Awas Varian Delta, PKS: Lindungi Anak dan Ibu serta Lakukan PPKM Ketat

Rabu, 30 Juni 2021 - 09:47 WIB
loading...
Awas Varian Delta, PKS: Lindungi Anak dan Ibu serta Lakukan PPKM Ketat
Meningkatnya kasus Covid-19 (virus Corona) pada anak-anak dan kelompok perempuan disoroti oleh Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati. Foto/SINDOnews
A A A
JAKA - Meningkatnya kasus Covid-19 (virus Corona) pada anak-anak dan kelompok perempuan disoroti oleh Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati. Dia menilai hal tersebut menjadi kado pahit Hari Keluarga Nasional.



Proporsi ini meningkat dibanding awal tahun lalu dimana balita yang terpapar Covid masih di bawah 2 persen. Sementara proporsi anak dan remaja yang masih menjalani perawatan atau berstatus positif aktif mencapai 3,1 persen dan 10,4 persen.

"Kasus Covid pada anak meningkat sangat tajam. Hal itu terlihat pada data-data yang riil," tuturnya yang prihatin dengan kasus Covid-19 pada anak meningkat tajam.

Berdasarkan data, perbandingan antara kelompok laki-laki dan perempuan dimana proporsi kelompok perempuan yang terpapar Covid-19 lebih banyak (51,4 persen) dibanding laki-laki (48,6 persen). Dan proporsi yang menjalani perawatan juga lebih banyak perempuan dibanding laki-laki.

Dia yang juga sebagai Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS ini prihatin dengan tingginya komorbiditas pada kasus Covid-19 pada anak di Indonesia. Dan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap tingginya komorbiditas pada anak Indonesia serta cakupan layanan kesehatan yang belum menyeluruh dapat menjadi penyebab tingginya angka kematian Covid pada anak.

Persentase tertinggi komorbiditas pada anak yang terpapar Covid-19 di Indonesia adalah malignancy dan malnutrition. "Kondisi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan jika anak-anak semakin berpotensi terpapar Covid-19," imbuhnya.

Selain itu, dia menyoroti cakupan imunisasi lengkap pada anak juga menurun tajam akibat pandemi yang berkepanjangan. Hal tersebut dinilai berpotensi menimbulkan wabah penyakit lain yang bisa menyerang anak-anak.

Maka itu, dia kembali menegaskan agar pemerintah mengambil kebijakan extra ordinary untuk mengerem laju peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Penting untuk melakukan kebijakan pembatasan ketat dan membuka opsi untuk melakukan kebijakan PSBB Ketat dan rem darurat bagi daerah dengan penularan covid tinggi.

Bahkan jika memang harus dilakukan lockdown, jangan bertumpu pada kebijakan PPKM mikro yang diberlakukan sama di semua daerah. "Kasus Covid ini tidak boleh dibiarkan berlangsung terus. Harus ada kebijakan dan langkah extra ordinary untuk mengerem laju penambahan kasus Covid-19 di Indonesia. Berbagai pihak kembali menyuarakan agar Indonesia melakukan lockdown daripada memaksakan melanjutkan kebijakan PPKM Mikro meskipun dengan penebalan,” ungkapnya.

Dirinya pun setuju dengan pendapat para ahli yang menilai kebijakan PPKM Mikro dengan penetapan kriteria dengan warna yang cenderung membingungkan dan sulit dilakukan pembatasan. Kriteria untuk suatu daerah dikatakan zona merah atau hitam terlalu tinggi sehingga sulit dipenuhi.

Sehingga ada daerah yang sebetulnya harus sudah dilakukan, masih tetap longgar tanpa pengawasan karena dianggap belum memenuhi kriteria zona merah atau hitam. Muncul multi tafsir di lapangan terkait penetapan zona ini.

Dia juga meminta agar pemerintah meningkatkan kapasitas ruang perawatan dan kamar isolasi untuk mereka yang terpapar Covid-19. Sebab, bila isolasi mandiri di rumah dengan kondisi rumah yang kecil bisa berimbas anak-anak dan ibu serta keluarga lainnya berpotensi terpapar Covid-19.

Apalagi varian Delta yang yang saat ini menyebabkan ledakan kasus di Indonesia sangat mudah menular ke anak-anak. "Gunakan semua sumber daya, aset dan cara yang memungkinkan untuk menambah ruang perawatan dan isolasi. Pastikan ketersedian obat, oksigen dan sarana pendukung bagi pasien Covid-19," pungkasnya.

Diketahui, ledakan kasus Covid-19 di Indonesia terus berlanjut dengan mencatatkan kasus harian yang mencapai di atas 20 ribu kasus baru setiap harinya. Setelah mencatatkan rekor 21.432 kasus baru pada 27 Juni lalu, hari Selasa kasus baru Covid-19 di Indonesia rata-rata tembus diangka 20.694 kasus.

Kasus kematian harian juga kembali menembus 400 orang per hari dimana hari Senin tercatat 423 kasus yang meninggal akibat Covid-19. Bahkan, ancaman Covid-19 tidak saja menyasar masyarakat secara umum, namun banyak menyasar ibu dan anak. Ibu dan anak yang menjadi unsur penting keluarga justru semakin terancam Covid-19 di momentum Hari Keluarga Nasional.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1336 seconds (0.1#10.140)
pixels