Latihan Gabungan Militer dan Diplomasi Pertahanan
loading...
A
A
A
Di level Asia Tenggara, kerja sama di bidang pertahanan juga dilakukan dengan eks wilayah RI, yakni Timor Leste yang fokus pada pertukaran informasi, kerjasama antar-angkatan bersenjata, dan beberapa isu lain. Berbagai bentuk kerja sama pertahanan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara tidak lain ditujukan untuk memperbesar persamaan dan memperkecil perbedaan demi meredam konflik yang ada. Dengan cara ini Indonesia dan negara tetangga bisa hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati.
Di luar ASEAN, kerja sama pertahanan juga dilakukan dengan banyak negara lain dari berbagai belahan dunia seperti China, Jepang, Korea Selatan, India, Pakistan, Turki, Arab Saudi, Uni Erimate Arab, Papua Nugini, AS, Prancis, Jerman, Spanyol, Inggris, Rusia, Serbia, Polandia, Italia, Ceko, Belanda, Afrika Selatan, dan Mesir.
Diplomasi pertahanan untuk membangun kerjasama pertahanan juga dilakukan secara multilateral. Misalnya, kerjasama dilakukan dalam wadah ASEAN. Melalui pilar ASEAN, Political and Security Community (APSC), negara-negara anggota didorong menjalin kerja sama pertahanan dengan sesama anggota ASEAN atau di luar ASEAN untuk menjaga kedaulatan negara serta berperan aktif dalam mewujudkan terciptanya stabilitas dunia.
Tujuan tersebut di antaranya dilakukan lewat ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM), ASEAN Regional Forum (ARF), ASEAN-US Ministers’ Defence Informal Meeting, ASEAN-Cina Defence Ministers’ Informal Meeting, ASEAN-Japan Defence Ministers’ Informal Meeting, ASEAN-Japan Defence Vice-Ministerial Meeting.
Selain dengan ASEAN dan negara mitra, Indonesia juga melakukan berbagai kerja sama pertahanan seperti lewat Jakarta International Defence Dialogue (JIDD). Indonesia berpartisipasi aktif, yang merupakan upaya dan inisiasi Indonesia bersama negara lain guna saling bertukar pandangan di bidang pertahanan.
Kehadiran Indonesia dalam Shangrila Dialogue, Tokyo Defence Forum, Xiangshan Forum, Moscow Conference, Forum International Committee of Military Medicine (ICMM), Western Pacific Naval Symposium, Indian Ocean Naval Symposium, Pacific Islands Forum (PIF), dan Melanesian Spearhead Group (MSG). Misi perdamaian PBB juga merupakan bagian diplomasi dan kerja sama pertahanan.
Hingga saat ini Indonesia telah berpartisipasi dalam sembilan misi perdamaian PBB, yaitu misi UNIFIL di Lebanon, misi MONUSCO di Kongo, misi MINUSCA di Republik Afrika Tengah, misi UNAMID di Darfur Sudan, misi UNISFA di Abyei Sudan, misi UNMIL di Liberia, misi MINURSO di Maroko, misi UNMISS di Sudan Selatan dan misi MINUSMA di Mali. Keterlibatan Indonesia, termasuk dalamnya dari unsur TNI, juga merupakan bagian dari diplomasi dan kerja sama pertahanan.
Dalam perspektif lebih luas, latgab militer yang digelar dengan negara sahabat, baik secara bilateral maupun multilateral, juga menjadi bagian dari diplomasi dan kerjasama pertahanan. Semisal dalam konteks Latgabma SGS maupun LatgabTalisman Sabre yang rutin digelar tiap tahun, Indonesia bisa memperkuat confidence building measures sekaligus strategic engagement.
baca juga: TNI AL Gelar Latihan Militer Bersama Angkatan Laut Australia pada Agustus
Negara-negara seperti AS dan Australia yang berpartisipasi aktif dalam dua kegiatan tersebut pernah terlibat konflik dalam skala terbatas dengan Indonesia. Melalui latgab, masing-masing negara bisa membangun rasa saling percaya agar bisa terus menjalin dan memperkuat kerja sama antar-negara secara lebih luas. Tujuan ini bisa dicapai karena dalam latgab diisi dengan kegiatan yang berorientasi menjalin keakraban di antara personel militer yang terlibat dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.
