Petuah Bangkit dari 'Sunrise of Java'
loading...
A
A
A
Doni cerita, waktu itu ada 40 orang prajurit yang memiliki kesamaptaan prima, terutama Samapta A, yakni lari pada jarak 3.200 – 3.450 meter. Jika mampu membukukan catatan waktu antara 12-13 menit, artinya prima.
“Benar sekali. Pak Doni waktu itu memberi kami insentif Rp 25.000 per prajurit bagi yang mampu mempertahankan Samapta A,” timpal seorang prajurit, mengenang.
Prajurit lain menimpali, “Berkat dorongan Bapak, batalyon kita juara terus setiap ada event olahraga.”
Di sela-sela obrolan penuh kenangan, Doni menyelipkan pesan, “Tolong bantu tertibkan masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan yaaa....” Kompak mereka menjawab, “Siap!”
Doni malanjutkan, “Meskipun kamu tentara, tapi kalau melihat ada yang tidak pakai masker jangan dimarahi, tapi kasih dia masker. Makanya, kalian harus bawa masker cadangan. Jadi, jangan marah-marah ke rakyat. Tentara harus dekat dengan rakyat. Kalian lahir dari rahim rakyat.”
Tak salah orang menjuluki Doni Monardo sebagai “jenderal yang humanis”.
“Benar sekali. Pak Doni waktu itu memberi kami insentif Rp 25.000 per prajurit bagi yang mampu mempertahankan Samapta A,” timpal seorang prajurit, mengenang.
Prajurit lain menimpali, “Berkat dorongan Bapak, batalyon kita juara terus setiap ada event olahraga.”
Di sela-sela obrolan penuh kenangan, Doni menyelipkan pesan, “Tolong bantu tertibkan masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan yaaa....” Kompak mereka menjawab, “Siap!”
Doni malanjutkan, “Meskipun kamu tentara, tapi kalau melihat ada yang tidak pakai masker jangan dimarahi, tapi kasih dia masker. Makanya, kalian harus bawa masker cadangan. Jadi, jangan marah-marah ke rakyat. Tentara harus dekat dengan rakyat. Kalian lahir dari rahim rakyat.”
Tak salah orang menjuluki Doni Monardo sebagai “jenderal yang humanis”.
(dam)