Menuju Tatanan Baru New Normal
Senin, 08 Juni 2020 - 07:29 WIB
Ketika masuk dalam panci dan mulai timbul gelembung halus dari air bagian bawah, respon katak hanya diam. Beberapa menit kemudian, muncul gelembung kecil dan bergerak ke permukaan, tapi katak tetap diam.
Bahkan, ketika gelembung kian membesar dan air sampai pada titik didihnya, katak tetap diam. Hingga akhirnya, dia tak lagi memiliki waktu untuk melompat dan harus rela menjadi swike.
Genealogi New Normal
Dalam kondisi kedaruratan, semua hal memang bisa terjadi, termasuk munculnya sindrom “katak rebus” seperti ilustrasi di atas. Karena itu penting untuk mengelola emosi, narasi, dan juga aksi nyata untuk menyampaikan informasi yang sesungguhnya soal pandemi ini.
Covid-19 betul-betul telah menciptakan perubahan yang tidak dapat dipulihkan (irreversible changes), sementara perubahan tersebut di masa selanjutnya menjadi permanen (changes permanently). Selama vaksin belum berhasil ditemukan, selama itu pula kita akan menjalani kehidupan yang tidak normal. Kalaupun vaksin berhasil ditemukan, maka yang terjadi justru kita akan meninggalkan kebiasaan lama atau old normal menuju kebiasaan baru atau new normal.
Teminologi new normal pertama kali dibuat dan dipopulerkan Roger Mcnamee pada 2004. Menurut pebisnis sekaligus musisi ini new normal atau normal baru menunjukkan sebuah situasi pasca-krisis ekonomi (2007-2008) dan resesi global (2008-2012) yang membutuhkan aturan baru dalam aktivitas bisnis.
Istilah ini muncul dari konteks mengingatkan kepercayaan para ekonom dan pembuat kebijakan bahwa industri akan dioperasikan dengan cara terbaru mereka setelah mengalami krisis. Sejak itu, new normal digunakan dalam berbagai konteks lain untuk menyiratkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tak normal telah menjadi biasa.
Dari sini, kita pun mengenal adanya tiga fase yang harus dilewati selama pandemi yaitu business as usual mode yang kita sebut old normal, kemudian survival mode atau new normal dan recovery serta growth mode atau next normal. (Baca juga: Ingat! Ini Jadwal Operasional MRT Besok Selama Masa PSBB Transisi)
Salah satu bentuk new normal yang paling kita rasakan adalah adanya pergeseran pekerjaan yang tadinya di kantor menjadi di rumah. Di luar pekerjaan kantor biasa, rumah pun memiliki arti baru ketika individu dan keluarga mencari cara baru untuk menyeimbangkan kebutuhan hidup-kerja dalam keterbatasan ruang.
Realitas seperti itu membuat banyak perusahaan yang mengalami kekurangan likuditas akan berusaha mengurangi ruang kantor dan infrastruktur. Orang-orang pun mulai membawa peralatan khusus, mesin, teknologi dan bahkan asuransi ke rumahnya.
Bahkan, ketika gelembung kian membesar dan air sampai pada titik didihnya, katak tetap diam. Hingga akhirnya, dia tak lagi memiliki waktu untuk melompat dan harus rela menjadi swike.
Genealogi New Normal
Dalam kondisi kedaruratan, semua hal memang bisa terjadi, termasuk munculnya sindrom “katak rebus” seperti ilustrasi di atas. Karena itu penting untuk mengelola emosi, narasi, dan juga aksi nyata untuk menyampaikan informasi yang sesungguhnya soal pandemi ini.
Covid-19 betul-betul telah menciptakan perubahan yang tidak dapat dipulihkan (irreversible changes), sementara perubahan tersebut di masa selanjutnya menjadi permanen (changes permanently). Selama vaksin belum berhasil ditemukan, selama itu pula kita akan menjalani kehidupan yang tidak normal. Kalaupun vaksin berhasil ditemukan, maka yang terjadi justru kita akan meninggalkan kebiasaan lama atau old normal menuju kebiasaan baru atau new normal.
Teminologi new normal pertama kali dibuat dan dipopulerkan Roger Mcnamee pada 2004. Menurut pebisnis sekaligus musisi ini new normal atau normal baru menunjukkan sebuah situasi pasca-krisis ekonomi (2007-2008) dan resesi global (2008-2012) yang membutuhkan aturan baru dalam aktivitas bisnis.
Istilah ini muncul dari konteks mengingatkan kepercayaan para ekonom dan pembuat kebijakan bahwa industri akan dioperasikan dengan cara terbaru mereka setelah mengalami krisis. Sejak itu, new normal digunakan dalam berbagai konteks lain untuk menyiratkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tak normal telah menjadi biasa.
Dari sini, kita pun mengenal adanya tiga fase yang harus dilewati selama pandemi yaitu business as usual mode yang kita sebut old normal, kemudian survival mode atau new normal dan recovery serta growth mode atau next normal. (Baca juga: Ingat! Ini Jadwal Operasional MRT Besok Selama Masa PSBB Transisi)
Salah satu bentuk new normal yang paling kita rasakan adalah adanya pergeseran pekerjaan yang tadinya di kantor menjadi di rumah. Di luar pekerjaan kantor biasa, rumah pun memiliki arti baru ketika individu dan keluarga mencari cara baru untuk menyeimbangkan kebutuhan hidup-kerja dalam keterbatasan ruang.
Realitas seperti itu membuat banyak perusahaan yang mengalami kekurangan likuditas akan berusaha mengurangi ruang kantor dan infrastruktur. Orang-orang pun mulai membawa peralatan khusus, mesin, teknologi dan bahkan asuransi ke rumahnya.
tulis komentar anda