Cara Industri Ritel Menyelamatkan Diri di Masa Pemulihan
loading...
A
A
A
Menang, pada awalnya mungkin aka nada tantangan dan kendala bermunculan yang membuat proses transformasi tidak berjalan mulus. Namun, dengan keyakinan dan banyaknya percobaan (trial & error), pelaku usaha akan menemukan pengalaman unik dan tepat untuk konsumen mereka, dan tentunya memenangkan pelanggan.
Transformasi dengan dasar pengalaman pelanggan dapat dimulai dari salah satu bagian dari bisnis tersebut. Misalnya, dari sisi pemasaran yang dilakukan secara digital. Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan transformasi pada keseluruhan proses yang ada. Cara ini dapat diperluas seiring dengan berjalannya waktu, dengan menggunakan proses metodologi yang fleksibel (agile).
Salah satu contoh pengalaman bisa dilihat dari perusahaan-perusahaan fast moving consumer good (FMCG) yang mengubah cara bertransaksi konsumennya menjadi lebih mudah dengan menggunakan teknologi aplikasi messenger seperti WhatsApp.
Layanan yang menggunakan chatbot dalam WhatsApp ini memungkinkan respons otomatis selama 24 jam sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen tersebut terhadap usahanya.
Di Indonesia, layanan seperti mulai lumrah ditemukan. Perlahan tapi pasti, akan semakin banyak yang melakukan praktik ini karena dampak yang ditimbulkannya positif bagi perkembangan industri.
Meski demikian, harus diingat bahwa teknologi bukanlah sulap. Meski demikian, sudah diakui bahwa dengan menggunakan teknologi maka pelaku usaha dapat meningkatkan kinerjanya, serta mengurangi biaya operasional apabila digunakan dengan baik.
Hanya saja, karena industry ritel ujungnya bermuara kepada konsumen, maka sudut pandang konsumen harus menjadi pondasi utama dalam melakukan transformasi bisnis.
Sebagai pemilik bisnis tentu akan ada ada rasa bangga atas sesuatu yang dianggap benar berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Hanya saja, dalam dunia informasi dan teknologi yang terus berubah, harus disadari bahwa ada hal-hal di luar sana yang tidak kita ketahui. Oleh karena itu, kolaborasi merupakan salah satu kunci sukses untuk meningkatkan bisnis.
Teknologi di industri ritel juga akan terus berkembang di masa mendatang. Teknologi blockchain harus dimasukkan ke dalam industri ini karena akan memungkinkan para peritel secara akurat melacak proses rantai pasokan mereka di lingkungan yang tidak adanya kepercayaan.
Sebagai ilustrasi, apabila ada peritel yang mengklaim produk mereka organic, dengan blockchain, para konsumen atau pengecer dapat melihat seluruh proses rantai pasokan dan memberikan bukti bahwa produk mereka benar-benar organik. Inilah yang akan merevolusi industri ritel dalam beberapa tahun ke depan.
Transformasi dengan dasar pengalaman pelanggan dapat dimulai dari salah satu bagian dari bisnis tersebut. Misalnya, dari sisi pemasaran yang dilakukan secara digital. Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan transformasi pada keseluruhan proses yang ada. Cara ini dapat diperluas seiring dengan berjalannya waktu, dengan menggunakan proses metodologi yang fleksibel (agile).
Salah satu contoh pengalaman bisa dilihat dari perusahaan-perusahaan fast moving consumer good (FMCG) yang mengubah cara bertransaksi konsumennya menjadi lebih mudah dengan menggunakan teknologi aplikasi messenger seperti WhatsApp.
Layanan yang menggunakan chatbot dalam WhatsApp ini memungkinkan respons otomatis selama 24 jam sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen tersebut terhadap usahanya.
Di Indonesia, layanan seperti mulai lumrah ditemukan. Perlahan tapi pasti, akan semakin banyak yang melakukan praktik ini karena dampak yang ditimbulkannya positif bagi perkembangan industri.
Meski demikian, harus diingat bahwa teknologi bukanlah sulap. Meski demikian, sudah diakui bahwa dengan menggunakan teknologi maka pelaku usaha dapat meningkatkan kinerjanya, serta mengurangi biaya operasional apabila digunakan dengan baik.
Hanya saja, karena industry ritel ujungnya bermuara kepada konsumen, maka sudut pandang konsumen harus menjadi pondasi utama dalam melakukan transformasi bisnis.
Sebagai pemilik bisnis tentu akan ada ada rasa bangga atas sesuatu yang dianggap benar berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Hanya saja, dalam dunia informasi dan teknologi yang terus berubah, harus disadari bahwa ada hal-hal di luar sana yang tidak kita ketahui. Oleh karena itu, kolaborasi merupakan salah satu kunci sukses untuk meningkatkan bisnis.
Teknologi di industri ritel juga akan terus berkembang di masa mendatang. Teknologi blockchain harus dimasukkan ke dalam industri ini karena akan memungkinkan para peritel secara akurat melacak proses rantai pasokan mereka di lingkungan yang tidak adanya kepercayaan.
Sebagai ilustrasi, apabila ada peritel yang mengklaim produk mereka organic, dengan blockchain, para konsumen atau pengecer dapat melihat seluruh proses rantai pasokan dan memberikan bukti bahwa produk mereka benar-benar organik. Inilah yang akan merevolusi industri ritel dalam beberapa tahun ke depan.