Sule dan Butarsi Berkolaborasi, Stunting Perlahan Pergi
Minggu, 05 November 2023 - 19:12 WIB
Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN, Edi Eko Cahyono, mengatakan, BUMN memiliki komitmen membantu pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
“Peran BUMN adalah sebagai agen pencipta nilai dan agen pembangunan. Maka dari itu, kami memastikan diri ikut serta membangun kesejahteraan dan berperan dalam pemerataan hasil pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Menurut amanat Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, yang tertuang dalam Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Penurunan Stunting, dalam program nasional ini terdapat kolaborasi multipihak.
Peran masing-masing pihak secara bersama dalam penanganan persoalan gizi anak dalam menurunkan angka stunting itu dimulai dari masyarakat hingga stakeholder terkait lainnya. Hal ini selaras dengan instruksi Menteri BUMN Erick Thohir yang berkomitmen menyukseskan penyaluran program bantuan pangan kepada masyarakat.
Meskipun masih berjibaku dengan masalah stunting, namun DKI Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting terendah kedua di Indonesia pada 2022. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Ibu Kota sebesar 14,8% pada tahun lalu.
Dengan demikian, DKI Jakarta mampu memangkas angka balita stunting sebesar 2 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 16,8%. Angka stunting di Jakarta berada di bawah ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Ini mengindikasikan bahwa stunting di DKI Jakarta masih tergolong rendah.
PT Pertamina (Persero) sendiri berkomitmen untuk terus aktif menjalankan tanggung jawab sosialnya di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan hingga pemberdayaan masyarakat. Melalui unit operasi PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta, BUMN migas ini terus mendorong peningkatan gizi balita sebagai penerus masa depan.
baca juga: Tangani Stunting, Kota Semarang Luncurkan Rumah SIGAP
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting dikutip dari keterangan resminya mengatakan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk selalu berkontribusi melestarikan lingkungan serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang berkelanjutan. Bunda Koja menjadi ikhtiar Pertamina untuk mendukung pemerintah dalam mengatasi stunting.
Program mengatasi stunting BUMN migas itu bertujuan mengimplementasikan Menghapus Kemiskinan Mengakhiri Kelaparan dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan cara ini, Pertamina yakin dapat senantiasa menghasilkan manfaat di masyarakat sesuai dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“Peran BUMN adalah sebagai agen pencipta nilai dan agen pembangunan. Maka dari itu, kami memastikan diri ikut serta membangun kesejahteraan dan berperan dalam pemerataan hasil pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Menurut amanat Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, yang tertuang dalam Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Penurunan Stunting, dalam program nasional ini terdapat kolaborasi multipihak.
Peran masing-masing pihak secara bersama dalam penanganan persoalan gizi anak dalam menurunkan angka stunting itu dimulai dari masyarakat hingga stakeholder terkait lainnya. Hal ini selaras dengan instruksi Menteri BUMN Erick Thohir yang berkomitmen menyukseskan penyaluran program bantuan pangan kepada masyarakat.
Meskipun masih berjibaku dengan masalah stunting, namun DKI Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting terendah kedua di Indonesia pada 2022. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Ibu Kota sebesar 14,8% pada tahun lalu.
Dengan demikian, DKI Jakarta mampu memangkas angka balita stunting sebesar 2 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 16,8%. Angka stunting di Jakarta berada di bawah ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Ini mengindikasikan bahwa stunting di DKI Jakarta masih tergolong rendah.
PT Pertamina (Persero) sendiri berkomitmen untuk terus aktif menjalankan tanggung jawab sosialnya di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan hingga pemberdayaan masyarakat. Melalui unit operasi PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta, BUMN migas ini terus mendorong peningkatan gizi balita sebagai penerus masa depan.
baca juga: Tangani Stunting, Kota Semarang Luncurkan Rumah SIGAP
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting dikutip dari keterangan resminya mengatakan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk selalu berkontribusi melestarikan lingkungan serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang berkelanjutan. Bunda Koja menjadi ikhtiar Pertamina untuk mendukung pemerintah dalam mengatasi stunting.
Program mengatasi stunting BUMN migas itu bertujuan mengimplementasikan Menghapus Kemiskinan Mengakhiri Kelaparan dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan cara ini, Pertamina yakin dapat senantiasa menghasilkan manfaat di masyarakat sesuai dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
tulis komentar anda