Muktamar NU: Sukses, Sehat, dan Keren
loading...
A
A
A
Tentu sangat tidak sehat jika "gelaran suci" dari organisasi para kiai terkotori dengan praktik-praktik transaksional. Saya masih meyakini, money politics tak akan pernah terjadi. Muktamar Jombang yang konon berbau itu saja, menurut saya, hanya isu dan rumor belaka.
Maka seharusnya, Muktamar mendatang akan jauh lebih baik. Ini tidak hanya menjadi komitmen para pengurus saja. Mereka, para muktamirin, tentu memiliki tanggung jawab yang tak ringan. Komitmen ke-NU-an haruslah dimiliki setiap kader, bahkan mereka yang memang peduli dengan NU.
Sebagai warga biasa, saya hanya bisa berharap, melalui Muktamar Lampung nanti dapat menghasilkan berbagai keputusan yang membawa kemaslahatan. Tidak hanya untuk jam'iyah, tetapi juga untuk para jamaahnya. Mereka yang tetap memilki kesetiaan meski berada dalam kondisi yang serba tidak menguntungkan.
Bagaimana, misalnya, para petani bisa makin berdaya. Demikian pula pedagang kecil, para pekerja, nelayan dll, semua warga nahdliyin itu benar-benar merasakan kemaslahatan. Selain mereka tetap bisa aktif mengikuti pengajian. Di sinilah pentingnya program ekonomi, pendidikan dan kesehatan khususnya, lebih diprioritaskan.
Karena Muktamar nanti juga merupakan momentum NU memasuki abad kedua, bagaimana gerakan para kiai ini semakin mendunia kiprahnya. NU memberikan konstribusi yang nyata untuk terciptanya perdamaian. Konflik-konflik ideologis atas nama agama, juga radikalisme, terorisme, dan ekstrimisme harus diakhiri. NU harus selalu menampilkan wajah Islam kemanusiaan (humanitarian Islam).
NU telah memiliki modal banyak untuk urusan itu. Islam Nusantara adalah yang utama. Menurut Mitsuo Nakamura (2015), peneliti dari Jepang yang kenal NU sejak 1979 itu, Islam Nusantara telah menjadi success story dari Indonesia yang perlu disebarkan secara internasional.
Tentu, Muktamar akan keren nanti jika benar-benar bisa menghasilkan keputusan-keputusan yang lebih berarti.
Maka seharusnya, Muktamar mendatang akan jauh lebih baik. Ini tidak hanya menjadi komitmen para pengurus saja. Mereka, para muktamirin, tentu memiliki tanggung jawab yang tak ringan. Komitmen ke-NU-an haruslah dimiliki setiap kader, bahkan mereka yang memang peduli dengan NU.
Sebagai warga biasa, saya hanya bisa berharap, melalui Muktamar Lampung nanti dapat menghasilkan berbagai keputusan yang membawa kemaslahatan. Tidak hanya untuk jam'iyah, tetapi juga untuk para jamaahnya. Mereka yang tetap memilki kesetiaan meski berada dalam kondisi yang serba tidak menguntungkan.
Bagaimana, misalnya, para petani bisa makin berdaya. Demikian pula pedagang kecil, para pekerja, nelayan dll, semua warga nahdliyin itu benar-benar merasakan kemaslahatan. Selain mereka tetap bisa aktif mengikuti pengajian. Di sinilah pentingnya program ekonomi, pendidikan dan kesehatan khususnya, lebih diprioritaskan.
Karena Muktamar nanti juga merupakan momentum NU memasuki abad kedua, bagaimana gerakan para kiai ini semakin mendunia kiprahnya. NU memberikan konstribusi yang nyata untuk terciptanya perdamaian. Konflik-konflik ideologis atas nama agama, juga radikalisme, terorisme, dan ekstrimisme harus diakhiri. NU harus selalu menampilkan wajah Islam kemanusiaan (humanitarian Islam).
NU telah memiliki modal banyak untuk urusan itu. Islam Nusantara adalah yang utama. Menurut Mitsuo Nakamura (2015), peneliti dari Jepang yang kenal NU sejak 1979 itu, Islam Nusantara telah menjadi success story dari Indonesia yang perlu disebarkan secara internasional.
Tentu, Muktamar akan keren nanti jika benar-benar bisa menghasilkan keputusan-keputusan yang lebih berarti.
(abd)