Soal Konservasi Lingkungan, KLHK Gelar Green Leadership
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mengupayakan agar konservasi dan pengelolaan lingkungan bisa terus berjalan.
Hal ini pun menjadi fokus dari Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro. Dalam menumbuhkan semangat konservasi dan pengelolaan lingkungan, Sigit mengungkapkan, pihaknya menggelar Presentasi Green Leadership Kandidat Proper Emas 2023 yang berlangsung pada tanggal 8-9 dan 11-12 Desember 2023.
"Sebanyak 22 Chief Executive Officer (CEO) perusahaan telah terseleksi sebagai kandidat Proper Emas 2023 mempresentasikan visi perusahaan terhadap 'Extraordinary Turnarounds' untuk keberlanjutan bumi," kata Sigit dalam keterangannya, Sabtu (9/12/2023).
Dijelaskan Sigit, Green Leadership merupakan penilaian untuk pimpinan tertinggi perusahaan akan komitmen dan gagasan konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang dimiliki perusahaan.
"Penilaian ini juga mencatat karakteristik kepemimpinan yang teladan, mencakup visi bersama, menantang proses, mendukung orang lain dalam bertindak, memberikan semangat kepada konstituennya, dengan topik Extraordinary Turnarounds," ungkapnya.
"Yang membahas keberlanjutan alam dan manusia yang terdiri dari upaya mengakhiri kemiskinan, mengurangi ketimpangan, pemberdayaan perempuan dan membuat sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan," tambahnya.
Kata dia, program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan atau Proper merupakan salah satu inovasi pendekatan tata kelola lingkungan yang dikenal dengan Public Voluntary Regulation (PVR).
"Keberhasilan Proper dalam mendorong ketaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan, serta menciptakan framework tolok ukur kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan mendapat penghargaan Top 5 Outstanding Achievement of Public Service Innovation (OAPSI) Award di tahun 2023," jelasnya.
"Tolok ukur tersebut diterapkan pada sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, penurunan emisi, pemanfaatan limbah B3 dan NonB3, efisiensi air, penurunan beban pencemaran air, keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat," tutupnya
Hal ini pun menjadi fokus dari Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro. Dalam menumbuhkan semangat konservasi dan pengelolaan lingkungan, Sigit mengungkapkan, pihaknya menggelar Presentasi Green Leadership Kandidat Proper Emas 2023 yang berlangsung pada tanggal 8-9 dan 11-12 Desember 2023.
"Sebanyak 22 Chief Executive Officer (CEO) perusahaan telah terseleksi sebagai kandidat Proper Emas 2023 mempresentasikan visi perusahaan terhadap 'Extraordinary Turnarounds' untuk keberlanjutan bumi," kata Sigit dalam keterangannya, Sabtu (9/12/2023).
Dijelaskan Sigit, Green Leadership merupakan penilaian untuk pimpinan tertinggi perusahaan akan komitmen dan gagasan konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang dimiliki perusahaan.
"Penilaian ini juga mencatat karakteristik kepemimpinan yang teladan, mencakup visi bersama, menantang proses, mendukung orang lain dalam bertindak, memberikan semangat kepada konstituennya, dengan topik Extraordinary Turnarounds," ungkapnya.
"Yang membahas keberlanjutan alam dan manusia yang terdiri dari upaya mengakhiri kemiskinan, mengurangi ketimpangan, pemberdayaan perempuan dan membuat sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan," tambahnya.
Kata dia, program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan atau Proper merupakan salah satu inovasi pendekatan tata kelola lingkungan yang dikenal dengan Public Voluntary Regulation (PVR).
"Keberhasilan Proper dalam mendorong ketaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan, serta menciptakan framework tolok ukur kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan mendapat penghargaan Top 5 Outstanding Achievement of Public Service Innovation (OAPSI) Award di tahun 2023," jelasnya.
"Tolok ukur tersebut diterapkan pada sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, penurunan emisi, pemanfaatan limbah B3 dan NonB3, efisiensi air, penurunan beban pencemaran air, keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat," tutupnya
(cip)