Usaha Padat Karya yang Berdaya Saing

Senin, 20 Juli 2020 - 06:29 WIB
Ekonomi China mencatat pertumbuhan positif pada kuartal II/2020 sebesar 3,2% secara tahunan. Sektor manufaktur mendorong pemulihan ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu. Pertumbuhan ini dicapai setelah status penutupan sejumlah wilayah di negara itu dicabut, diiringi pembukaan berbagai pabrik dan toko. Capaian ini merupakan pembalikan arah positif dari tekanan ekonomi yang terjadi di negara tersebut. (Lihat videonya: Seorang Nenek Renta di Banyuasin Digugat Anak Sendiri Perihal Warisan)

Pertumbuhan positif menggambarkan bahwa aktivitas ekonomi China telah kembali bergeliat pascakebijakan lockdown dicabut. Pemulihan ekonomi di China tersebut dapat memberikan dampak positif bagi aktivitas ekonomi Indonesia. Sebagai mitra dagang, Indonesia harus mengambil peluang atas membaiknya pertumbuhan ekonomi China tersebut dengan menjadikan China sebagai negara tujuan ekspor dan mengimpor bahan baku industri dalam negeri dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Menjaga daya saing produk ekspor masih menjadi kunci utama agar produk Indonesia mampu bersaing dengan produk negara tujuan ekspor. Bagi pemerintah, seharusnya menjaga kemampuan industri untuk dapat terus berproduksi dan fokus pada daya saing produk selama masa pandemi lebih menjadi prioritas daripada berpikir untuk membebani produsen melalui pungutan pajak. Insentif pajak saat ini akan lebih banyak memberikan dampak positif bagi kelangsungan aktivitas ekonomi secara menyeluruh daripada meningkatkan beban produsen melalui pungutan pajak. Oleh sebab itu, dukungan pemerintah untuk mendorong ketahanan industri melalui PEN diharapkan dapat menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi akibat pandemi. Semoga!
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More