Di luar ASEAN, kerja sama pertahanan juga dilakukan dengan banyak negara lain dari berbagai belahan dunia seperti China, Jepang, Korea Selatan, India, Pakistan, Turki, Arab Saudi, Uni Erimate Arab, Papua Nugini, AS, Prancis, Jerman, Spanyol, Inggris, Rusia, Serbia, Polandia, Italia, Ceko, Belanda, Afrika Selatan, dan Mesir.
Diplomasi pertahanan untuk membangun kerjasama pertahanan juga dilakukan secara multilateral. Misalnya, kerjasama dilakukan dalam wadah ASEAN. Melalui pilar ASEAN, Political and Security Community (APSC), negara-negara anggota didorong menjalin kerja sama pertahanan dengan sesama anggota ASEAN atau di luar ASEAN untuk menjaga kedaulatan negara serta berperan aktif dalam mewujudkan terciptanya stabilitas dunia.
Tujuan tersebut di antaranya dilakukan lewat ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM), ASEAN Regional Forum (ARF), ASEAN-US Ministers’ Defence Informal Meeting, ASEAN-Cina Defence Ministers’ Informal Meeting, ASEAN-Japan Defence Ministers’ Informal Meeting, ASEAN-Japan Defence Vice-Ministerial Meeting.
Selain dengan ASEAN dan negara mitra, Indonesia juga melakukan berbagai kerja sama pertahanan seperti lewat Jakarta International Defence Dialogue (JIDD). Indonesia berpartisipasi aktif, yang merupakan upaya dan inisiasi Indonesia bersama negara lain guna saling bertukar pandangan di bidang pertahanan.
Kehadiran Indonesia dalam Shangrila Dialogue, Tokyo Defence Forum, Xiangshan Forum, Moscow Conference, Forum International Committee of Military Medicine (ICMM), Western Pacific Naval Symposium, Indian Ocean Naval Symposium, Pacific Islands Forum (PIF), dan Melanesian Spearhead Group (MSG). Misi perdamaian PBB juga merupakan bagian diplomasi dan kerja sama pertahanan.
Hingga saat ini Indonesia telah berpartisipasi dalam sembilan misi perdamaian PBB, yaitu misi UNIFIL di Lebanon, misi MONUSCO di Kongo, misi MINUSCA di Republik Afrika Tengah, misi UNAMID di Darfur Sudan, misi UNISFA di Abyei Sudan, misi UNMIL di Liberia, misi MINURSO di Maroko, misi UNMISS di Sudan Selatan dan misi MINUSMA di Mali. Keterlibatan Indonesia, termasuk dalamnya dari unsur TNI, juga merupakan bagian dari diplomasi dan kerja sama pertahanan.
Dalam perspektif lebih luas, latgab militer yang digelar dengan negara sahabat, baik secara bilateral maupun multilateral, juga menjadi bagian dari diplomasi dan kerjasama pertahanan. Semisal dalam konteks Latgabma SGS maupun LatgabTalisman Sabre yang rutin digelar tiap tahun, Indonesia bisa memperkuat confidence building measures sekaligus strategic engagement.
baca juga: TNI AL Gelar Latihan Militer Bersama Angkatan Laut Australia pada Agustus
Negara-negara seperti AS dan Australia yang berpartisipasi aktif dalam dua kegiatan tersebut pernah terlibat konflik dalam skala terbatas dengan Indonesia. Melalui latgab, masing-masing negara bisa membangun rasa saling percaya agar bisa terus menjalin dan memperkuat kerja sama antar-negara secara lebih luas. Tujuan ini bisa dicapai karena dalam latgab diisi dengan kegiatan yang berorientasi menjalin keakraban di antara personel militer yang terlibat dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.