Jalan Terjal Anas Urbaningrum, Pejuang, dan Simbol Perlawanan Kriminalisasi Politik

Selasa, 11 April 2023 - 07:00 WIB
loading...
A A A
Ikhwal, saat fase transisi reformasi jagat digital dan ruang publik riuh-rendah dalam melihat sosok Anas Urbaningrum. Seiring berjalannya waktu, AU melejit dan menjelma menjadi tokoh muda yang bersinar.

Anas menjadi politisi muda kalem, santun, berkarakter, dan berkharisma. Anas sempat digadang-gadang menjadi pemimpin muda yang memiliki masa depan cemerlang. Anas juga dinilai sebagai figur yang memiliki magnet elektoral dan daya tarik, serta daya pikat tersendiri sehingga membuat banyak partai tertarik mengadopsi Anas.

Itu sebabnya karier politik Anas mulus cepat melejit meski terkadang diterpa isu tak sedap. Puncaknya, Anas menjadi Ketua Umum Partai Demokrat setelah berhasil mengalahkan dua pesaingnya Marzuki Ali dan Andi Malaranggeng yang notabene disokong Istana.

Kemenangan Anas ternyata menyisakan krikil dan dinamika panjang yang tak berkesudahan dan itu juga menjadi batu sandungan bagi perjalan karier politik AU. Barisan sakit hati terus-menerus mengobok-obok AU di internal Demokrat meski diakomudasi dan mendapakan jabatan strategis di DPP Demokrat.

Politik akomudasi yang dilakukan Anas tak lain adalah untuk meredam munculnya gejolak politik di internal Demoktat, namun barisan sakit tak bisa move on atas kekalahan di kongres Bandung sehingga melahirkan faksionalisasi di tubuh Demokrat.

Alhasil kudeta yang dilakukan barisan sakit hati menemukan momentum setelah AU di-TSK. Konflik Demokrat itu berakhir tragis karena menombalkan Anas sebagai pesakitan di jeruji Besi mendekam selama 9 tahun di Sukamiskin.

Sungguh sangat ironis dan menyedihkan ketika hukum menjadi alat politik penguasa untuk membunuh lawan politik yang dianggap tidak "sami'na waa atha'na".

Pada titik ini dapat disimpulkan bahwa Anas adalah korban pertarungan politik yang ditumbalkan oleh faksi Cikeas meminjam istilah Ma'mun Murod. Persepsi mereka tentang AU karena dianggap membuat kesalahan fatal yaitu tidak tunduk dan tak patuh atas titah dan sabda SBY.

Anas dinilai liar dalam mengelola partai, Anas ingin Demokrat menjadi partai moderen dan terbuka. Anas ingin mengubah citra Demokrat dari partai keluarga menjadi partai milik semua kader.

Pada intinya, kemenangan AU pada kongres Bandung dinilai akan mengubur mimpi indah trah Cikeas untuk menguasi Demokrat, maka segala cara ditempuh untuk menghancurkan dan mendepak Anas dari Demokrat. Alhasil, lewat KPK dengan "nabok nyilih tangan" Cikeas berhasil menggulingkan Anas dan merebut kembali Demokrat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1911 seconds (0.1#10.140)