Jawab Tantangan Masa Depan dengan Bangkitkan Nilai-nilai Pancasila

Rabu, 02 Juni 2021 - 21:46 WIB
Sementara itu, Direktur Eksekutif Akar Rumput Research & Consulting, Dimas Oky Nugroho mengungkapkan berdasarkan data BPS 2020, kelompok usia 16-39 tahun tercatat 64 juta orang.

Dengan kondisi itu, tutur dia, peran generasi muda sangat besar untuk terlibat aktif dalam proses membangun bangsa di masa datang. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 harus benar-benar dipahami oleh generasi muda.

Dia menegaskan perlu upaya agar generasi penerus bangsa itu mendapatkan pendidikan yang lebih dalam terkait nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, bukan sekadar indoktrinasi atau jargon.

Tetapi, sambung dia, sebuah sistem yang mampu meningkatkan pemahaman generasi muda sehingga mampu menerapkan nilai-nilai tersebut. Untuk itu, sambung dia, diperlukan kebijakan publik yang konsisten dan keteladanan yang mampu mengakselerasi pemahaman anak bangsa terhadap pelaksanaan nilai-nilai yang diwariskan para pendiri bangsa itu.

Ketua Umum NU Circle, Gatot Prio Utomo mengungkapkan, tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah disintegrasi politik dan sosial, teokratisme, oligarki dan korupsi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, kata dia, pembangunan ideologi harus senafas dan sebangun dengan pembangunan karakter anak bangsa.

Dia menjelaskan, dalam membentuk jati diri bangsa perlu perpaduan antara pemahaman ideologi dan karakter individu anak bangsa yang kuat.

Ketua DPP Partai Nasdem Atang Irawan menilai globalisasi dan kebencian terhadap Orde Baru berdampak pada pemahaman anak bangsa terhadap pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.

Pasca-Orde Baru, kata Atang, terjadi sejumlah perubahan pola pengajaran Pancasila terhadap generasi muda, yang berdampak konfigurasi materi ajar terkait Pancasila jauh berkurang. Maka itu, kata dia, wajar bila generasi muda saat ini sangat minim pemahamannya terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Kondisi itu ditambah lagi dengan adanya globalisasi yang memungkinkan cara pandang dari luar bebas masuk ke setiap individu dan mempengaruhi cara pandang dan cara berpikir anak bangsa.

Atang mengatakan, harus segera dilakukan pembenahan secara sistematis melalui kebijakan dan sistem pendidikan yang tepat untuk memperkuat pemahaman nilai-nilai kebangsaan setiap warga negara.

Budayawan, Ngatawi Al-Zastrouw mengandaikan Pancasila sebagai berlian yang hanya bisa bernilai dan bermanfaat bagi orang yang paham mengolahnya. Pelaksanaan Pancasila, kata Zastrouw, memerlukan kebeningan hati, kepekaan rasa dan kelapangan berpikir setiap anak bangsa.

Baca juga: Pesan Gubernur Lemhannas kepada Milenial: Kita Punya Dasar Negara yang Sama yaitu Pancasila
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More