Rawan Jadi Klaster Corona, Protokol Kesehatan di Asrama Harus Lebih Ketat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Temuan seribuan kasus positif virus Corona (Covid-19) membuat Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD menjadi klaster baru penularan Covid-19.
Temuan ini sekaligus membuktikan model sekolah berasrama rawan penyebaran Covid-19. Ditambah lagi pondok pesantren di berbagai daerah akan segera dibuka. Bahkan sudah ada yang mulai dibuka.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR Intan Fauzi menekankan pentingnya disiplin semua pihak menjalani protokol kesehatan. Terlebih, di tempat yang jumlah orangnya banyak dan berinteraksi 24 jam selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Contohnya sekolah di asrama atau pondok pesantren.
Selain adanya konsentrasi jumlah orang setiap harinya, kata dia, orang-orang di suatu asrama biasanya bertemu lebih intens. Bahkan terkadang peralatan makan pun juga digunakan bersama-sama.
Oleh karena itu, tak heran penularan Covid-19 akan lebih mudah. “Memang kalau sudah ada yang positif ya harus ditutup, kan logikanya begitu. Kemudian dilakukan isolasi agar yang terpapar tidak lebih banyak lagi,” ujar Intan.
( )
Dengan demikian, Bendahara Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan, perlu persiapan yang matang sebelum sekolah asrama dibuka. Sama halnya dengan sektor-sektor lain yang perlu mempersiapkan protokol kesehatan secara ketat. Lalu sebelumnya, harus ada pemeriksaan dan memastikan semua orang itu negatif.
“Intinya itu saja, apalagi kalau sudah ada yang positif dalam jumlah banyak. Mau enggak mau harus dilakukan isolasi dan ditutup supaya tidak menambah lagi. Sekolahnya kembali jarak jauh karena memang kondisinya, trasnmisi lokalnya masih terjadi,” tuturnya.
Temuan ini sekaligus membuktikan model sekolah berasrama rawan penyebaran Covid-19. Ditambah lagi pondok pesantren di berbagai daerah akan segera dibuka. Bahkan sudah ada yang mulai dibuka.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR Intan Fauzi menekankan pentingnya disiplin semua pihak menjalani protokol kesehatan. Terlebih, di tempat yang jumlah orangnya banyak dan berinteraksi 24 jam selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Contohnya sekolah di asrama atau pondok pesantren.
Selain adanya konsentrasi jumlah orang setiap harinya, kata dia, orang-orang di suatu asrama biasanya bertemu lebih intens. Bahkan terkadang peralatan makan pun juga digunakan bersama-sama.
Oleh karena itu, tak heran penularan Covid-19 akan lebih mudah. “Memang kalau sudah ada yang positif ya harus ditutup, kan logikanya begitu. Kemudian dilakukan isolasi agar yang terpapar tidak lebih banyak lagi,” ujar Intan.
( )
Dengan demikian, Bendahara Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan, perlu persiapan yang matang sebelum sekolah asrama dibuka. Sama halnya dengan sektor-sektor lain yang perlu mempersiapkan protokol kesehatan secara ketat. Lalu sebelumnya, harus ada pemeriksaan dan memastikan semua orang itu negatif.
“Intinya itu saja, apalagi kalau sudah ada yang positif dalam jumlah banyak. Mau enggak mau harus dilakukan isolasi dan ditutup supaya tidak menambah lagi. Sekolahnya kembali jarak jauh karena memang kondisinya, trasnmisi lokalnya masih terjadi,” tuturnya.
(dam)