Talkshow Fodim, Kadin DKI Ajak Sama-sama Jaga Stabilitas Inflasi

Jum'at, 03 Mei 2024 - 21:34 WIB
loading...
Talkshow Fodim, Kadin DKI Ajak Sama-sama Jaga Stabilitas Inflasi
Talkshow bertema Evolusi Hak Pekerja di era digitalisasi dalam UU Ketenagakerjaan Omnibus Law digelar Forum Diskusi Muda (Fodim) di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2024). Foto/Ari Sandita
A A A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta berharap pemerintah dan buruh menjaga stabilitas inflasi sehingga Rupiah menjadi berharga. Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan, Pendidikan, dan Pelatihan Kadin DKI Jakarta Heber Simbolon mengungkapkan pihaknya tidak hanya menyuarakan terkait Upah Minimum Provinsi (UMP).

“Jadi saya selalu berharap, saya selalu imbau pada pemerintah dan teman-teman buruh, bukan UMP yang kita teriaki, tapi inflasinya yang kita jaga bersama supaya nilai uang kita berharga,” ujarnya dalam talkshow bertema Evolusi Hak Pekerja di era digitalisasi dalam UU Ketenagakerjaan Omnibus Law yang digelar Forum Diskusi Muda (Fodim) di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2024).

Dia menuturkan, Kadin akan selalu menurut pada pemerintah. Hal itu sesuai dengan amanat UU Nomor 1 Tahun 1987 Tentang Kadin. Maka itu, kata dia, tak mungkin para pengusaha di Kadin melakukan perbuatan zalim kepada karyawan masing-masing dengan tidak memberikan kesejahteraan yang layak.



Pasalnya, bagi para pengusaha yang tergabung dalam Kadin, pekerja itu merupakan mitranya. “Bagi pengusaha yang ada di Kadin, pekerja itu adalah mitra, buruh itu mitra strategis kami, tak mungkin mesin yang kami punya bergerak kalau tak ada buruhnya," tuturnya.

Maka itu, lanjut dia, jika ada pengusaha yang nakal, para buruh pun boleh mengadukan perusahaan tersebut, khususnya di Jakarta. Dia mengungkapkan termasuk salah satu dewan anggota pengupahan di DKI Jakarta ini, yang setiap tahun di November bergumul untuk menentukan UMP DKI Jakarta.



"Saya bilang, saat ini memang sedih untuk buruh di Jakarta upah Rp5,2 juta UMP itu sudah mahal, untuk kantong pengusaha itu sudah berat. Tapi kalau kita kembalikan pada nilai uangnya, ya mohon maaf jadi tak bernilai karena inflasi kita hancur-hancuran," jelasnya.

Dia mengungkapkan, persoalan UMP bukanlah hal utama yang harus ditekankan lantaran sebesar apa pun besaran UMP, inflasi sangat hancur, nilai uang pun menjadi tak berharga. Dia memberikan contoh di Indonesia tak ada lagi pecahan uang sebesar Rp1 dan uang sebesar Rp1.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2455 seconds (0.1#10.140)
pixels