Kasus Covid Kembali Tembus 1.000
loading...
A
A
A
Sejak mencapai puncaknya pada Juli 2021 silam, kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia terus melandai. Bahkan pada pekan terakhir Desember tahun lalu jumlah konfirmasi positif virus korona konstan di bawah 200 kasus per hari.
Melihat tren yang terus melandai, sudah barang tentu muncul optimisme yang kuat bahwa pandemi virus yang berasal dari Wuhan , China, itu kini mulai menghilang. Secara kasat mata optimisme masyarakat terlihat dari bergeraknya aktivitas ekonomi di pusat-pusat perbelanjaan, pasar dan tempat-tempat keramaian lainnya.
Bahkan, kendati banyak restoran atau kafe yang tutup, tidak sedikit justru muncul kafe-kafe dan restoran baru. Ini menandakan sudah ada gairah kembali perekomian di sekitar lingkungan sekitar kita.
Meski demikian, hendaknya kewaspadaan terhadap Covid-19 jangan sampai hilang. Varian baru Covid-19 yakni Omicron tidak bisa dianggap enteng. Buktinya, setelah melandai sekian lama, grafik penambahan kasus positif baru mulai bergerak naik sepanjang pekan lalu.
Pada Sabtu (15/1) lalu, kasus baru yang terkonfirmasi positif tembus angka 1.053 orang. Ini adalah kali pertama kasus positif Covid kembali menembus angka 1.000 sejak Oktober tahun lalu. Fakta ini semestinya menjadi peringatan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan bahwa Covid-19 masih ada.
Tanda-tanda bakal melonjaknya kasus baru Covid-19 sebenarnya sudah banyak diperkirakan oleh sejumlah ahli. Musababnya adalah meningkatnya aktivitas perjalanan pada musim liburan Natal dan Tahun Baru yang baru berlalu. Penambahan kasus di atas 500 kasus terjadi sejak mulai 6 Januari 2022 di mana saat itu angka terkonfirmasi positif sebanyak 533 kasus baru. Sejak itu, hingga memasuki pekan ketiga angka pertambahan pun cenderung meningkat hingga akhirnya tembus 1.000 kasus pada Sabtu lalu. Sementara pada Minggu (16/1), angka penambahan kasus baru sebanyak 855 orang.
Melihat fakta di atas, kita tentu saja berharap tidak ada lagi penambahan penularan baru di hari-hari berikutnya. Apalagi upaya vaksinasi terus gencar dilakukan. Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, per Minggu (16/1) jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 176,3 juta orang dan dosis kedua 119,7 juta orang. Adapun target keseluruhan vaksinasi nasional sebanyaj 208,26 juta orang.
Upaya mempercepat terjadinya kekebalan kelompok (herd immunity) yang dilakukan pemerintah juga dilakukan dengan memberikan vaksinasi dosis ketiga (booster) bagi mereka yang sudah disuntik vaksin 1 dan 2. Langkah ini tentu saja patut diapresiasi sebagai upaya menambah kekebalan tubuh dari serangan varian baru Omicron.
Ikhwal pemberian vaksinasi booster ini pun diperkuat dengan keluarnya Surat Edaran (SE) dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bernomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster).
SE ini ditujukan kepada para kepala dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta kepala/direktur rumah sakit (RS) dan kepala/pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di seluruh Indonesia. Dalam edarannya, disebutkan bahwa vaksinasi booster adalah vaksinasi Covid-19 setelah seseorang mendapat vaksinasi primer dosis lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan.
Menurut Kementerian Kesehatan, pemberian vaksinasi booster yang dilakukan setelah ada studi yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan antibodi pada enam bulan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis primer lengkap. Sehingga, diperlukan dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.
Vaksinasi booster akan diselenggarakan oleh pemerintah dan tidak berbayar dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan penderita imunokompromais. Adapun terkait kesediaan vaksinnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti
Nadia Tarmizi memastikan pasokan vaksin untuk booster aman. Menurut dia, seperti dikutip Sindonwews.com, hingga saati total vaksin yang sudah diterima Pemerintah Indonesia sebanyak 439.394.000.
Lebih lanjut Siti Nadia menerangkan, lebih dari 40% masyarakat Indonesia sudah divaksinasi hingga dosis kedua. Hal ini sesuai dengan target yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Bahkan, menurut Siti Nadia, Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang sudah menyuntikkan dalam hal jumlah dosis terbanyak maupun dalam hal jumlah dosis satu yang disuntikkan kepada masyarakat.
