Step by Step ala PT PAL Membangun Kompetensi Kapal Perang
Senin, 04 September 2023 - 19:57 WIB
Melihat capaian yang telah disuguhkan, PT PAL bisa melompat lebih lagi menunjukkan sumbangsih dan prestasi untuk bangsa, terutama mendukung terwujudnya kemandirian alutsista untuk matra laut. Bahkan, mewujudkan diri sebagai perusahaan kelas global yang mampu membuat kapal perang untuk memenuhi kebutuhan internasional. Mampukah PT PAL meraihnya?
Posisi Strategis
Saat melakukan kunjungan kerja dan Rapat Terbatas Kebijakan Pengembangan Alutsista Dalam Negeri di markas PT PAL di Surabaya pada awal 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasi atas kinerja PT PAL. Presiden juga kembali mengamanatkan perseroan bisa mewujudkan kemandirian alutsista. Untuk tujuan itulah, inhan domestik-termasuk PT PAL, harus menjadi prioritas.
Mantan wali kota Solo itu bahkan memberi ancang-ancang akan semakin banyaknya pesananan untuk PT PAL dalam 15 tahun ke depan sebagai konsistensi membesarkan inhan nasional demi kemandirian alutsista. Bagi negara maritim seperti Indonesia, keberadaan perusahaan perkapalan seperti PT PAL sangatlah strategis. Apalagi kepemimpinan Presiden Jokowi menancapkan visi menjadi Poros Maritim Dunia, yang di antaranya mensyaratkan urgensi membangun kekuatan pertahanan maritim yang memiliki detterence effect.
Selaras dengan realitas geopolitik dan visi Indonesia, PT PAL menempati posisi terpenting untuk memastikan kapasitas negara membangun kemandirian alutsista matra laut, seperti membuat kapal perang dan kapal selam. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah. PT PAL harus bekerja keras membuktikan diri mampu menjadi center of exellence industri maritim nasional.
Momentum perusahaan yang memiliki kepanjangan Penataran Angkatan Laut tersebut mendapat ruang lebih lebar untuk berkontribusi dengan lahirnya UU No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Lewat undang-undang tersebut, PT PAL secara profesional mengemban amanat agar berperan aktif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista matra laut serta menjadi pemandu utama (lead integrator) industri matra laut.
baca juga: Jabat Menhan, Prabowo Sukses Naikkan Kontrak BUMN Industri Pertahanan hingga 800 Persen
Seperti dipaparkan dalam profil PT PAL, dengan posisi sebagai lead integrator, perseroan juga dituntut terus meningkatkan kompetensi dan kapasitasnya agar bisa berperan dalam driving synergy to global maritime access, hingga membawa industri maritim Indonesia bisa ambil bagian pada pasar maritim global. Di bawah kepemimpinan Kaharuddin Djenod, pada akhir 2021 lalu PT PAL meluncurkan konsep Industri Maritim 4.0 agar bisa bertransformasi dan menerima tantangan baru ke depan dengan level lebih tinggi.
Menurut Kaharuddin Djenod, transformasi industri maritim 4.0 didukung software project management dan enterprise resource planning yang didesain khusus untuk PAL tidak hanya untuk mengelola proyek di internal PAL tetapi juga untuk menjalankan peran sebagai multiyard leader. Lewat transformasi yang mengedepankan digitalisasi, PT PAL akan terlahir kembali dengan wajah baru yang lebih modern sebagai lead integrator of Indonesian Multiyard 4.0, berdiri di tonggak terdepan, dan menggetarkan industri perkapalan dunia.
Mulai dari Kapal Patroli
Posisi Strategis
Saat melakukan kunjungan kerja dan Rapat Terbatas Kebijakan Pengembangan Alutsista Dalam Negeri di markas PT PAL di Surabaya pada awal 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasi atas kinerja PT PAL. Presiden juga kembali mengamanatkan perseroan bisa mewujudkan kemandirian alutsista. Untuk tujuan itulah, inhan domestik-termasuk PT PAL, harus menjadi prioritas.
Mantan wali kota Solo itu bahkan memberi ancang-ancang akan semakin banyaknya pesananan untuk PT PAL dalam 15 tahun ke depan sebagai konsistensi membesarkan inhan nasional demi kemandirian alutsista. Bagi negara maritim seperti Indonesia, keberadaan perusahaan perkapalan seperti PT PAL sangatlah strategis. Apalagi kepemimpinan Presiden Jokowi menancapkan visi menjadi Poros Maritim Dunia, yang di antaranya mensyaratkan urgensi membangun kekuatan pertahanan maritim yang memiliki detterence effect.
Selaras dengan realitas geopolitik dan visi Indonesia, PT PAL menempati posisi terpenting untuk memastikan kapasitas negara membangun kemandirian alutsista matra laut, seperti membuat kapal perang dan kapal selam. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah. PT PAL harus bekerja keras membuktikan diri mampu menjadi center of exellence industri maritim nasional.
Momentum perusahaan yang memiliki kepanjangan Penataran Angkatan Laut tersebut mendapat ruang lebih lebar untuk berkontribusi dengan lahirnya UU No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Lewat undang-undang tersebut, PT PAL secara profesional mengemban amanat agar berperan aktif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista matra laut serta menjadi pemandu utama (lead integrator) industri matra laut.
baca juga: Jabat Menhan, Prabowo Sukses Naikkan Kontrak BUMN Industri Pertahanan hingga 800 Persen
Seperti dipaparkan dalam profil PT PAL, dengan posisi sebagai lead integrator, perseroan juga dituntut terus meningkatkan kompetensi dan kapasitasnya agar bisa berperan dalam driving synergy to global maritime access, hingga membawa industri maritim Indonesia bisa ambil bagian pada pasar maritim global. Di bawah kepemimpinan Kaharuddin Djenod, pada akhir 2021 lalu PT PAL meluncurkan konsep Industri Maritim 4.0 agar bisa bertransformasi dan menerima tantangan baru ke depan dengan level lebih tinggi.
Menurut Kaharuddin Djenod, transformasi industri maritim 4.0 didukung software project management dan enterprise resource planning yang didesain khusus untuk PAL tidak hanya untuk mengelola proyek di internal PAL tetapi juga untuk menjalankan peran sebagai multiyard leader. Lewat transformasi yang mengedepankan digitalisasi, PT PAL akan terlahir kembali dengan wajah baru yang lebih modern sebagai lead integrator of Indonesian Multiyard 4.0, berdiri di tonggak terdepan, dan menggetarkan industri perkapalan dunia.
Mulai dari Kapal Patroli
Lihat Juga :
tulis komentar anda