Gotong Royong Nasional untuk Meraih Juara
Jum'at, 09 September 2022 - 14:29 WIB
Mereka yang berada di depan gerobak akan memberi tenaga tarikan. Orang-orang yang memiliki kemampuan berbeda untuk memajukan olahraga, tidak bisa dipaksa melakukan hal yang sama dalam posisi yang sama.
Kelima, berkontribusi sebagai dimensi gotong royong keolahragaan merupakan bentuk “partisipasi” secara khas yang bisa dimainkan oleh setiap komponen bangsa untuk memajukan hasil pembangunan olahraga yang mengakselerasi.
Para calon juara sudah pasti terlahir melalui “jalur elite” dalam semesta proses pembinaan berjenjang dan bersinambungan, tetapi mereka tak akan matang paripurna dalam situasi yang eksklusif. Sesuai dengan prinsip Long-Term Athlete Development (LTAD), mereka butuh waktu “panen” setidaknya 10 tahun untuk pantas berprestasi puncak dan menjuara. Tak ada jalan pintas dan tak ada “sim salabim abrakadabra” dalam mencetak juara.
Kerangka Soliditas Nasional
Pada era kekinian terdapat berbagai regulasi keolahragaan yang memiliki fungsi pengikat untuk membangun soliditas nasional. Salah satu yang paling relevan dengan semangat “Bersama mencetak Juara”, adalah Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Bahkan DBON kini telah “dinobatkan” sebagai pabrik prestasi olahraga. Sebuah instalasi blue print keolahragaan nasional yang berurusan erat dengan proses memproduksi juara. DBON memiliki tiga tujuan utama, yakni: (1) meningkatkan budaya olahraga, (2) meningkatkan kapasitas, sinergitas, dan produktivitas olahraga prestasi, dan (3) meningkatkan ekonomi nasional berbasis olahraga. Idealnya, proses produksi performa atlet elit (baca: juara), tetap tumbuh terjaga dalam satu koridor pencapaian ketiga tujuan tersebut secara simultan.
Tanpa bermaksud menomor-duakan posisi tujuan lain, meningkatkan kapasitas, sinergitas, dan produktivitas olahraga prestasi menjadi sebuah tinjauan spesifik yang menarik. Ibarat senjata Trisula, ujung tengahnya merupakan bagian yang paling panjang. Bagian itu adalah usaha bersama untuk “menggarisbawahi” arti soliditas nasional dalam meraih performa juara.
Soliditas nasional adalah bentuk spesifik dari konsep gotong royong nasional yang berisi kapasitas besar, sinergitas kuat, dan produktivitas yang terjaga.
Pertama, kapasitas besar tidak selalu berarti ukuran yang besar. Artinya, prioritas dan pemfokusan perlu dilakukan dalam rangka mengefektifkan proses membidani lahirnya prestasi talenta muda berbakat luar biasa pada cabor olahraga tertentu, melalui perencanaan dan tata kelola modern yang berbasis iptek olahraga (sport science).
Kedua, sinergitas yang semakin menguat diperlukan untuk mengakselerasi capaian terbaik prestasi olahraga nasional dalam wujud sinergitas antar-stakeholder olahraga pada pilar olahraga prestasi, olahraga rekreasi, dan olahraga rekreasi (masyarakat).
Kelima, berkontribusi sebagai dimensi gotong royong keolahragaan merupakan bentuk “partisipasi” secara khas yang bisa dimainkan oleh setiap komponen bangsa untuk memajukan hasil pembangunan olahraga yang mengakselerasi.
Para calon juara sudah pasti terlahir melalui “jalur elite” dalam semesta proses pembinaan berjenjang dan bersinambungan, tetapi mereka tak akan matang paripurna dalam situasi yang eksklusif. Sesuai dengan prinsip Long-Term Athlete Development (LTAD), mereka butuh waktu “panen” setidaknya 10 tahun untuk pantas berprestasi puncak dan menjuara. Tak ada jalan pintas dan tak ada “sim salabim abrakadabra” dalam mencetak juara.
Kerangka Soliditas Nasional
Pada era kekinian terdapat berbagai regulasi keolahragaan yang memiliki fungsi pengikat untuk membangun soliditas nasional. Salah satu yang paling relevan dengan semangat “Bersama mencetak Juara”, adalah Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Bahkan DBON kini telah “dinobatkan” sebagai pabrik prestasi olahraga. Sebuah instalasi blue print keolahragaan nasional yang berurusan erat dengan proses memproduksi juara. DBON memiliki tiga tujuan utama, yakni: (1) meningkatkan budaya olahraga, (2) meningkatkan kapasitas, sinergitas, dan produktivitas olahraga prestasi, dan (3) meningkatkan ekonomi nasional berbasis olahraga. Idealnya, proses produksi performa atlet elit (baca: juara), tetap tumbuh terjaga dalam satu koridor pencapaian ketiga tujuan tersebut secara simultan.
Tanpa bermaksud menomor-duakan posisi tujuan lain, meningkatkan kapasitas, sinergitas, dan produktivitas olahraga prestasi menjadi sebuah tinjauan spesifik yang menarik. Ibarat senjata Trisula, ujung tengahnya merupakan bagian yang paling panjang. Bagian itu adalah usaha bersama untuk “menggarisbawahi” arti soliditas nasional dalam meraih performa juara.
Soliditas nasional adalah bentuk spesifik dari konsep gotong royong nasional yang berisi kapasitas besar, sinergitas kuat, dan produktivitas yang terjaga.
Pertama, kapasitas besar tidak selalu berarti ukuran yang besar. Artinya, prioritas dan pemfokusan perlu dilakukan dalam rangka mengefektifkan proses membidani lahirnya prestasi talenta muda berbakat luar biasa pada cabor olahraga tertentu, melalui perencanaan dan tata kelola modern yang berbasis iptek olahraga (sport science).
Kedua, sinergitas yang semakin menguat diperlukan untuk mengakselerasi capaian terbaik prestasi olahraga nasional dalam wujud sinergitas antar-stakeholder olahraga pada pilar olahraga prestasi, olahraga rekreasi, dan olahraga rekreasi (masyarakat).
Lihat Juga :
tulis komentar anda