Menanti Detik-detik Peralihan Blok Rokan

Kamis, 05 Agustus 2021 - 12:41 WIB
loading...
A A A
Enhanced Oil Recovery (EOR)
Yang pertama menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) adalah dalam hal penguasaan teknologi pengurasan minyak. Bagaimana menciptakan standarisasi pengelolaan sumur dengan teknologi yang kapasitasnya minimal setingkat dengan Chevron.

Untuk itu Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) diperlukan demi mengoptimalkan produksi. Karena sumur-sumur minyak di Blok Rokan sudah berusia tua dan telah beroperasi puluhan tahun.

Target Produksi Minyak
Yang kedua, tantangan ke depan Pertamina Hulu (PHR) Rokan adalah mempertahankan volume produksi dan lifting. Apalagi secara umum blok migas habis masa kontrak sudah mengalami penurunan produksi yang signifikan. Pekerjaan rumah umumnya hanya untuk mempertahankan produksi atau bisa menaikkan Produksi, tentu dengan cara melakukan eksplorasi sumur-sumur baru.

Seiring usia lapangan yang mature dan adanya penurunan alamiah (natural decline), produksi Blok Rokan kini rata-rata berada di level 160.000 – 200.000 barel per hari. Secara otomatis kinerja Blok Rokan akan menjadi perhatian publik dan para stakeholder pengambil kebijakan.

Penulis berharap, manajemen Pertamina Hulu Rokan harus siap dalam banyak hal. Tidak hanya masalah teknis bisnis, tetapi juga aspek-aspek lain yang kemungkinan akan menyertainya. Salah satunya adalah diperbandingkan dengan lapangan alih kelola lainnya yang dilakukan Pertamina.

Dukungan semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah (pusat dan daerah) serta mitra bisnis PHR, menunjukkan suasana kondusif menjelang peralihan pengelolaan operator pada 8 Agustus 2021.

Alih kelola ke Pertamina sebagai perusahaan nasional diharapkan bisa memberi manfaat yang lebih luas lagi bagi negara baik dari sisi pengelolaan maupun penerimaan negara dan memperkuat posisi Pertamina sebagai BUMN yang menjadi salah satu lokomotif pembangunan dan perekonomian nasional.

Pertamina juga mendapat tantangan besar untuk dapat memproduksi migas 1 juta barel pada tahun 2030, seperti yang dicanagkan SKK Migas. untuk itu dibutuhkan komitmen dan dedikasi dari seluruh elemen pekerja khususnya Subholding Upstream untuk dapat mewujudkan cita-cita.

Dengan proses alih kelola yang lancar, tentu berdampak terhadap proses estafet pengelolaan Blok Rokan berjalan dengan baik. Dengan demikian, PHR seharusnya dapat menjalankan kegiatan produksi dengan baik mengingat hampir tidak ada perubahan infrastruktur selain manajemen. Karyawan dan fasilitas produksi pun masih relatif sama dengan sebelumnya.

Transfer Teknologi
Yang ketiga, aspek transfer teknologi. Bahwa saat ini penyesuaian sistem IT juga terus dilakukan terutama aplikasi-aplikasi yang berkaitan langsung dengan operasi produksi maupun penunjangnya, juga termasuk pelatihan penggunaan sistem dari Chevron Pasicic Indonesia ke Pertamina Hulu Rokan yang nantinya akan digunakan secara terintegrasi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1625 seconds (0.1#10.140)