Melihat tren yang terus melandai, sudah barang tentu muncul optimisme yang kuat bahwa pandemi virus yang berasal dari Wuhan , China, itu kini mulai menghilang. Secara kasat mata optimisme masyarakat terlihat dari bergeraknya aktivitas ekonomi di pusat-pusat perbelanjaan, pasar dan tempat-tempat keramaian lainnya.
Bahkan, kendati banyak restoran atau kafe yang tutup, tidak sedikit justru muncul kafe-kafe dan restoran baru. Ini menandakan sudah ada gairah kembali perekomian di sekitar lingkungan sekitar kita.
Meski demikian, hendaknya kewaspadaan terhadap Covid-19 jangan sampai hilang. Varian baru Covid-19 yakni Omicron tidak bisa dianggap enteng. Buktinya, setelah melandai sekian lama, grafik penambahan kasus positif baru mulai bergerak naik sepanjang pekan lalu.
Pada Sabtu (15/1) lalu, kasus baru yang terkonfirmasi positif tembus angka 1.053 orang. Ini adalah kali pertama kasus positif Covid kembali menembus angka 1.000 sejak Oktober tahun lalu. Fakta ini semestinya menjadi peringatan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan bahwa Covid-19 masih ada.
Tanda-tanda bakal melonjaknya kasus baru Covid-19 sebenarnya sudah banyak diperkirakan oleh sejumlah ahli. Musababnya adalah meningkatnya aktivitas perjalanan pada musim liburan Natal dan Tahun Baru yang baru berlalu. Penambahan kasus di atas 500 kasus terjadi sejak mulai 6 Januari 2022 di mana saat itu angka terkonfirmasi positif sebanyak 533 kasus baru. Sejak itu, hingga memasuki pekan ketiga angka pertambahan pun cenderung meningkat hingga akhirnya tembus 1.000 kasus pada Sabtu lalu. Sementara pada Minggu (16/1), angka penambahan kasus baru sebanyak 855 orang.
Melihat fakta di atas, kita tentu saja berharap tidak ada lagi penambahan penularan baru di hari-hari berikutnya. Apalagi upaya vaksinasi terus gencar dilakukan. Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, per Minggu (16/1) jumlah masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 176,3 juta orang dan dosis kedua 119,7 juta orang. Adapun target keseluruhan vaksinasi nasional sebanyaj 208,26 juta orang.
Upaya mempercepat terjadinya kekebalan kelompok (herd immunity) yang dilakukan pemerintah juga dilakukan dengan memberikan vaksinasi dosis ketiga (booster) bagi mereka yang sudah disuntik vaksin 1 dan 2. Langkah ini tentu saja patut diapresiasi sebagai upaya menambah kekebalan tubuh dari serangan varian baru Omicron.
Ikhwal pemberian vaksinasi booster ini pun diperkuat dengan keluarnya Surat Edaran (SE) dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bernomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster).
SE ini ditujukan kepada para kepala dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta kepala/direktur rumah sakit (RS) dan kepala/pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di seluruh Indonesia. Dalam edarannya, disebutkan bahwa vaksinasi booster adalah vaksinasi Covid-19 setelah seseorang mendapat vaksinasi primer dosis lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan.
Menurut Kementerian Kesehatan, pemberian vaksinasi booster yang dilakukan setelah ada studi yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan antibodi pada enam bulan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis primer lengkap. Sehingga, diperlukan dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.
Vaksinasi booster akan diselenggarakan oleh pemerintah dan tidak berbayar dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan penderita imunokompromais. Adapun terkait kesediaan vaksinnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti
Nadia Tarmizi memastikan pasokan vaksin untuk booster aman. Menurut dia, seperti dikutip Sindonwews.com, hingga saati total vaksin yang sudah diterima Pemerintah Indonesia sebanyak 439.394.000.
Lebih lanjut Siti Nadia menerangkan, lebih dari 40% masyarakat Indonesia sudah divaksinasi hingga dosis kedua. Hal ini sesuai dengan target yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Bahkan, menurut Siti Nadia, Indonesia termasuk ke dalam lima negara yang sudah menyuntikkan dalam hal jumlah dosis terbanyak maupun dalam hal jumlah dosis satu yang disuntikkan kepada masyarakat.
(ynt)