Sule dan Butarsi Berkolaborasi, Stunting Perlahan Pergi
Minggu, 05 November 2023 - 19:12 WIB
Dalam perkembangannya, program ini tidak hanya berhasil menyediakan sumber protein untuk meningkatkan status gizi anak-anak di wilayah Rawa Badak Selatan, tetapi juga menjadi sumber pendapatan di tengah keterbatasan lahan untuk kegiatan pertanian urban di bawah payung kegiatan Budikdamber SULE Berdaya.
Anak-anak tengah bermain sepeda di Koja Jakarta Utara.
Foto: Anton Chrisbiyanto/SINDOnews
Ratna mengatakan, Sule dan Butarsi berhasil menjadi menu perbaikan gizi bagi balita di kawasan itu. Ibu-ibu yang memiliki balita juga diajarkan bagaimana proses memasak lele agar nilai gizinya tetap terjaga.
Produksi Sule dan Butarsi juga melibatkan warga. Sehingga tak sekadar memberikan dampak positif terhadap program pengurangan stunting, namun juga meningkatkan perekonomian warga. ”Kami melibatkan orang tua balita. Untuk produksi keripik tempe misalnya, kami sisihkan dari keuntungan 10% untuk ibu yang memiliki balita,” papar Ratna.
baca juga: Perangi Stunting, Ini yang Dilakukan Pemprov Babel
Menurut Ratna, keberlanjutan Sule dan Butarsi tetap dijaga lantaran saat ini distribusi menu bergizi tersebut sudah melibatkan banyak pihak. Selain Puskesmsa juga Dinas Kesehatan, sehingga Sule dan Butarsi semakin dekat ke masyarakat. Ia pun berharap agar masyarakat juga memiliki kepedulian terhadap kesehatan anak dengan memberikan makanan-makanan bergizi .
Literasi kepada masyarakat tentang stunting pun perlu ditingkatkan, mengingat masih banyak masyarakat yang tidak memiliki pemahaman mumpuni terkait stunting. “Edukasi ini penting, tidak hanya pada saat anak sudah lahir, bahkan dari sebelum menikah pun masyarakat harus mendapatkan edukasi terkait stunting,” tegasnya.
Anggota kelompok Bunda Koja lainnya, Nurhayati mengatakan, saat program sekolah gizi berjalan, produk Sule yang di produksi di Kelurahan Koja itu dibagikan kepada para peserta. Meskipun sekarang sudah masuk exit program, namun berkat pendampingan dari Pertamina, warga Kecamatan Koja, Jakarta Utara sudah bisa mandiri menghadirkan menu sehat untuk melawan stunting.
Anak-anak tengah bermain sepeda di Koja Jakarta Utara.
Foto: Anton Chrisbiyanto/SINDOnews
Ratna mengatakan, Sule dan Butarsi berhasil menjadi menu perbaikan gizi bagi balita di kawasan itu. Ibu-ibu yang memiliki balita juga diajarkan bagaimana proses memasak lele agar nilai gizinya tetap terjaga.
Produksi Sule dan Butarsi juga melibatkan warga. Sehingga tak sekadar memberikan dampak positif terhadap program pengurangan stunting, namun juga meningkatkan perekonomian warga. ”Kami melibatkan orang tua balita. Untuk produksi keripik tempe misalnya, kami sisihkan dari keuntungan 10% untuk ibu yang memiliki balita,” papar Ratna.
baca juga: Perangi Stunting, Ini yang Dilakukan Pemprov Babel
Menurut Ratna, keberlanjutan Sule dan Butarsi tetap dijaga lantaran saat ini distribusi menu bergizi tersebut sudah melibatkan banyak pihak. Selain Puskesmsa juga Dinas Kesehatan, sehingga Sule dan Butarsi semakin dekat ke masyarakat. Ia pun berharap agar masyarakat juga memiliki kepedulian terhadap kesehatan anak dengan memberikan makanan-makanan bergizi .
Literasi kepada masyarakat tentang stunting pun perlu ditingkatkan, mengingat masih banyak masyarakat yang tidak memiliki pemahaman mumpuni terkait stunting. “Edukasi ini penting, tidak hanya pada saat anak sudah lahir, bahkan dari sebelum menikah pun masyarakat harus mendapatkan edukasi terkait stunting,” tegasnya.
Anggota kelompok Bunda Koja lainnya, Nurhayati mengatakan, saat program sekolah gizi berjalan, produk Sule yang di produksi di Kelurahan Koja itu dibagikan kepada para peserta. Meskipun sekarang sudah masuk exit program, namun berkat pendampingan dari Pertamina, warga Kecamatan Koja, Jakarta Utara sudah bisa mandiri menghadirkan menu sehat untuk melawan stunting.
tulis komentar anda