Sule dan Butarsi Berkolaborasi, Stunting Perlahan Pergi
Minggu, 05 November 2023 - 19:12 WIB
Upaya yang dilakukan salah satunya pemberian makanan tambahan untuk balita maupun edukasi kepada para orang tua agar memerhatikan gizi bagi ibu hamil dan balita. Lalu, di Posyandu atau dari Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta juga diberikan makanan tambahan. “Gerakan Anak Sehat ini juga dapat menambah kesadaran masyarakat Jakarta terhadap bahaya stunting atau tengkes,” kata Heru di Balai Kota, Selasa (31/10/2023).
Rumah produksi Sule (makanan sehat berbahan dasar ikan lele) di Koja, Jakarta Utara.
Foto: Anton Chrisbiyanto/SINDOnews
Masalah stunting hingga kini mendapatkan perhatian serius pemerintah. Dengan memerangi stunting, berarti menyelamatkan generasi masa depan bangsa. Statistik Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting. Sebanyak 6,3 juta balita stunting ada di Indonesia.
Pada 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%, sementara target yang ingin dicapai adalah 14% pada 2024. Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga.
Menurut UNICEF, stunting disebabkan anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang juga Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat, mengingatkan, aksi percepatan penurunan stunting perlu melibatkan stakeholder lainnya di luar instansi pemerintah.
baca juga: Solok Tekan Stunting lewat Peningkatan Kesejahteraan Petani
Stunting pekerjaan besar yang harus diselesaikan tuntas agar Indonesia siap memetik bonus demografi berkualitas tinggi dan dapat menyambut Indonesia Emas 2045. Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun terus terlibat dalam program percepatan penurunan stunting nasional. Sejak stunting menjadi salah satu program prioritas pemerintah, sejumlah BUMN telah berperan aktif melakukan intervensi kepada sasaran program. Salah satunya PT Pertamina (Persero).
Rumah produksi Sule (makanan sehat berbahan dasar ikan lele) di Koja, Jakarta Utara.
Foto: Anton Chrisbiyanto/SINDOnews
Masalah stunting hingga kini mendapatkan perhatian serius pemerintah. Dengan memerangi stunting, berarti menyelamatkan generasi masa depan bangsa. Statistik Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting. Sebanyak 6,3 juta balita stunting ada di Indonesia.
Pada 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%, sementara target yang ingin dicapai adalah 14% pada 2024. Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga.
Menurut UNICEF, stunting disebabkan anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang juga Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat, mengingatkan, aksi percepatan penurunan stunting perlu melibatkan stakeholder lainnya di luar instansi pemerintah.
baca juga: Solok Tekan Stunting lewat Peningkatan Kesejahteraan Petani
Stunting pekerjaan besar yang harus diselesaikan tuntas agar Indonesia siap memetik bonus demografi berkualitas tinggi dan dapat menyambut Indonesia Emas 2045. Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun terus terlibat dalam program percepatan penurunan stunting nasional. Sejak stunting menjadi salah satu program prioritas pemerintah, sejumlah BUMN telah berperan aktif melakukan intervensi kepada sasaran program. Salah satunya PT Pertamina (Persero).
Lihat Juga :
tulis komentar anda