Gotong Royong Nasional untuk Meraih Juara
Jum'at, 09 September 2022 - 14:29 WIB
Sinergitas juga perlu dibangun antara peran birokrasi pusat dan daerah, serta memberi kesempatan who does what (siapa sebaiknya melakukan apa) pada semua unsur pentahelix olahraga. Sinergi itu akan terjadi ketika birokrat, pengusaha, akademisi, komunitas, dan media memberikan kontribusi spesifik sesuai peran terbaik masing-masing.
Ketiga, produktivitas menuju prestasi olahraga berkelas dunia dilakukan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas iklim kompetisi. Kompetisi pada tataran multi event (pekan olahraga) maupun single event (kejurda/kejurnas) “dikocok ulang” agar semakin nyata untuk tujuan produktivitas juara paripurna.
Dukungan iptek olahraga (sport science) dalam perspektif yang luas dan berbasis pada nilai pragmatis pengembangan performa atlet, dilakukan secara nyata melalui bukti kecukupan karya riset para akademisi olahraga, terutama di perguruan-perguruan tinggi keolahragaan.
Dimensi performa dalam Sport Development Index (SDI) merupakan salah satu dari sembilan dimensi yang berkaitan erat dengan instrumen untuk menakar produktivitas juara. Dalam dimensi performa, setiap provinsi di Indonesia ditakar kontribusinya dalam hal memproduksi juara pada 14 cabang olahraga (cabor) prioritas olimpiade dan 5 (lima) cabor Paralimpiade sebagaimana menjadi fokus pabrik prestasi olahraga yang disebut DBON.
Tinggi rendahnya indeks performa setiap provinsi sangat tergantung pada kuantitas juara yang berhasil didulang setiap tahunnya.
Soliditas nasional menjadi tumpuan dasar formula yang memiliki perspektif keunggulan dan daya saing olahraga berwawasan kebangsaan. Kepentingan nasional lebih diprioritas dibandingkan kepentingan-kepentingan yang lebih mikro dalam tataran kewilayahan dan geografis.
Sikap “militan” yang umumnya lebih kuat ketika “membela” daerah, harus mulai bertransformasi dan bermetamorfosis menuju etos militansi “membela” kepentingan nasional.
Ego sektoral yang berbasis “kasta-kasta” cabang olahraga (cabor) pun harus dihindari, meskipun kini dikenal ada nomenklatur cabor prioritas. Cabor nonprioritas bukan berarti boleh dianggap cabor yang tak penting, karena hakikat peluang berprestasi dan menjadi juara tetap terbuka tanpa adanya diskriminasi.
Dirgahayu olahraga nasional kita, Gotong royong nasional untuk meraih juara.
Baca Juga: koran-sindo.com
Ketiga, produktivitas menuju prestasi olahraga berkelas dunia dilakukan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas iklim kompetisi. Kompetisi pada tataran multi event (pekan olahraga) maupun single event (kejurda/kejurnas) “dikocok ulang” agar semakin nyata untuk tujuan produktivitas juara paripurna.
Dukungan iptek olahraga (sport science) dalam perspektif yang luas dan berbasis pada nilai pragmatis pengembangan performa atlet, dilakukan secara nyata melalui bukti kecukupan karya riset para akademisi olahraga, terutama di perguruan-perguruan tinggi keolahragaan.
Dimensi performa dalam Sport Development Index (SDI) merupakan salah satu dari sembilan dimensi yang berkaitan erat dengan instrumen untuk menakar produktivitas juara. Dalam dimensi performa, setiap provinsi di Indonesia ditakar kontribusinya dalam hal memproduksi juara pada 14 cabang olahraga (cabor) prioritas olimpiade dan 5 (lima) cabor Paralimpiade sebagaimana menjadi fokus pabrik prestasi olahraga yang disebut DBON.
Tinggi rendahnya indeks performa setiap provinsi sangat tergantung pada kuantitas juara yang berhasil didulang setiap tahunnya.
Soliditas nasional menjadi tumpuan dasar formula yang memiliki perspektif keunggulan dan daya saing olahraga berwawasan kebangsaan. Kepentingan nasional lebih diprioritas dibandingkan kepentingan-kepentingan yang lebih mikro dalam tataran kewilayahan dan geografis.
Sikap “militan” yang umumnya lebih kuat ketika “membela” daerah, harus mulai bertransformasi dan bermetamorfosis menuju etos militansi “membela” kepentingan nasional.
Ego sektoral yang berbasis “kasta-kasta” cabang olahraga (cabor) pun harus dihindari, meskipun kini dikenal ada nomenklatur cabor prioritas. Cabor nonprioritas bukan berarti boleh dianggap cabor yang tak penting, karena hakikat peluang berprestasi dan menjadi juara tetap terbuka tanpa adanya diskriminasi.
Dirgahayu olahraga nasional kita, Gotong royong nasional untuk meraih juara.
Baca Juga: koran-sindo.com
tulis komentar anda