Menanti Detik-detik Peralihan Blok Rokan

Kamis, 05 Agustus 2021 - 12:41 WIB
loading...
Menanti Detik-detik Peralihan Blok Rokan
Suhendra Atmaja, Praktisi Komunikasi Perminyakan. Foto/Dok. Pribadi
A A A
Suhendra Atmaja
Praktisi Komunikasi Perminyakan

ALIH kelola Blok Rokan Riau akan menjadi kado istimewa bangsa ini dalam merayakan Hari Kemerdekaan 76 tahun. Salah satu kawasan penghasil minyak nomor dua terbesar di Indonesia di Riau, dengan operator Chevron Pacific Indonesia (CPI) kini akan dipegang oleh perusahaan minyak nasional Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Blok Rokan diharapkan menjadi tumpuan bagi bangsa ini dalam upaya mengurangi ketergantungan energi berupa impor BBM dari negara luar. Dengan syarat putra putri bangsa yang dipercaya memimpin pengelolaan Blok migas ini mampu mewujudkan dan meningkatkan Produksi minyak dari blok ini.

Tinggal hitungan hari, tepatnya pada 9 Agustus 2021, pengelolaan Blok Rokan, Riau akan berpindah ke PT Pertamina Hulu Rokan setelah berakhirnya kontrak bagi hasil (PSC) PT Chevron Pacific Indonesia di Blok Rokan pada 8 Agustus. Mulai 9 Agustus 2021, hak kelolanya diambil 100 persen oleh Pertamina.

Pemerintah memberikan hak kelola Blok Rokan, di Riau yang habis masa kontraknya pada September 2021 kepada PT Pertamina (Persero). Kementerian ESDM menyebut keputusan ini murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah menerima dan mengevaluasi proposal yang diajukan Pertamina.

Kondisi tersebut didasari dengan Signature Bonus yang disodorkan Pertamina sebesar USD784 juta atau sekitar Rp11,3 triliun dan nilai komitmen pasti sebesar USD500 juta atau Rp7,2 triliun dalam menjalankan aktivitas eksploitasi migas.

Riwayat Pengelolaan Blok Rokan
Bukan proses singkat, ditemukannya kandungan Blok Rokan sudah sejak era kolonial Belanda. Lapangan Minas yang menjadi tambang minyak raksasa yang pertama kali ditemukan di Blok Rokan. Geolog asal Amerika Walter Nygren menemukannya pada 1939 lalu.

Lapangan Minas pernah diklaim sebagai lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara. Saat ditemukan, kandungan minyak di lapangan tersebut diperkirakan mencapai 6 miliar barel.

Lapangan tersebut menghasilkan minyak jenis Sumatran Light Crude yang terkenal di dunia. Pengeboran pertama di lapangan tersebut dilakukan oleh Caltex yang kemudian berubah nama menjadi Chevron. Sumur Minas pernah mencapai puncak produksi pada 1973 lalu. Saat itu produksinya mencapai 440 ribu bph.

Lapangan kedua, Duri. Lapangan tersebut pertama kali ditemukan pada 1941 dan mulai berproduksi 1958 lalu. Blok Rokan yang memiliki luas 6.220 kilometer itu memiliki hampir 96 lapangan minyak, di mana tiga diantaranya disebut-sebut memiliki potensi minyak besar yakni Duri, Minas, dan Bekasap.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) per Juni mencapai 160.646 barel per hari, sementara target lifting 165,000 Barel per hari..

Jejak Kejayaan minyak blok Rokan Riau dapat dilihat dengan berdirinya 2 (dua) monumen pompa angguk 1.000.000 Barel minyak. Monumen ini berdiri atas pencapaian Produksi 1 juta barel minyak dari Duri, dihitung kumulatif dari tahun 1958-1995.

Monumen pompa angguk kedua, adalah monumen 2.000.000 barel minyak Duri, atas pencapaian Produksi akumulatif dari tahun 1958-2006, kedua monumen tersebut berada dilokasi yang berdekatan.

Alih Kelola Prestasi Bangsa dan Tantangan
Alih kelola minyak di Blok Rokan dari tangan PT Chevron Pacific Indonesia adalah sebuah tantangan bangsa Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk memperjuangkan kemandirian dan ketahanan energi nasional.

Blok Rokan menjadi incaran raksasa minyak dunia karena situs penghasil minyak yang terletak di Riau ini diprediksi memiliki kandungan minyak dan gas bumi yang berlimpah.

Chevron Pacific Indonesia (CPI) sebenarnya masih berkeinginan memperpanjang kontrak operasi Blok Rokan, hingga tahun 2041. Namun pemerintah kemudian memutuskan pengelolaaan blok ini diserahan ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan berbagai pertimbangan

Menurut Analisa penulis, berberapa faktor yang menjadi pertimbangan, yakni signature bonus yang ditawarkan dan potensi pendapatan negara dengan menggunakan gross split.

Isu Krusial Jelang Alih Kelola
Menjelang peralihan wilayah kerja (WK/ Blok) Rokan ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mengawal proses peralihan agar berjalan dengan baik.

Salah satu proses peralihan yang penting adalah terkait kewajiban yang ada di kontrak-kontrak pengadaan barang/jasa, termasuk di dalamnya kontrak untuk vendor lokal Riau.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2115 seconds (0.1#10.140)
pixels