Kemampuan Beradaptasi Kunci Tekan Angka Kemiskinan

Rabu, 28 April 2021 - 19:45 WIB
loading...
A A A
Guru Besar Universitas Mercu Buana yang juga pendiri INDEF, Didik Rachbini menilai untuk melihat kemiskinan tidak cukup mengacu kepada angka kemiskinan semata.

Rangkaian indikasi kemiskinan seperti tahapan pengangguran, kemiskinan dan sektor informal, kata Didik, harus dilihat sebagai satu kesatuan.

Angka kemiskinan 27,5 juta orang yang dilansir BPS itu, menurut Didik, tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya masyarakat yang miskin.

Karena itu, lanjut dia, angka 27,5 juta orang miskin itu muncul berdasarkan garis kemiskinan yang ditetapkan bahwa batasan orang miskin adalah yang berpenghasilan Rp430 ribu per bulan per orang.

"Dengan biaya hidup yang semakin tinggi kenyataannya bisa dua atau tiga kali lebih besar dari angka kemiskinan itu, sehingga implikasi upaya untuk mengatasinya juga harus lebih besar," katanya.

Sementara itu, Senior Faculty United In Diversity, Suyoto berpendapat untuk mengentaskan kemiskinan harus dilakukan dengan upaya yang holistik dari berbagai aspek.

Upaya yang bisa dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, kata Suyoto, antara lain relokasi jika diperlukan, hadirkan industri yang tepat, penguatan
pendidikan, perbaikan lingkungan hidup dan pengembangan jaminan sosial.

Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengatakan, untuk mengatasi masalah kemiskinan di masa pandemi, harus melakukan konsolidasi birokrasi, memobilisasi dan orkestrasi modal sosial yang kita miliki.

Berdasarkan pengalamannya, dana desa bisa dimanfaatkan untuk pengentasan kemiskinan dan stunting serta peningkatan pelayanan kepada publik.

Ekonom, FEB Unair, Lilik Sugiharti menilai kesenjangan antara orang kaya dan miskin di perkotaan memang masih lebar. Di sisi lain, saat ini yang terjadi kemiskinan merata di perdesaan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3230 seconds (0.1#10.140)