Lebih Cocok Mana PDIP Gabung KIB atau Koalisi Gerindra-PKB?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) sejauh ini belum menentukan arah politik untuk Pilpres 2024 . Siapa yang akan diusung partai berlambang banteng bermoncong putih itu juga masih menjadi teka-teki.
Sementara itu, beberapa partai politik (parpol) sudah membentuk koalisi Pilpres 2024. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) salah satunya, yang dibangun oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu, Partai Gerindra bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga sudah mendeklarasikan koalisi mereka. Lalu, lebih cocok mana PDIP bergabung dengan KIB atau koalisi Gerindra-PKB?
Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai kemungkinan PDIP bekerja sama dengan KIB di Pilpres 2024 lebih besar dibandingkan dengan bergabung dengan poros Gerindra-PKB atau Nasdem. Sebab, Gerindra-PKB mengusung Prabowo Subianto, sedangkan Nasdem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Sehingga kemungkinan besar akan muncul 3 koalisi atau poros dalam Pilpres 2024. "Kecenderungannya sih PDIP lebih punya chemistry sama KIB dibanding dengan Gerindra. Sementara PDIP juga mau capres, bukan cawapres," katanya kepada wartawan, dikutip Selasa (11/10/2022).
Ari Nurcahyo melihat fenomena politik makin menarik usai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres. "Yang menarik posisi Mas Ganjar. Dalam diamnya justru mendapat dukungan dari banyak komunitas basis pemilih Islam dan PPP. Kalau kita kontraskan Anies, dia menyambangi sendiri komunitas Islam," kata Ari.
Meski posisi Ganjar Pranowo menguat di kalangan KIB, Ari menilai langkah Gubernur Jawa Tengah itu masih tergantung dengan keputusan PDIP. "Apakah tetap kader PDIP atau keluar dari PDIP? Sejauh ini saya merasa Mas Ganjar sangat loyal dengan PDIP," ujarnya.
Ari juga melihat adanya peluang untuk memasangkan Ganjar dengan Airlangga Hartarto, meski dinamikanya masih terus berjalan. Menurutnya, itu semua bergantung pada PAN dan PPP sebagai bagian dari KIB.
Sementara itu, beberapa partai politik (parpol) sudah membentuk koalisi Pilpres 2024. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) salah satunya, yang dibangun oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu, Partai Gerindra bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga sudah mendeklarasikan koalisi mereka. Lalu, lebih cocok mana PDIP bergabung dengan KIB atau koalisi Gerindra-PKB?
Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai kemungkinan PDIP bekerja sama dengan KIB di Pilpres 2024 lebih besar dibandingkan dengan bergabung dengan poros Gerindra-PKB atau Nasdem. Sebab, Gerindra-PKB mengusung Prabowo Subianto, sedangkan Nasdem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Sehingga kemungkinan besar akan muncul 3 koalisi atau poros dalam Pilpres 2024. "Kecenderungannya sih PDIP lebih punya chemistry sama KIB dibanding dengan Gerindra. Sementara PDIP juga mau capres, bukan cawapres," katanya kepada wartawan, dikutip Selasa (11/10/2022).
Ari Nurcahyo melihat fenomena politik makin menarik usai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres. "Yang menarik posisi Mas Ganjar. Dalam diamnya justru mendapat dukungan dari banyak komunitas basis pemilih Islam dan PPP. Kalau kita kontraskan Anies, dia menyambangi sendiri komunitas Islam," kata Ari.
Meski posisi Ganjar Pranowo menguat di kalangan KIB, Ari menilai langkah Gubernur Jawa Tengah itu masih tergantung dengan keputusan PDIP. "Apakah tetap kader PDIP atau keluar dari PDIP? Sejauh ini saya merasa Mas Ganjar sangat loyal dengan PDIP," ujarnya.
Ari juga melihat adanya peluang untuk memasangkan Ganjar dengan Airlangga Hartarto, meski dinamikanya masih terus berjalan. Menurutnya, itu semua bergantung pada PAN dan PPP sebagai bagian dari KIB.
(rca)