Petuah Bangkit dari 'Sunrise of Java'
loading...
A
A
A
Doni menambahkan, dari 144.000 TKI itu, entah berapa persennya, pasti akan berkomunikasi kembali dengan bekas majikan atau relasinya di negara tempat mereka bekerja sebelumnya. Saat komunikasi itulah, para TKI bisa menjadi ujung tombak marketing untuk menarik orang asing datang ke Banyuwangi.
“Ini, ada Pak Tommy (Suryo Pratomo), Dubes kita di Singapura. Tugas Pak Tommy-lah bagaimana caranya ada penerbangan langsung dari Singapura ke Banyuwangi,” kata Doni terarah ke Tommy. Tommy tersenyum dan menukas, “Siap, Pak!”
Matahari pun tergelincir ke barat. Doni dan rombongan menuju Hotel El Royal tempat menginap. Mendadak, selepas maghrib Doni minta check out. Bukan pulang ke Jakarta, tetapi memilih menginap di Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Koorpspri Kolonel Budi Irawan dan Kepala Biro Umum Andi Eviana pun lincah segera membopong peralatan vicon ke pendopo bupati.
Doni dan beberapa staf pun pindah ke pendopo kabupaten yang klasik dan banyak pepohonan. Pendopo Kabupaten Banyuwangi mengingatkan Doni dengan kunjungannya setahun lalu, tepatnya 13 Juli 2019. Pohon beringin tua yang ada di sana, sungguh memikat hati Doni.
Malam hari, agenda video conference pun digelar di halaman pendopo, didahului makan malam dengan menu khas Banyuwangi. Ada pecel-pitik, pindang koyong, dan lain sebagainya. Doni tampak sumringah. Sekali waktu ia berkata, “Ini untuk pertama kalina sejak tiga bulan terakhir, v-con tidak di dalam ruang, tapi di ruang terbuka.”
Bupati Azwar Anas, sebagai tuan rumah dipersilakan memberi paparan tentang langkah-langkah inovatifnya membuka sektor pariwisata. Harapan Doni, pola Banyuwangi bisa ditiru oleh para peserta v-con lain yang terdiri atas sebagian besar bupat/wali kota se-Indonesia, di samping para stakeholder lain.
Strategi promosi dari Kabupaten Banyuwangi adalah corporate strategy dimana pembuat dan penyusun strategi adalah manajemen puncak yang dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Pelaksanaan strategi promosi dilakukan dengan menggunakan bauran promosi (promotion mix) yang terdiri atas empat saluran promosi yang dibaurkan. Dengan menggunakan periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan hubungan masyarakat yang dibaurkan menjadi sebuah strategi promosi telah mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.
Visi pariwisata Banyuwangi adalah “Mewujudkan Banyuwangi Sebagai Daerah Tujuan Wisata Nasional yang Berbasis Kebudayaan dan Potensi Alam Serta Lingkungan”. Untuk mewujudkan misi tersebut, bupati tidak hanya membebankan kepada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata. Semua SKPD diberi tambahan tugas pariwisata dalam program kerjanya.
Dinas Pertanian, misalnya, menyelipkan program pengembangan wisata agro. Dinas Pendidikan misalnya, memasukkan muatan pariwisata dalam kurikulum ekstranya. Kominfo Kabupaten Banyuwangi, juga turut mengembangkan pariwisata di antara tupoksi yang diemban. Begitu pula satker-satker yang lain. Terpadu, terarah.
Saat Doni Monardo berbicara, ia tanpa ragu meminta para kepala daerah menyiapkan sektor pariwisata sebagai leading sektor memulihkan perekonomian di tengah pandemi. Semua daerah, tanpa kecuali. Sebab, semua daerah di Indonesia pada dasarnya memiliki potensi alam yang sangat indah dan diminati tidak saja turis domestik, tetapi juga turis asing.
“Ini, ada Pak Tommy (Suryo Pratomo), Dubes kita di Singapura. Tugas Pak Tommy-lah bagaimana caranya ada penerbangan langsung dari Singapura ke Banyuwangi,” kata Doni terarah ke Tommy. Tommy tersenyum dan menukas, “Siap, Pak!”
Matahari pun tergelincir ke barat. Doni dan rombongan menuju Hotel El Royal tempat menginap. Mendadak, selepas maghrib Doni minta check out. Bukan pulang ke Jakarta, tetapi memilih menginap di Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Koorpspri Kolonel Budi Irawan dan Kepala Biro Umum Andi Eviana pun lincah segera membopong peralatan vicon ke pendopo bupati.
Doni dan beberapa staf pun pindah ke pendopo kabupaten yang klasik dan banyak pepohonan. Pendopo Kabupaten Banyuwangi mengingatkan Doni dengan kunjungannya setahun lalu, tepatnya 13 Juli 2019. Pohon beringin tua yang ada di sana, sungguh memikat hati Doni.
Malam hari, agenda video conference pun digelar di halaman pendopo, didahului makan malam dengan menu khas Banyuwangi. Ada pecel-pitik, pindang koyong, dan lain sebagainya. Doni tampak sumringah. Sekali waktu ia berkata, “Ini untuk pertama kalina sejak tiga bulan terakhir, v-con tidak di dalam ruang, tapi di ruang terbuka.”
Bupati Azwar Anas, sebagai tuan rumah dipersilakan memberi paparan tentang langkah-langkah inovatifnya membuka sektor pariwisata. Harapan Doni, pola Banyuwangi bisa ditiru oleh para peserta v-con lain yang terdiri atas sebagian besar bupat/wali kota se-Indonesia, di samping para stakeholder lain.
Strategi promosi dari Kabupaten Banyuwangi adalah corporate strategy dimana pembuat dan penyusun strategi adalah manajemen puncak yang dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Pelaksanaan strategi promosi dilakukan dengan menggunakan bauran promosi (promotion mix) yang terdiri atas empat saluran promosi yang dibaurkan. Dengan menggunakan periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan hubungan masyarakat yang dibaurkan menjadi sebuah strategi promosi telah mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.
Visi pariwisata Banyuwangi adalah “Mewujudkan Banyuwangi Sebagai Daerah Tujuan Wisata Nasional yang Berbasis Kebudayaan dan Potensi Alam Serta Lingkungan”. Untuk mewujudkan misi tersebut, bupati tidak hanya membebankan kepada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata. Semua SKPD diberi tambahan tugas pariwisata dalam program kerjanya.
Dinas Pertanian, misalnya, menyelipkan program pengembangan wisata agro. Dinas Pendidikan misalnya, memasukkan muatan pariwisata dalam kurikulum ekstranya. Kominfo Kabupaten Banyuwangi, juga turut mengembangkan pariwisata di antara tupoksi yang diemban. Begitu pula satker-satker yang lain. Terpadu, terarah.
Saat Doni Monardo berbicara, ia tanpa ragu meminta para kepala daerah menyiapkan sektor pariwisata sebagai leading sektor memulihkan perekonomian di tengah pandemi. Semua daerah, tanpa kecuali. Sebab, semua daerah di Indonesia pada dasarnya memiliki potensi alam yang sangat indah dan diminati tidak saja turis domestik, tetapi juga turis asing.