Jalan Tengah Menghadapi Pandemi Corona

Senin, 15 Juni 2020 - 15:20 WIB
loading...
A A A
Ki Bagus Hadikusumo saat menjadi anggota BPUPKI, Prof Kahar Muzakkir saat merumuskan Piagam Jakarta bersama para negarawan lainnya, benar-benar konsisten menempatkan semangat persautan bangsa ketimbang ego agama dan organisasi asalnya. Sungguh sifat kenegarawanan para pahlawan nasional itu sangatlah relevan untuk kita teladani dan amalkan untuk menghadapi pandemik Covid-19.

Dengan pandemik global yang sudah mematikan 434.980 manusia di muka bumi dan menjangkititi 7,9 juta orang dan tersebar di 215 negara sudah sangat cukup untuk menyadarkan kita bahwa masalah ini adalah masalah bersama.

Kesadaran pentingnya sifat kenegarawan terejawantahkan dalam sikap setiap aktor di berbagai struktur politik yang ada. Pemerintah dari pusat hingga daerah menjalankan amanah konstitusi dengan maksimal. Dana pemulihan ekonomi ratusan triliun itu dijalankan dengan niatan mensejahterakan rakyat. Pemerintah jujur dan senantiasa terbuka menyasar masyarakat terdampak seperti jutaan korban PHK, masyarakat miskin dan pelaku UMKM.

Dalam konteks melawan corona, para pemangku kepentingan menerapkan kebijakan yang tidak tumpang tindih, melibatkan para tokoh politik, tokoh ormas dan unsur penting masyarakat lainnya dalam memberikan penyadaran tentang bagaimana hidup dengan kenormalan baru di tengah pandemik.

Tak hanya memberikan sosialisasi tentang pola hidup baru seperti penggunaan masker dan kebiasaan cuci tangan dimanapun berada. Tetapi memberikan saluran informasi yang komprehensif tentang apa saja yang dikerjakan pemerintah, sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman masyarakat, seperti anggapan para tenaga kesehatan mengambil keuntungan di tengah pandemik.

Para legislator di berbagai level menjalankan mandat sebagai pengawas pemerintah dengan maksimal. Menyalurkan seluruh aspirasi dan kritik masyarakat pada pemerintah. Jika para wakil rakyat kemudian menjalankan fungsinya secara maksimal, maka tidak akan terjadi “kolesterol” komunikasi antara negara dan masyarakatnya.

Kondisi masyarakat yang memegang teguh soko guru nilai dan akar bangsa Indonesia semakin menjadi jalan solusi melepaskan diri dari pandemik Covid-19 ini. Masyarakat kemudian terlibat menjadi agen sosial, mendidik sekaligus menyerap segala kritik dan kehendak publik.

Muaranya adalah tidak akan terjadi lagi kesalahpahaman, kejengkelan masyarakat atau perasaan terampas. Dalam konteks pandemi Covid-19, pada akhirnya akan tertangani dengan cepat dan efektif.

Saya meyakini dengan cara demikian, pandemi Covid-19 justru akan menjadi jalan khidmat dan ruang kebijaksanaan seluruh elemen bangsa. Dalam berbagai ruang saya selalu mengajak kepada seluruh anak bangsa untuk senantiasa mengedepankan kepentingan bangsa. Kita tidak boleh lelah menyuarakan dan mengamalkan tentang sifat-sifat kenegarawan, termasuk menghadapi ujian berat wabah Covid-19 ini.

Mari bersatu menekan kemarahan, kita hentikan perasaan paling benar, saling menyalahkan dan resisten terhadap kebijakan pemerintah dan anjuran para ahli. Memperkuat tradisi dialog dan gotong royong serta berlomba menebar kebaikan antar sesama anak bangsa. Menuju satu fase kenormalan baru menjadi bangsa yang maju, beradab dan tangguh. Peradaban madani yang sarat dengan nilai berkemajuan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2312 seconds (0.1#10.140)