Surga-Surga Kecil Tersembunyi di Gunungkidul

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 06:36 WIB
Satu hal menarik yang terungkap dalam buku ini, ternyata kebangkitan pariwisata di Gunungkidul dimulai dari destinasi wisata Gua Pindul. Tempat tersebut sekaligus juga menjadi desa wisata pertama yang dikembangkan Bank Central Asia (BCA), dan menjadi referensi dalam mengembangkan desa wisata lainnya di seluruh Indonesia.

baca juga: Jelang New Normal, Gunungkidul Buka 4 Destinasi Wisata

Disebutkan bahwa desa-desa wisata sebagai desa binaan BCA merupakan implementasi dari komitmen BCA dalam mengembangkan bisnis di lingkungan komunitas, desa, maupun daerah. Hal ini dilakukan demi mendorong terciptanya pusat ekonomi baru, meningkatkan pendapatan daerah, memperluas lapangan pekerjaan, dan memberikan nilai tambah untuk ekonomi masyarakat lokal.

Patut disadari, pariwisata merupakan salah satu sektor penting dan strategis dalam peningkatan devisa negara. Membangun Indonesia salah satunya adalah dengan memberikan dukungan terhadap pengembangan pariwisata lokal menjadi destinasi kelas dunia. Desa dengan berbagai kekayaan alam, kearifan lokal, dan keragaman budayanya seperti halnya di Gunungkidul, diyakini mampu berperan sentral dalam rangka memperkuat jati diri bangsa, membangun ketahanan pangan, konservasi lingkungan, sekaligus menancapkan pondasi kesejahteraan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan.

baca juga: Warga Gunungkidul Simpan Alquran Tulisan Tangan Berusia Dua Abad

Dalam pengantarnya di buku “Gunungkidul, The Next Bali”, Cyrillus yang kini menjabat Komisaris Independen di BCA, secara khusus menyinggung sebuah artikelnya yang ditulis di Koran Seputar Indonesia (sekarang KORAN SINDO), pada 2010. Artikel berjudul “Monterrey di Gunung Kidul” ini menceritakan kisah perjalanan Cyrillus di bagian barat Gunung Kidul, dari Imogiri ke Panggang.

Sepanjang jalan yang cukup berliku di antara bukit dan lembah tersebut, ia menemukan kemiripan dengan perjalanannya dari Monterrey ke Pebble Beach Golf Course melalui jalan berbayar "Seventeen Mile Drive" di Negara Bagian California, Amerika Serikat . “Dalam tulisan tersebut, saya berkeyakinan bahwa Gunung Kidul berpotensi untuk dikembangkan menjadi seperti Monterrey di California atau Nusa Dua di Bali ,” ujar Cyrillus. (hal: xiv).

Sangat disadari, bahwa potensi pariwisata di Indonesia yang beragam membutuhkan sentuhan perhatian dan kepedulian banyak pihak untuk dapat bangkit sebagai destinasi populer. Berkaca pada kebangkitan Gunungkidul sebagai destinasi baru, pihak swasta dan pemerintah, baik lokal maupun pusat, memiliki andil yang siginifikan pada tahap pengembangan destinasi tersebut.

Kontribusi pemerintah dalam pengembangan pariwisata di Gunungkidul terutama terlihat dari dukungan infrastruktur, dari permasalahan transportasi darat, laut, maupun udara, akses terhadap air bersih, listrik, hingga perizinan-perizinan. Sementara itu, pihak swasta terlibat dalam keseluruhan proses, mulai dari transformasi mindset masyarakat lokal, persiapan dan penataan lokasi, pengembangan sumber daya manusia, pembangunan spot destinasi, hingga operasional dan promosi.

“Kekayaan alam, baik geopark dan pantainya, maupun pengembangan infrastruktur, akomodasi, juga berbagai destinasi wisata baru pada akhirnya membawa Gunungkidul menjadi destinasi wisata yang sangat populer. Bahkan bisa dikatakan popularitas Kabupaten Gunungkidul sebagai destinasi wisata bukan tidak mungkin melampaui berbagai ‘Bali Baru’ yang didorong pemerintah saat ini,” tulis Cyrillus. (hal: XV).

Gunungkidul adalah masterplan yang hidup, yaitu tempat pembelajaran komprehensif bagi siapa saja yang ingin mengembangkan destinasi pariwisata lokal, mulai dari nol hingga dikenal luas oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Gunungkidul sangat mungkin akan terus berkembang pesat mengingat masih banyak destinasi pariwisata yang bisa dikembangkan. Dan tentu saja, perlu pendekatan yang lebih strategis untuk menjaga kesinambungan dan keberlanjutan pengembangan pariwisata di kabupaten dalam wilayah Daerah Khusus (DI) Yogyakarta itu.

Judul : Gunungkidul, The Next Bali

Penulis : Cyrillus Harinowo PhD, Inge Setiawati, Ugahary Yovvy Chandra, Sapto Rachmadi, Dwi Narini, Tanti Sutandra, Harry Sugiarto, Fredericus Adi Waskita, Dr FX Sugiyanto, dan Handryx Indra Pradja.

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Terbit : Agustus 2022

Tebal : 258 + XV hal

ISBN : 9786020662640
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More