APBN di Tengah Bayang-Bayang Risiko Global

Rabu, 08 Juni 2022 - 07:32 WIB
loading...
A A A
Dari sisi belanja negara, total belanja negara 2022 diperkirakan mencapai Rp3.106,4 triliun, atau meningkat sebesar Rp392,3 trilun. Peningkatan tersebut sebagai konsekuensi dalam upaya memainkan peran APBN sebagai shock absorber, yang antara lain digunakan sebagai berikut. Pertama, untuk mendukung penambahan subsidi energi sebesar Rp74,9 triliun. Kedua, penambahan kompensasi BBM dan listrik yang mencapai Rp275,0 triliun. Ketiga, penambahan alokasi program perlindungan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat sebesar Rp18,6 triliun, yang mana dana tersebut akan digunakan untuk untuk pemberian Bantuan Langsung Tunai kepada 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), serta penambahan dana bagi hasil (DBH) untuk daerah.

Di tengah peran APBN yang semakin krusial untuk memitigasi risiko global, nyatanya defisit APBN justru semakin terkendali. Pada 2022, defisit APBN diperkirakan menjadi berkisar Rp840,2 trilun atau 4,50% terhadap PDB, lebih rendah dari target APBN 2022 yang sebesar 4,85% terhadap PDB maupun realisasi 2021 yang sebesar 4,57% terhadap PDB. Semakin terkendalinya defisit APBN menjadi modal yang sangat kuat untuk terus mendorong konsolidasi fiskal pada 2023 mendatang.

Terakhir, di tengah situasi yang masih tidak menentu dan tekanan inflasi global yang semakin kuat, APBN terus bekerja keras dalam memberikan jaminan rasa aman pada perekonomian nasional. Ibarat shock absorber, APBN berperan menetralisir tekanan dari luar agar aktivitas ekonomi nasional tetap berjalan dengan baik, smooth, dan tidak ada guncangan yang berakibat pada turunnya kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: koran-sindo.com
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3488 seconds (0.1#10.140)