Tiga Negara ASEAN Bersatu Hadapi Dampak Pandemi Covid-19

Rabu, 08 Juli 2020 - 18:35 WIB
Plt. Sekjen Kemnaker, Budi Hartawan, dalam konferensi tentang Managing the Impact of Covid-19 on IMT-GT Working Group on Human Resources Development, Education, and Culture Cooperation (WGHRDEC), melalui video conference di Jakarta (8/7/2020).
JAKARTA - Tiga negara ASEAN yang tergabung dalam IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) menyatakan komitmennya untuk bersatu menghadapi dampak pandemi Covid-19. Komitmen ini akan diwujudkan dalam bentuk pemulihan ekonomi dengan mengedepankan protokol kesehatan.

Plt. Sekjen Kemnaker, Budi Hartawan, menyatakan bahwa pemulihan ekonomi di kawasan Indonesia, Malaysia dan Thailand, membutuhkan komitmen dan kerja bersama.

“Dibutuhkan kolaborasi strategis antar negara tetangga khususnya dalam kerangka kerja sama IMT-GT yang berfokus pada pemulihan ekonomi subregional di wilayah perbatasan Indonesia, Malaysia dan Thailand,” kata Plt. Sekjen Kemnaker, Budi Hartawan, dalam konferensi tentang "Managing the Impact of Covid-19 on IMT-GT Working Group on Human Resources Development, Education, and Culture Cooperation" (WGHRDEC), melalui video conference di Jakarta (8/7/2020).



Budi mengemukakan data Asian Development Bank (ADB) selama pandemi Covid-19, yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN mengalami penurunan dari 4,7 persen di tahun 2019 menjadi 1 persen di kuartal pertama tahun 2020. Berdasarkan laporan ILO, pekerja di kawasan ASEAN mengalami penurunan atau sama sekali kehilangan pendapatan.

"Bahkan kehilangan tunjangan dan perlindungan sosial terkait pekerjaan, dan kerap kali resiko tersebut lebih tinggi pada pekerja migran perempuan, " katanya.

Pandemi Covid-19 juga menimbulkan tantangan baru di sektor ketenagakerjaan. Yaitu terhambatnya rantai pasok global dan penurunan hasil produksi yang diakibatkan adanya pembatasan sosial berskala besar dan adanya restriksi pada pergerakan mobilitas orang atau tenaga kerja.

Hal ini menyebabkan terganggunya keberlangsungan usaha yang akan diikuti oleh turunnya pendapatan bagi pekerja dan keluarganya. "Krisis tersebut tidak hanya berdampak pada sektor formal tetapi juga sektor Informal dan kelompok pekerja tertentu seperti pekerja muda dan pekerja lansia," ujarnya.

Budi juga menjelaskan, masyarakat di wilayah perbatasan juga terdampak oleh krisis pandemi. Perekonomian masyarakat masih sangat tergantung pada interaksi perdagangan dan mobilitas lintas negara.

Namun di sisi lain, krisis pandemi ini membuka peluang baru di bidang ketenagakerjaan. "Saat transisi new normal ini, semua stakeholder didorong beradaptasi cepat untuk memanfaatkan peluang tersebut melalui identifikasi pekerjaan masa depan, dengan memperkuat keberadaan UMKM dari segi finansial, SDM dan pemasarannya melalui teknologi digital," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More