Pentingnya Komunikasi Kesehatan dalam Membangun Kualitas Hidup di Era Pandemik

Rabu, 22 Desember 2021 - 12:17 WIB
loading...
Pentingnya Komunikasi Kesehatan dalam Membangun Kualitas Hidup di Era Pandemik
Dewi Widowati, Dosen Tetap Institut Komunikasi & Bisnis LSPR, Jakarta. Foto/Dok/Pribadi
A A A
Dewi Widowati
Dosen Tetap Institut Komunikasi & Bisnis LSPR, Jakarta

SECARA resmi, 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No.316 tahun 1959 yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Melihat sejarahnya, jauh sebelum Indonesia merdeka sebenarnya sejak 1912 sudah ada organisasi perempuan. Pejuang-pejuang wanita pada abad ke 19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain secara tidak langsung telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan.

Hal itu menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.

Pada Kongres Perempuan Indonesia I yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Menengok pada kongres perempuan Indonesia I salah satu agenda utamanya di antaranya adalah peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita. Terkait hal ini, pada era pandemic Covid-19 sekarang ini peranan seorang Ibu menjadi sentral dalam mendidik anak dan keluarganya di bidang kesehatan bagi dirinya dan anak-anaknya.

Ibu yang sehat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kesehatan menjadi hal mutlak diperlukan. Ia harus mampu mengomunikasikan hal-hal yang menyangkut kesehatan atau apa pun terkait dengan pola hidup sehat, bersih bagi keluarganya.Juga kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh mereka yang berkecimpung terkait dunia kesehatan.

Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan memperbaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika (Health Communication Partnership’s M/Mc Health Communication Materials Database, 2004).

Sebuah komunikasi kesehatan yang berhasil adalah yang memperhatikan bagaimana cara menyampaikan pesan-pesan kesehatan seperti bagaimana mencegah penyakit, misalnya kampanye cara pencegahan penyakit flu burung, AIDS, atau penyakit-penyakit menular lainnya; promosi kesehatan, seperti menginformasikan bagaimana para pegawai negeri sipil dapat menggunakan kartu Askes (asuransi kesehatan) dengan mudah; atau bagaimana pemerintah memberikan pelayanan KB gratis untuk masyarakat miskin dan cara-cara bagaimana masyarakat mendapatkan pelayanan tersebut.

Tentu saja pesan dalam kampanye disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambiguitas. Bila persepsi berbeda, maka efek yang terjadi mungkin saja tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu informasi yang disampaikan haruslah jelas dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat yang dituju.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1544 seconds (0.1#10.140)