipun terhimpun dalam suatu komunitas yang sama, tetapi pelaku hijrah tidak merepresentasikan background (latar belakang sosial keagamaan) yang sama. Komunitas hijrah dalam prakteknya merefleksikan suatu komunitas cair karena tidak terikat pada kesamaan latar belakang (ideologi/organisasi sosial keagamaan).
Heterogenitas ini tampak pada basis organisasi sosial keagamaan generasi milenial muslim urban yang diikuti seperti NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan lain sebagainya.
Terkait dengan preferensi generasi milenial muslim perkotaan terhadap sumber-sumber literasi konten dakwah islam, ditemukan fakta bahwa mayoritas responden (46%) memilih youtube sebagai sumber utama literasi dakwah. Setelah youtube, media literasi dakwah yang paling sering diikuti adalah majelis taklim (pengajian tatap muka) sebanyak 23%, portal Islam (internet) 15%, televisi 10%, dan instagram 5%. Sementara itu, yang menyatakan tidak tahu sebanyak 1%.
Pilihan generasi muslim milenial urban terhadap youtube sebagai sumber utama literasi konten dakwah mereka, dapat dipahami karena youtube menjadi media audiovisual yang paling cepat melakukan transformasi pesan sekaligus mudah diakses oleh siapa pun yang memiliki gadget (smartphone) tanpa sekat ruang dan waktu.
YouTube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada Februari 2005. Situs web ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video.
Dalam perkembangan kontemporer, dakwah Islam melalui youtube memang mengalami peningkatan signifikan. Sejumlah dai atau ustadz bahkan telah memiliki kanal youtube tersendiri yang dikelola secara profesional dan memiliki jumlah subscriber yang signifikan. Ustadz Hanan Attaki misalnya, hingga kini telah memiliki 1.32 M subscriber dan akan terus bertambah seiring diterimanya dakwah melalui youtube di kalangan milenial muslim perkotaan.
Bagi generasi milenial yang memiliki keterbatasan waktu, youtube adalah preferensi utama atas sumber-sumber bimbingan moral di banding misalnya harus menghadiri langsung majelis taklim atau pengajian. Kondisi ini tidak berarti bahwa keberadaan majelis taklim terutama di perkotaan mengalami penurunan dari sisi jamaah.
Justru pada saat yang bersamaan, majelis taklim tumbuh subur terutama di perumahan-perumahan elite perkotaan dan masjid-masjid baik di komplek perkantoran maupun komplek fasilitas publik lainnya seperti pusat perbelanjaan modern. Yang mencengangkan adalah majelis taklim tersebut selalu dibanjiri oleh para jamaah. Tren ini dapat kita maknai sebagai indikator berhasilnya gerakan dakwah Islam di lingkungan komunitas urban.
Sementara itu, terkait dengan pilihan ustadz (muballigh, penceramah agama) yang paling sering diikuti, mayoritas responden atau sebanyak 45,45% memilih Ustadz Hanan Attaki. Setelah Hanan Attaki, ustadz berikutnya yang dipilih atau disukai responden adalah Qurais Syihab sebanyak 14,54%, Khalid Basalamah 9,09%, Felix Saw 8,18%, Abdul Somad atau yang sering disebut UAS 6,36%, Yusuf Mansyur, Adi Hidayat, dan Rizieq Syihab masing-masing 2,72%, Gus Miftah, KH. Said Aqil Siradj, dan Cak Nun masing-masing 0,90%. Sementara itu responden yang menyatakan tidak tahu 6 orang atau 5,45%.
tulis komentar anda