Belajar Hadapi Pandemi Covid-19 dari Ibu Kota Dunia

Senin, 05 Juli 2021 - 07:52 WIB
loading...
A A A
New York on Pause
Pemerintah New York tidak mengambil opsi lockdown sebagai solusi mengatasi pandemi, namun lebih memilih menerapkan kebijakan New York on Pause. Bahkan, saat kasus melonjak tajam di wilayah Westchester County, pemerintah New York tetap memilih tidak melakukan lockdown melainkan containment dengan mengerahkan Garda Nasional ke wilayah terdampak.

Berbeda dengan kebijakan lockdown yang berdampak pada terhentinya secara total aktivitas ekonomi, Kebijakan New York on Pause membolehkan dilakukannya aktivitas ekonomi namun secara terbatas, terutama untuk sektor usaha esensial, seperti rumah sakit/klinik, SPBU, groceries, dan apotik.

Sektor-sektor non-essential businesses termasuk lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga pemerintahan yang tidak berhubungan dengan pelayanan publik dilarang beraktivitas secara in-person sesuai ketentuan stay at home order.

Selain itu, Gubernur Cuomo menyelenggarakan konferensi pers setiap hari saat puncak pandemi, untuk memberikan update perkembangan pandemi Covid-19 di New York. Strategi komunikasi bencana (risk communication) ala Gubernur Cuomo ini sangat diapresiasi oleh masyarakat New York sebagai wujud kehadiran dan perhatian negara di tengah situasi pandemi.

Kepatuhan hukum
Masyarakat New York secara umum sangat patuh hukum, termasuk patuh pada peraturan-peraturan penanganan Covid-19, termasuk kepatuhan melakukan vaksinasi. Sikap patuh hukum/peraturan ini turut membantu keberhasilan penanganan Covid-19 di New York.

Selain kepatuhan yang bersifat individual, juga terdapat kepatuhan kolektif yang melibatkan antara lain lembaga-lembaga socio-keagamaan, seperti masjid dan gereja. Kepatuhan kolektif disini sangat mengindahkan peraturan seperti larangan melakukan kegiatan peribadatan yang bersifat offline (in person) yang berpotensi menciptakan kerumunan.

Kebijakan pelarangan berkerumun di masa Covid-19 memang sempat tercederai oleh aksi demo Black Lives Matter (BLM) yang sempat berlangsung ricuh dan tak terkendali. Namun, sikap tegas dan tidak mengenal kompromi pemerintah negara bagian/pemerintah kota New York mampu meredam kekisruhan sosial tersebut dengan pemberlakuan jam malam (curfew) di kota New York.

Herd immunity
Dalam menekan penularan Covid-19 di New York, Gubernur Cuomo mengambil sejumlah langkah kebijakan yang berkontribusi pada terciptanya herd immunity di New York di antaranya melalui pemberian layanan swab test dan PCR test secara masif, layanan contact tracing secara intens, serta layanan vaksinasi secara masif.

Selain itu, New York bersama negara-negara bagian dalam kelompok Tri-State area (New York, New Jersey, Connecticut) juga melakukan langkah-langkah preventif berbasis ‘sanksi denda’. Bagi mereka yang datang ke Tri-state area harus mengisi formulir kesehatan dan jika datang dari negara bagian yang masuk daftar hot spot Covid-19 harus melakukan karantina mandiri. Mereka yang menolak pengisian formulir kesehatan dapat dikenai denda USD2.000 dan pemberlakuan denda USD10.000 bagi yang menolak isolasi mandiri.

Program vaksinasi secara masif diakui membantu tercapainya herd immunity di New York. Saat ini program vaksinasi Covid-19 di New York sudah mencapai target nasional sebanyak 70% orang dewasa yang telah divaksinasi per 15 juni 2021. Situasi ini ditandai dengan penurunan jumlah kasus positif Covid-19 di wilayah New York, termasuk jumlah kasus positif Covid-19 di kota New York yang saat ini berada di bawah 1% (0,72%).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2056 seconds (0.1#10.140)