Semut: Kolaborasi, Pajak dan Tauladan Manusia

Selasa, 30 Juni 2020 - 09:18 WIB
loading...
A A A
2. Rela berbagi, pernah lihatkan semut kalau sedang makan tidak pernah ada yang bertengkar atau berkelahi. Semua makanan yang ditemui pasti dinikmati bersama.

3. Disiplin, pola jalan semut sangat teratur dan berbaris. Tidak ada komando dari semut jantan, tapi tingkat kedisiplinannya justru sangat tinggi.

4. Saling kenal dan saling sapa, kalau mereka bertemu seperti bersalaman satu sama lain. Ada rasa senasib sepenanggungan. Beberapa peneliti menyebutnya sebagai trophyllaxis.

5. Kepentingan bersama, mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Kita tidak pernah lihat ada semut kaya atau semut miskin dan tidak ada gaya bossy di kehidupan mereka.

6. Selalu bersatu, kekuatan semut itu berada di sifat kekompakannya. Saling menguatkan satu sama lain. Coba amati kalau semut sedang menyeberang antar dahan di pohon, mereka saling membantu dan tolong-menolong. Saat rumah mereka diganggu atau dirusak, semut akan reaktif untuk melawan.

7. Job description yang jelas. Pernah lihat rumah atau sarang semut? Rumah mereka rapih dan teratur. Deskripsi tugas mereka seperti sudah diatur. Peran semut ratu sebagai pendiri koloni adalah cuman bertelur. Semut pekerja yang semuanya adalah betina tugasnya adalah merawat sang ratu, mengurus telur-telur ratu, mencari makan, buang kotoran dan mengawasi kalau terjadi konflik di koloni. Sedangkan semut pejantan yang bersayap ketika dewasa adalah mengawini ratu semut muda.

8. Etos kerja yang tinggi, gotong royong, bahu membahu dan saling bekerjasama dalam mencapai tujuan yang sama. Team work yang bagus dan solid, cepat tanggap, eksekusi kerja yang baik, tidak saling menyalahkan, tidak mempertanyakan tugas semut lain, tidak berdebat kusir.

9. Antisipatif, menyimpan makanan cair diperutnya. Semut selalu mengumpulkan persediaan makanan di musim panas untuk menghadapi musim dingin. Dengan mengasumsikan bahwa semua musim panas adalah musim dingin, maka mengindikasikan bahwa mereka termasuk mahluk pekerja keras, bergerak tidak pernah berhenti, tidak kenal menyerah, tidak ada kata malas dan tidak pernah putus asa.

10. Menanggung beban saudara sebangsanya. Dikutip dari Surat Al-Naml ayat 18, Allah SWT berfirman: "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu” (QS. An-Naml: 18).

Ketika Nabi Sulaiman AS datang bersama bala tentaranya, seekor semut merasakan akan ada ancaman bahaya yang menerpa kaumnya dan bangsanya, dengan spontan ia berkata: ada bahaya…. Ayo selamatkan diri kalian, sebagaimana di dalam Al-Qur’an: “agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”. (QS. An-Naml: 18).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1672 seconds (0.1#10.140)