Usaha Padat Karya yang Berdaya Saing
Senin, 20 Juli 2020 - 06:29 WIB
Prof Candra Fajri Ananda Ph.D
Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia
Pandemi Covid-19 yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah semakin nyata berdampak pada sejumlah ekonomi negara di dunia. Singapura menjadi salah satu negara yang memasuki zona resesi setelah ekonominya mengalami penurunan hingga 41,2% pada kuartal II/2020.
Pernyataan resesi Singapura tersebut didefinisikan setelah dua kuartal berturut-turut ekonomi negara tersebut mengalami kontraksi. Sebelumnya, pada kuartal I/2020, Singapura melaporkan ada kontraksi ekonomi 3,3% dibanding kuartal sebelumnya. Buruknya kinerja ekonomi Singapura pada kuartal II/2020 terjadi karena beberapa langkah penutupan pada sebagian wilayah negara tersebut guna memutus dan mengurangi penyebaran Covid-19.
Tak dapat dihindari bahwa pandemi Covid-19 memberikan ancaman besar bagi berbagai negara yang mengandalkan sektor perdagangan, pariwisata, dan berbagai industri penunjangnya, seperti hotel dan restoran. Sektor pariwisata di Singapura menjadi korban terdepan akibat Covid-19. Ini dapat terlihat di sektor penerbangan, perhotelan, dan restoran yang terpaksa berhenti di tengah wabah. Berdasarkan data produk domestik bruto (PDB) Singapura, sektor jasa menyusut 37,7% pada kuartal II atau sebesar 13,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagaimana Singapura, Indonesia pun kini berada di ambang resesi akibat Covid-19. Sektor perdagangan dan pariwisata Indonesia telah terdampak sangat dalam. Hasil kajian Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menyebutkan bahwa badai pandemi telah memukul pertumbuhan sektor perdagangan cukup signifikan, khususnya sektor UMKM. Selain itu, pariwisata yang selama ini digadang-gadang sebagai sumber kontribusi devisa terbesar kedua bagi Indonesia juga kini tak berdaya menghadapi badai Covid-19. (Baca: Pemimpin UE Gagal Capai Konsesus Soal Rencana Pemulihan Covid-19)
Hasil riset berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) hampir 80% pengusaha di sektor pariwisata mengalami penurunan omzet. Selain itu, data CNN juga menunjukkan bahwa penurunan pada sektor pariwisata tersebut juga berimbas pada okupansi hotel yang juga mengalami penurunan sekitar 60% - 80%.
Mitigasi Sektor Usaha yang Mampu Bertahan
Meskipun hantaman pandemi Covid-19 melumpuhkan sebagian besar dunia usaha, masih terdapat beberapa sektor bisnis yang juga mampu bertahan di tengah pandemi saat ini. Hingga kini setidaknya terdapat lima sektor bisnis yang dinilai mampu bertahan selama masa pandemi, di antaranya bisnis makanan dan minuman atau food and beverage (F&B), usaha penjualan kebutuhan bahan pokok, sektor jasa atau produk kesehatan, usaha jasa pendidikan dan pelatihan, serta bisnis sektor digital.
Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia
Pandemi Covid-19 yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah semakin nyata berdampak pada sejumlah ekonomi negara di dunia. Singapura menjadi salah satu negara yang memasuki zona resesi setelah ekonominya mengalami penurunan hingga 41,2% pada kuartal II/2020.
Pernyataan resesi Singapura tersebut didefinisikan setelah dua kuartal berturut-turut ekonomi negara tersebut mengalami kontraksi. Sebelumnya, pada kuartal I/2020, Singapura melaporkan ada kontraksi ekonomi 3,3% dibanding kuartal sebelumnya. Buruknya kinerja ekonomi Singapura pada kuartal II/2020 terjadi karena beberapa langkah penutupan pada sebagian wilayah negara tersebut guna memutus dan mengurangi penyebaran Covid-19.
Tak dapat dihindari bahwa pandemi Covid-19 memberikan ancaman besar bagi berbagai negara yang mengandalkan sektor perdagangan, pariwisata, dan berbagai industri penunjangnya, seperti hotel dan restoran. Sektor pariwisata di Singapura menjadi korban terdepan akibat Covid-19. Ini dapat terlihat di sektor penerbangan, perhotelan, dan restoran yang terpaksa berhenti di tengah wabah. Berdasarkan data produk domestik bruto (PDB) Singapura, sektor jasa menyusut 37,7% pada kuartal II atau sebesar 13,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagaimana Singapura, Indonesia pun kini berada di ambang resesi akibat Covid-19. Sektor perdagangan dan pariwisata Indonesia telah terdampak sangat dalam. Hasil kajian Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menyebutkan bahwa badai pandemi telah memukul pertumbuhan sektor perdagangan cukup signifikan, khususnya sektor UMKM. Selain itu, pariwisata yang selama ini digadang-gadang sebagai sumber kontribusi devisa terbesar kedua bagi Indonesia juga kini tak berdaya menghadapi badai Covid-19. (Baca: Pemimpin UE Gagal Capai Konsesus Soal Rencana Pemulihan Covid-19)
Hasil riset berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) hampir 80% pengusaha di sektor pariwisata mengalami penurunan omzet. Selain itu, data CNN juga menunjukkan bahwa penurunan pada sektor pariwisata tersebut juga berimbas pada okupansi hotel yang juga mengalami penurunan sekitar 60% - 80%.
Mitigasi Sektor Usaha yang Mampu Bertahan
Meskipun hantaman pandemi Covid-19 melumpuhkan sebagian besar dunia usaha, masih terdapat beberapa sektor bisnis yang juga mampu bertahan di tengah pandemi saat ini. Hingga kini setidaknya terdapat lima sektor bisnis yang dinilai mampu bertahan selama masa pandemi, di antaranya bisnis makanan dan minuman atau food and beverage (F&B), usaha penjualan kebutuhan bahan pokok, sektor jasa atau produk kesehatan, usaha jasa pendidikan dan pelatihan, serta bisnis sektor digital.
tulis komentar anda