UMKM: Katalisator Ekonomi Indonesia?

Senin, 27 Mei 2024 - 08:26 WIB
loading...
A A A
UMKM memiliki keunggulan yang unik dalam hal fleksibilitas. Skala yang kecil dan struktur organisasi yang sederhana memungkinkan UMKM untuk dengan cepat beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen. Bahkan dalam beberapa kasus, UMKM mampu merespon lebih cepat daripada perusahaan besar, memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif dan relevan di pasar yang berubah dengan cepat.

Kini, tatkala Indonesia dihadapkan pada tantangan ekonomi yang kompleks, UMKM adalah kunci untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Keberadaan UMKM yang tersebar di seluruh pelosok negeri juga memungkinkan terjadinya pemerataan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Di pedesaan, UMKM menjadi tulang punggung ekonomi lokal yang mampu menghadirkan peluang kerja bagi penduduk setempat, mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian, dan memberikan alternatif mata pencaharian yang lebih beragam. Artinya, UMKM dapat memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, menjaga keberlangsungan hidup komunitas, dan mencegah urbanisasi yang berlebihan.

Tak hanya itu, UMKM pun memainkan peran penting dalam memperkuat ekonomi perkotaan. UMKM sering kali menjadi sumber inovasi dan keunikan lokal, memberikan warna dan karakteristik khusus bagi kota-kota di Indonesia.

Peningkatan Daya Saing dan Networking UMKM


Pemberdayaan UMKM menjadi salah satu prioritas nasional mengingat besarnya potensi dan kehebatannya dalam menghadapi berbagai turbulensi ekonomi, membantu penyerapan tenaga kerja, dan sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional.

Akan tetapi, dalam menghadapi persaingan global dan perubahan dinamis di pasar, UMKM di Indonesia masih perlu meningkatkan daya saingnya. Hal tersebut karena sektor UMKM di Indonesia masih memiliki daya saing yang rendah dibandingkan dengan berbagai negara lain.

Hal ini tentu cukup miris, mengingat vitalnya peran UMKM bagi pengembangan ekonomi nasional. Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai saat ini UMKM memiliki beberapa tantangan, salah satunya mahalnya biaya logistik terutama bahan baku sampai pengiriman kepada konsumen. Hal tersebutlah yang kemudian memicu rendahnya daya saing UMKM Indonesia dibandingkan negara Asia Tenggara.

Bahan baku merupakan elemen penting dalam proses produksi. Kualitas bahan baku yang baik akan menghasilkan produk akhir yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, peningkatan efisiensi biaya logistik adalah kunci utama untuk meningkatkan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Melalui logistik yang lebih efisien, UMKM dapat memperoleh bahan baku berkualitas tinggi dengan biaya lebih rendah dan waktu pengiriman yang lebih cepat, sehingga menghasilkan produk akhir yang lebih baik. Selain itu, rendahnya kualitas tenaga kerja dan minimnya adopsi teknologi.

Banyak tenaga kerja di sektor UMKM yang kurang mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang memadai, sehingga keterampilan dan produktivitas mereka tidak optimal. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya akses terhadap pelatihan teknologi terapan yang berkualitas dan berkelanjutan.

Minimnya penggunaan teknologi canggih seperti otomatisasi, sistem manajemen digital, dan platform e-commerce membatasi kemampuan UMKM untuk mencapai efisiensi operasional, serta penetrasi pasar semakin berat untuk masuk pasar lokal maupun global yang dinamis dan kompetitif.

Permasalahan lainnya adalah keterbatasan dalam networking dengan stakeholder secara horizontal maupun vertical, seperti akses pasar. Padahal, jaringan yang kuat dengan stakeholder, seperti pemasok, distributor, investor, dan pemerintah, serta koneksi dengan pasar yang lebih luas, sangat penting untuk kesuksesan UMKM.

Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa masih banyak UMKM yang belum mampu memanfaatkan potensi tersebut secara optimal. UMKM sering kali kesulitan membangun jaringan yang efektif dengan stakeholder. Tanpa hubungan yang kuat dengan pemasok, mereka menghadapi tantangan dalam mendapatkan bahan baku berkualitas dengan harga yang kompetitif.

Hal ini berdampak langsung pada biaya produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, keterbatasan dalam networking juga mempengaruhi kemampuan UMKM untuk mengakses pasar yang lebih luas.

Berkaca pada berbagai peluang dan tantangan yang dimiliki oleh UMKM di Indonesia, maka peningkatan daya saing UMKM sangat memerlukan dukungan yang kuat dari pemerintah yang berkelanjutan dan dengan target daya saing yang berbasis kemandirian.

Melalui menyediakan platform networking, memberikan pendidikan dan pelatihan, mendukung adopsi teknologi digital, membangun kemitraan strategis, dan memfasilitasi akses pendanaan, produk – produk UMKM semakin bersaing, memiliki standarisasi produk yang tinggi sehingga mudah masuk ke pasar domestik (yang notabene penuh dengan produk luar negeri) dan pasar global.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)
pixels