Pahlawan Tanpa Panggung dan Jubah

Jum'at, 05 November 2021 - 22:25 WIB
Tak dimungkiri situasi global mulai dilanda kepanikan. Berbagai upaya ditempuh untuk membendung penyebaran virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut. Tak urung Amerika Serikat, Brasil dan juga China menjadi negara dengan jumlah orang terkonformasi positif tertinggi. Eropa tak kalah parah, semuanya memerah.

Badai itu akhirnya menerjang pula Indonesia. Tepat 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Tanah Air. Kasus terkonformasi positif itu merupakan dua orang perempuan (ibu dan anak) warga Depok, Jawa Barat. Mereka terpapar dari warga Jepang yang tinggal di Indonesia.

“Ternyata orang yang telah terkena Virus Corona ini berhubungan dengan dua orang, seorang ibu yang umurnya 64 tahun, dan putrinya 31 tahun. Dicek dan tadi pagi saya mendapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Sejak kemunculan tersebut, hari ke hari kasus terkonfirmasi positif terus bertambah. Berdasarkan penelusuran (tracing) ditemukan orang-orang baru yang terpapar. Bermula dari dua orang, lantas berlipat menjadi 4 dan terus menggelembung jadi ratusan, ribuan hingga jutaan.

Data termutakhir Kementerian Kesehatan pada 5 November 2021, jumlah kasus terkonfirmasi positif secara akumulasi di Indonesia telah mencapai 4.247.320 orang, bertambah 518 dibanding hari sebelumnya.

Sisi baiknya kasus kesembuhan juga bertambah 648 orang sehingga total mencapai 4.092.586. Namun jumlah orang meninggal dunia juga bertambah 19 orang sehingga keseluruhan menjadi 143.519 orang. Kasus Covid-19 menyebar di seluruh provinsi Indonesia.

Gelombang kedua atau ketika varian Delta menghantam, Indonesia bak porak-poranda. Ibarat orang baru menghela napas setelah gelombang pertama, semua sendi kehidupan terutama sektor kesehatan kembali kelimpungan.

Nyaris semua tempat perawatan di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan penuh. Oksigen sebagai penyambung hidup bagi mereka yang terpapar bahkan langka. Tak mengherankan jumlah kematian meledak. Penuhnya rumah sakit sampai-sampai menjadikan pasien dirawat di tenda darurat di pelataran RS,

“Semua kamar penuh. Kami terpaksa menerima keadaan ini,” tutur Agus, warga Bekasi yang menemani orangtuanya dirawat di tenda darurat RSUD Bekasi, dengan nada putus asa. Karena bersinggungan erat dengan pasien, Agus juga dinyatakan positif.

Hantaman varian Delta itu tak urung membuat para tenaga kesehatan kembali terseok-seok. Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan pasien. Tanpa jubah berkibar layaknya superhero di film-film, kepahlawanan mereka mewujud.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More