Omicron Sudah Ada di 110 Negara, Kemenkes Ingatkan Waspada Gelombang Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Varian Omicron menyebar ke sejumlah negara. Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan saat ini sudah 110 negara yang melaporkan kasus varian Omicron.
Sehingga, harus waspada terhadap potensi adanya gelombang Covid-19 di berbagai negara. “Saat ini Omicron menjadi varian yang menyita banyak perhatian terutama dengan karakteristiknya yang memungkinkan untuk memunculkan gelombang Covid-19 di berbagai negara,” kata Nadia saat konferensi pers secara virtual, Jumat (24/12/2021).
Nadia menuturkan, WHO melaporkan per 23 Desember sudah ada 110 negara yang melaporkan telah mendeteksi kasus Omicron ini baik yang diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun yang diperoleh dari penularan komunitas atau sudah ada penularan di dalam masyarakat.
“Kita harus mulai bersiap dan waspada jika gelombang berikutnya mungkin akan muncul, seiring dengan meluasnya varian baru Omicron,” tegasnya.
Nadia mengatakan tingkat Omicron diyakini melebihi varian Delta, sehingga bisa sampai dengan 3 kali. “Sehingga negara Inggris yang juga telah memprediksi bahwa varian Omicron akan menjadi varian yang mendominasi di negara tersebut di awal tahun 2022,” paparnya.
“Sejauh ini kita ketahui gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron adalah lebih ringan daripada varian-varian lain termasuk varian Delta. Namun studi masih terus dilakukan untuk memahami karakteristik varian baru ini,” kata Nadia.
Dia mengatakan, WHO dalam laporannya menyampaikan bahwa risiko untuk semua negara masih dikategorikan sangat tinggi. “Dengan mempertimbangkan varian dominan saat ini yang masih di negara kita adalah dan juga di global adalah varian Delta yang tentunya sempat memunculkan gelombang besar di berbagai negara,” pungkasnya.
Sehingga, harus waspada terhadap potensi adanya gelombang Covid-19 di berbagai negara. “Saat ini Omicron menjadi varian yang menyita banyak perhatian terutama dengan karakteristiknya yang memungkinkan untuk memunculkan gelombang Covid-19 di berbagai negara,” kata Nadia saat konferensi pers secara virtual, Jumat (24/12/2021).
Nadia menuturkan, WHO melaporkan per 23 Desember sudah ada 110 negara yang melaporkan telah mendeteksi kasus Omicron ini baik yang diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun yang diperoleh dari penularan komunitas atau sudah ada penularan di dalam masyarakat.
“Kita harus mulai bersiap dan waspada jika gelombang berikutnya mungkin akan muncul, seiring dengan meluasnya varian baru Omicron,” tegasnya.
Nadia mengatakan tingkat Omicron diyakini melebihi varian Delta, sehingga bisa sampai dengan 3 kali. “Sehingga negara Inggris yang juga telah memprediksi bahwa varian Omicron akan menjadi varian yang mendominasi di negara tersebut di awal tahun 2022,” paparnya.
“Sejauh ini kita ketahui gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron adalah lebih ringan daripada varian-varian lain termasuk varian Delta. Namun studi masih terus dilakukan untuk memahami karakteristik varian baru ini,” kata Nadia.
Dia mengatakan, WHO dalam laporannya menyampaikan bahwa risiko untuk semua negara masih dikategorikan sangat tinggi. “Dengan mempertimbangkan varian dominan saat ini yang masih di negara kita adalah dan juga di global adalah varian Delta yang tentunya sempat memunculkan gelombang besar di berbagai negara,” pungkasnya.
(rca)