Aliansi Kebangsaan Ingatkan Daya Beli Nasional Harus Dikelola dengan Baik

Kamis, 10 Maret 2022 - 21:21 WIB
loading...
A A A
Menurut Pontjo, daya beli nasional harus terus diperkuat dan diberi haluan atau diarahkan untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia secara berkeadilan. Penggunaan daya beli nasional menjadi kunci bagaimana bangsa Indonesia mengatur rumah tangganya sendiri secara mandiri dan berdaulat untuk kepentingan nasional.

"Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi penguatan daya beli nasional yang berpihak kepada kepentingan nasional termasuk untuk mendorong pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Jangan sampai daya beli nasional justru membunuh produksi kita sendiri," katanya.

Perubahan kultur
Untuk membangun ekonomi berbasis pengetahuan yang mandiri dan berdaya saing, kata Pontjo, harus didukung pula dengan perubahan kultur menyangkut pola pikir dan perilaku. "Dari sisi pelaku usaha, mentalitas kebanyakan pengusaha kita yang ingin serba instan, jalan pintas, dan cari gampangan perlu bertransformasi menjadi usahawan inovatif yang berkontribusi dalam mengembangkan inovasi teknologi nasional," tuturnya.

Sedangkan di sisi masyarakat, perlu ditumbuhkan kebanggaan dan kecintaan terhadap produk-produk dalam negeri. Jepang bisa menjadi contoh bagaimana masyarakatnya sangat loyal dan bangga dengan barang-barang buatan negara mereka sendiri, sehingga nyaris anti dengan produk-produk impor. Dengan mental kultural seperti ini, manfaat daya beli nasional akan dinikmati terutama oleh bangsa sendiri dan bukan oleh bangsa atau negara lain.

Pontjo mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh lagi terlena dengan kekayaan sumberdaya alamnya. Untuk mencapai kemandirian (kedaulatan) dan kemakmuran bersama sudah seharusnya bangsa Indonesia mentransformasikan diri dari perekonomian berbasis ekstraktif, pertanian tradisional, dan manufaktur konvensional menuju ekonomi berbasis sains dan teknologi (Knowledge Based Economy). Untuk itu, mendesak bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan penguasaan teknlologinya yang memang saat ini masih ketinggalan.

"Negara-negara seperti Finlandia, China, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Singapura, dan lain-lainnya dengan kebijakan dan strategi ekonomi berbasis pengetahuan terbukti memiliki keunggulan dan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Keunggulannya tidak hanya pada tingkat daya saing global, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bagi penciptaan kesejahteraan," katanya.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2940 seconds (0.1#10.140)