EKOSIDA dan Pandemic COVID-19

Jum'at, 24 April 2020 - 05:31 WIB
loading...
A A A
Informasi yang tersebar secara massif membuat kita tahu tentang COVID-19, bahkan banyak artikel ilmiah tentang virus ini tersebar, Tapi di luar sana juga banyak tersebar kabar miring tentang virus ini, walaupun banyak yang tidak jelas dari mana asal usulnya.

Mislanya dari spesies hewan mana virus ini berasal? Kelelawar, trenggiling, atau hewan liar lainnya? Dari mana daerah asalnya? Dari sebuah gua atau hutan di Provinsi Hubei, Cina atau di tempat lain? (kompas, 26/03/2020)

Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa menjadi ujung pangkal melihat masalah COVID-19 diluar dari cara pandang virologi dan epidemologi itu terletak, sudut pandangan ekologi politik tentu berbeda, Transmisi dan penyebaran COVID-19 begitu cepat pada manusia, salah satunya disebabkan oleh ekpansi dan ekploitasi yang begitu brutal terhadap ekosistim dan sumberdaya alam yang terlampau jauh masuk dalam kehidupan liar, menyebabkan retaknya metabolism alam sekaligus menyebabkan kerentanan kehidupan sosial ekologi antar sesama mahluk hidup.

Ekosida

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia saat ini karena krisis yang kita buat sendiri. Itulah pesan dari para ahli penyakit menular dan kesehatan lingkungan terkemuka. Namun sebahagian orang tidak terlalu mempercayainya, COVID-19 masih dianggap sebagai pandemic yang berdiri sendiri diluar dari efek pengrusakan lingkungan hidup dan sumberdaya alam, terdengar seperti tidak berhubungan. relasi COVID-19, krisis iklim dan hancurnya keanekaragaman hayati itu sangat terkait.

Terlebih lagi, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Seiring dengan hilangnya habitat, pergeseran zona iklim menyebabkan satwa liar bermigrasi ke tempat-tempat baru, di mana mereka berinteraksi dengan spesies lain yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Ini tentu meningkatkan risiko munculnya penyakit baru.

Untuk menempatkan perspektif Pandemic Covid-19 dalam kerangka ekosida, maka COVID-19 harus dilihat dalam kerangkan bahwa COVID-19, tidak saja akan mengarah pada krisis yang multi dimemnsional tapi juga di latar belakangi oleh masalah yang juga multi dimensional.

COVID-19 berkembang dari satu relasi produksi yang bersifat structural, dimana dominasi, ekspansi dan akaumulasi modal menjadi faktor utama terjadinya kerusakan ekologi serta berdampak pada penyimpangan pertumbuhan biologi manusia dan mahluk hidup lainya dalam waktu yang sangat panjang.

Yang bisa kita ketahui dari sejumlah pengetahuan ialah SARS dan virus Hendra berkembang ketika perubahan penggunaan lahan dan kondisi iklim yang berubah serta hilangnya habitat memaksa kelelawar memindahkan virusnya ke manusia.

Praktek ekosida bahkan menyebabkan keamanan dan kedamaian hidup manusia dan mahluk hidup lainya menjadi retak, selain mengakibatkan krisis ekologi, juga akan memproduksi virus dan penyakit menular baru lainnya yang kemungkinan besar masih akan kita temui di masa depan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0918 seconds (0.1#10.140)