Kembali ke Labuan Hati, ke Taman Nasional Komodo Labuan Bajo
loading...
A
A
A
Puas mencumbu Pulau Padar dan berswa foto, rombongan Media Gathering Bank Mandiri lalu bertolak ke Pulau Komodo, yang memiliki jarak tempuh sekitar 20 menit perjalanan laut. Dalam hutan di pulau seluas + 390 kilometer persegi ini, ada sekitar 1.700 komodo yang hidup liar dan berdampingan dengan masyarakat kampung di Pulau Komodo.
Berdasarkan catatan, Komodo pertama kali diketahui ketika orang Eropa menjelajahi Indonesia, mengikuti rumor buaya yang hidup di darat di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), pada 1910. Makalah pertama tentang komodo diterbitkan dua tahun kemudian ketika direktur Museum Zoologi di Jawa menerima sampel spesimen dari seorang kolektor.
baca juga: Mengenal Sejarah Taman Nasional Komodo yang Lagi Viral
Komodo sendiri adalah biawak terbesar yang masih ada, dengan panjang bisa mencapai 3 meter dan berat sekitar 70 kilogram. Sebelum biawak, ada genus Megalania yang punah 50.000 tahun lalu, yang memiliki panjang 7 meter dan berat hingga 620 kilogram. Sebagian besar peneliti percaya bahwa ukuran komodo adalah produk dari evolusi genetik dan gigantisme pulau. Satu teori mengatakan bahwa komodo makhluk purba yang berevolusi sebelum genus lainnya mati, mirip dengan cara genus Megalania punah.
Teori lain menunjukkan, bahwa karena komodo hanya ada di bagian tertentu di Indonesia, sehingga tidak ada karnivora lain untuk bersaing mencari makan sehingga tetap ada sampai saat ini. Dalam ekosistem tempat keberadaan komodo, ia mendominasi ekosistem tempat tinggalnya. Komodo memangsa apa pun, mulai dari invertebrata hingga mamalia yang ditemuinya.
Karena lokasinya yang terisolir, komodo kebanyakan memakan rusa timor, babi utan, dan bangkai apa pun yang dapat ditemukannya. Ada banyak laporan di mana seekor komodo menyerang manusia yang ditemuinya. Dulu diyakini bahwa komodo memiliki racun yang ada di air liurnya, tetapi itu dibantah. Alih-alih racun, kelenjar di air liur komodo sebenarnya adalah antikoagulan yang mencegah pembekuan darah.
baca juga: Ratusan Kilogram Daging Rusa Dari Taman Nasional Komodo Diselundupkan
Berdasarkan catatan, Komodo pertama kali diketahui ketika orang Eropa menjelajahi Indonesia, mengikuti rumor buaya yang hidup di darat di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), pada 1910. Makalah pertama tentang komodo diterbitkan dua tahun kemudian ketika direktur Museum Zoologi di Jawa menerima sampel spesimen dari seorang kolektor.
baca juga: Mengenal Sejarah Taman Nasional Komodo yang Lagi Viral
Komodo sendiri adalah biawak terbesar yang masih ada, dengan panjang bisa mencapai 3 meter dan berat sekitar 70 kilogram. Sebelum biawak, ada genus Megalania yang punah 50.000 tahun lalu, yang memiliki panjang 7 meter dan berat hingga 620 kilogram. Sebagian besar peneliti percaya bahwa ukuran komodo adalah produk dari evolusi genetik dan gigantisme pulau. Satu teori mengatakan bahwa komodo makhluk purba yang berevolusi sebelum genus lainnya mati, mirip dengan cara genus Megalania punah.
Teori lain menunjukkan, bahwa karena komodo hanya ada di bagian tertentu di Indonesia, sehingga tidak ada karnivora lain untuk bersaing mencari makan sehingga tetap ada sampai saat ini. Dalam ekosistem tempat keberadaan komodo, ia mendominasi ekosistem tempat tinggalnya. Komodo memangsa apa pun, mulai dari invertebrata hingga mamalia yang ditemuinya.
Karena lokasinya yang terisolir, komodo kebanyakan memakan rusa timor, babi utan, dan bangkai apa pun yang dapat ditemukannya. Ada banyak laporan di mana seekor komodo menyerang manusia yang ditemuinya. Dulu diyakini bahwa komodo memiliki racun yang ada di air liurnya, tetapi itu dibantah. Alih-alih racun, kelenjar di air liur komodo sebenarnya adalah antikoagulan yang mencegah pembekuan darah.
baca juga: Ratusan Kilogram Daging Rusa Dari Taman Nasional Komodo Diselundupkan