Hakim MK Heran Kuasa Hukum Tutupi Fakta Ki Gendeng Pamungkas Meninggal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kuasa hukum pemohon uji UU Pemilu dengan nomor perkara: 35/PUU-XVIII/2020 akhirnya mengakui Ki Gendeng Pamungkas telah meninggal dunia.
Hal ini disampaikan kuasa hukum Ki Gendeng Pamungkas, Julianta Sembiring saat sidang dengan agenda pendahuluan tambahan untuk memeriksa pemohon prinsipal, di dalam ruang sidang Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (13/7/2020).
Sesaat setelah membuka persidangan, Ketua Panel Hakim Saldi Isra mengingatkan Julianta atas perintah panel hakim pada persidangan Senin 6 Juli 2020 bahwa kuasa harus menghadirkan Ki Gendeng Pamungkas sebagai pemohon prinsipal pada persidangan kali ini.
Perintah tersebut, tutur Saldi, didasarkan pada Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH). Bahkan MK telah bersurat resmi kepada kuasa hukum pemohon agar menghadirkan Ki Gendeng Pamungkas. Ditambah lagi pada persidangan Senin (6/7/2020), tim kuasa pemohon telah membawa bukti surat meninggal dunia atas nama Imam Santoso.
Saat itu, tim kuasa pemohon meyakini bahwa Imam Santoso itu berbeda dengan Ki Gendeng Pamungkas sebagai pemohon prinsipal nomor perkara: 35/PUU-XVIII/2020. Selain itu, tutur Saldi, dalam persidangan sebelumnya juga majelis hakim konstitusi telah mengingatkan dan menyampaikan ke Julianta bahwa ada berita media massa yang menyatakan Ki Gendeng Pamungkas telah meninggal dunia di Rumah Sakit Mulia, Jalan Pajajaran, Kota Bogor pada Sabtu (6/6/2020).
"Karena kami tidak yakin dengan keterangan saudara dan surat yang disampaikan sebelumnya, maka kami menyelenggarakan sidang khusus hari ini untuk menghadirkan pemohon prinsipal (Ki Gendeng Pamungkas). Anda ini sudah membuat kami sidang tiga kali ini, belum pernah yang seperti ini karena kami tidak yakin dengan keterangan saudara. Kami sudah mengirimkan surat ke saudara untuk sidang hari ini, di tengah perjalanan saudara mengirimkan surat. Silakan, bagaimana ceritanya," kata Saldi.( )
Julianta menyatakan, setelah berdiskusi dengan seniornya yang menjadi kuasa pemohon akhirnya tim kuasa hukum mencabut permohonan uji materiil perkara a quo dengan nomor perkara: 35/PUU-XVIII/2020. Saldi mencecar alasan pencabutan permohonan. Julianta mengatakan, pihaknya telah berbicara dengan ahli waris Ki Gendeng Pamungkas dan ahli waris memberikan kuasa untuk mencabut permohonan.
Saldi mengingatkan, yang memberikan kuasa adalah Ki Gendeng Pamungkas. Karenanya kuasa harusnya mendapatkan kuasa pencabutan permohonan langsung dari pemohon prinsipal yakni Ki Gendeng Pamungkas.
"Anda kan malu saja mengakui Ki Gendeng Pamungkas sudah meninggal," tutur hakim Konstitusi Saldi.
"Siap Yang Mulia," jawab Julianta.
Hal ini disampaikan kuasa hukum Ki Gendeng Pamungkas, Julianta Sembiring saat sidang dengan agenda pendahuluan tambahan untuk memeriksa pemohon prinsipal, di dalam ruang sidang Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (13/7/2020).
Sesaat setelah membuka persidangan, Ketua Panel Hakim Saldi Isra mengingatkan Julianta atas perintah panel hakim pada persidangan Senin 6 Juli 2020 bahwa kuasa harus menghadirkan Ki Gendeng Pamungkas sebagai pemohon prinsipal pada persidangan kali ini.
Perintah tersebut, tutur Saldi, didasarkan pada Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH). Bahkan MK telah bersurat resmi kepada kuasa hukum pemohon agar menghadirkan Ki Gendeng Pamungkas. Ditambah lagi pada persidangan Senin (6/7/2020), tim kuasa pemohon telah membawa bukti surat meninggal dunia atas nama Imam Santoso.
Saat itu, tim kuasa pemohon meyakini bahwa Imam Santoso itu berbeda dengan Ki Gendeng Pamungkas sebagai pemohon prinsipal nomor perkara: 35/PUU-XVIII/2020. Selain itu, tutur Saldi, dalam persidangan sebelumnya juga majelis hakim konstitusi telah mengingatkan dan menyampaikan ke Julianta bahwa ada berita media massa yang menyatakan Ki Gendeng Pamungkas telah meninggal dunia di Rumah Sakit Mulia, Jalan Pajajaran, Kota Bogor pada Sabtu (6/6/2020).
"Karena kami tidak yakin dengan keterangan saudara dan surat yang disampaikan sebelumnya, maka kami menyelenggarakan sidang khusus hari ini untuk menghadirkan pemohon prinsipal (Ki Gendeng Pamungkas). Anda ini sudah membuat kami sidang tiga kali ini, belum pernah yang seperti ini karena kami tidak yakin dengan keterangan saudara. Kami sudah mengirimkan surat ke saudara untuk sidang hari ini, di tengah perjalanan saudara mengirimkan surat. Silakan, bagaimana ceritanya," kata Saldi.( )
Julianta menyatakan, setelah berdiskusi dengan seniornya yang menjadi kuasa pemohon akhirnya tim kuasa hukum mencabut permohonan uji materiil perkara a quo dengan nomor perkara: 35/PUU-XVIII/2020. Saldi mencecar alasan pencabutan permohonan. Julianta mengatakan, pihaknya telah berbicara dengan ahli waris Ki Gendeng Pamungkas dan ahli waris memberikan kuasa untuk mencabut permohonan.
Saldi mengingatkan, yang memberikan kuasa adalah Ki Gendeng Pamungkas. Karenanya kuasa harusnya mendapatkan kuasa pencabutan permohonan langsung dari pemohon prinsipal yakni Ki Gendeng Pamungkas.
"Anda kan malu saja mengakui Ki Gendeng Pamungkas sudah meninggal," tutur hakim Konstitusi Saldi.
"Siap Yang Mulia," jawab Julianta.