Politik Jalan Tengah Islam Rahmatan Lil Alamin
loading...
A
A
A
Masyarakat pun tampak cenderung memilih pilihan yang tegas. Peristiwa aksi 411 dan 212 atas nama pembelaan penistaan agama beberapa waktu lalu adalah bukti nyata bagaimana gerakan keagamaan harus mampu lebih progresif dan jelas memposisikan dirinya.
Masyarakat pun tampak mulai menimbang kembali sikap moderatisme keagamaan yang gamang bersikap atas berbagai peristiwa soal keagamaan yang terjadi di Tanah Air.
Tesis ini mungkin tampak terlalu dini. Tetapi fenomena besar itu setidaknya menunjukkan bahwa gerakan keagamaan dengan posisi yang jelas, apapun bentuknya, tampak sedang menemukan panggung dan momentumnya.
Merefleksi semua itu, menjadi amat penting untuk kembali memberi peneguhan akan komitmen nilai-nilai kebangsaan yang akhir-akhir ini mulai terkoyak dan tercederai. Persis di titik itulah pentingnya meneguhkan kembali nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dengan pemaknaan yang progresif dan visioner sebagai jalan tengah dan garda depan yang akan mengawal keindonesiaan dalam bingkai kemajemukan.
Spirit dan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin tersebut harus menjiwai dan menjadi ruh dalam gerak politik, praktik kenegaraan, maupun praktik keberagamaan di Tanah Air. Islam rahmatan lil alamin adalah sebuah konsep dimana kehadiran Islam di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi umat manusia.
Konsep tersebut ingin menunjukkan bahwa Islam hadir untuk memberi jalan terang bagi kemaslahatan umat manusia, dalam seluruh lini perjuangan, tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan golongan. Itulah sejatinya inti dan ruh politik rahmatan lil ‘alamin yang harus selalu diteguhkan di tengah polarisasi, gesekan, serta sentimen berbagai kelompok di masyarakat.
Pilihan untuk tetap konsisten memperjuangankan Islam rahmatan lil alamin tentu tidak lahir secara tiba-tiba dan muncul dari ruang hampa. Ia lahir lewat pergulatan sejarah yang membentuknya. Konsep Islam rahmatan lil alamin secara nyata terajawantah dalam paham ahlussunah wal jama’ah (aswaja) yang jelas mempunyai akar sejarah panjang dalam kelahirannya.
Sejak kelahiran bangsa ini, konsep aswaja yang mengedepankan Islam yang rahmatan lil ‘alamin secara konsisten mengusung konsep Islam yang mengedepankan nilai kedamaian, harmoni, dan kasih sayang. Konsep ini bisa menunjukkan sikap moderat serta toleran ketika berhadapan dengan arus peradaban umat manusia yang berbeda aliran, paham, dan bahkan agama sekalipun.
Atas dasar itulah, peneguhan Islam rahmatan lil alamin yang diejawantahkan dalam praktik politik kebangsaan mempunyai peran besar untuk tetap membingkai bangsa ini berada pada khittahnya, yakni sebuah nilai untuk terus berpegang teguh pada karakter dan nilai-nilai keindonesian sesuai dengan lokalitas, budaya serta tradisi yang melingkupinya dengan tetap berwawasan global.
Dalam praktik bernegara, sudah saatnya partai politik harus mampu mengambil peran-peran strategis dalam kemajuan bangsa. Partai politik harus mampu menangkap peluang dan tantangan serta menggerakkan pikiran dan tindakan nyata bagi transformasi kehidupan berbangsa jauh ke depan. Transformasi harus benar-benar bisa dilakukan sebuah partai untuk melakukan terobosan di tengah berbagai sendi kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya yang saat ini tampak begitu kedodoran.
Masyarakat pun tampak mulai menimbang kembali sikap moderatisme keagamaan yang gamang bersikap atas berbagai peristiwa soal keagamaan yang terjadi di Tanah Air.
Tesis ini mungkin tampak terlalu dini. Tetapi fenomena besar itu setidaknya menunjukkan bahwa gerakan keagamaan dengan posisi yang jelas, apapun bentuknya, tampak sedang menemukan panggung dan momentumnya.
Merefleksi semua itu, menjadi amat penting untuk kembali memberi peneguhan akan komitmen nilai-nilai kebangsaan yang akhir-akhir ini mulai terkoyak dan tercederai. Persis di titik itulah pentingnya meneguhkan kembali nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dengan pemaknaan yang progresif dan visioner sebagai jalan tengah dan garda depan yang akan mengawal keindonesiaan dalam bingkai kemajemukan.
Spirit dan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin tersebut harus menjiwai dan menjadi ruh dalam gerak politik, praktik kenegaraan, maupun praktik keberagamaan di Tanah Air. Islam rahmatan lil alamin adalah sebuah konsep dimana kehadiran Islam di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi umat manusia.
Konsep tersebut ingin menunjukkan bahwa Islam hadir untuk memberi jalan terang bagi kemaslahatan umat manusia, dalam seluruh lini perjuangan, tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras dan golongan. Itulah sejatinya inti dan ruh politik rahmatan lil ‘alamin yang harus selalu diteguhkan di tengah polarisasi, gesekan, serta sentimen berbagai kelompok di masyarakat.
Pilihan untuk tetap konsisten memperjuangankan Islam rahmatan lil alamin tentu tidak lahir secara tiba-tiba dan muncul dari ruang hampa. Ia lahir lewat pergulatan sejarah yang membentuknya. Konsep Islam rahmatan lil alamin secara nyata terajawantah dalam paham ahlussunah wal jama’ah (aswaja) yang jelas mempunyai akar sejarah panjang dalam kelahirannya.
Sejak kelahiran bangsa ini, konsep aswaja yang mengedepankan Islam yang rahmatan lil ‘alamin secara konsisten mengusung konsep Islam yang mengedepankan nilai kedamaian, harmoni, dan kasih sayang. Konsep ini bisa menunjukkan sikap moderat serta toleran ketika berhadapan dengan arus peradaban umat manusia yang berbeda aliran, paham, dan bahkan agama sekalipun.
Atas dasar itulah, peneguhan Islam rahmatan lil alamin yang diejawantahkan dalam praktik politik kebangsaan mempunyai peran besar untuk tetap membingkai bangsa ini berada pada khittahnya, yakni sebuah nilai untuk terus berpegang teguh pada karakter dan nilai-nilai keindonesian sesuai dengan lokalitas, budaya serta tradisi yang melingkupinya dengan tetap berwawasan global.
Dalam praktik bernegara, sudah saatnya partai politik harus mampu mengambil peran-peran strategis dalam kemajuan bangsa. Partai politik harus mampu menangkap peluang dan tantangan serta menggerakkan pikiran dan tindakan nyata bagi transformasi kehidupan berbangsa jauh ke depan. Transformasi harus benar-benar bisa dilakukan sebuah partai untuk melakukan terobosan di tengah berbagai sendi kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya yang saat ini tampak begitu kedodoran.