Membaca Peluang Tokoh Tua di Pilpres 2024

Minggu, 07 Maret 2021 - 06:01 WIB
loading...
Membaca Peluang Tokoh...
Beragam tokoh belakangan ini diisukan berpotensi maju di Pilpres 2024 mendatang. Beberapa di antaranya merupakan politikus gaek seperti Megawati Soekarnoputri dan JK. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Beragam tokoh belakangan ini diisukan berpotensi maju di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Beberapa di antaranya merupakan politikus gaek seperti Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla (JK), Ma'ruf Amin, dan Amien Rais.

Adapun Megawati Soekarnoputri yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pernah menjabat Presiden RI kelima. Sedangkan JK yang merupakan Politikus Senior Partai Golkar ini pernah dua periode menjabat wakil presiden (Wapres).

Pada periode 2004-2009, JK menjabat Wapres mendampingi Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Periode kedua, 2014-2019, JK menjabat Wapres mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sementara itu, Ma'ruf Amin yang kini menjabat Wapres pernah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kemudian, Amien Rais yang merupakan Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) sedang membangun sebuah partai baru bernama Partai Ummat. Amien Rais pernah menjabat Ketua MPR RI. Lalu, bagaimana peluang mereka di Pilpres 2024?

"Munculnya tokoh tua dalam bursa Pilpres 2024 sejatinya sah-sah saja. Hanya dari sisi regenerasi kepemimpinan bisa kita sebut terjadi kemandekan regenerasi," ujar Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Sabtu (6/3/2021).

Arif melanjutkan munculnya tokoh-tokoh tua dalam bursa pilpres juga menjadi pelecut para tokoh muda untuk meningkatkan kiprahnya. "Tokoh tua selain empat nama tersebut nampaknya belum muncul yang layak maju Pilpres," katanya.

Dia pun melihat peluang tokoh tua menuju 2024 mendatang nampaknya semakin kecil. "Karena banyak tokoh muda yang memiliki elektabilitas tinggi selain memiliki kelincahan politik dan bersosialisasi seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Erick Thohir, Ridwan Kamil, Puan Maharani dan lain-lain," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Center for Indonesia Reform (CIR), Hidayaturrahman mendorong partai politik peserta pemilu untuk memajukan tokoh muda sebagai calon presiden dan wakil presiden yang akan berkontestasi. Hal tersebut dianggap perlu dilakukan partai jika ingin menarik simpati pemilih muda yang jumlahnya terus bertambah.

"Berdasarkan data yang ada, jumlah pemilih muda akan terus bertambah. Karena itu partai perlu merespons perubahan demografi ini secara cermat untuk mendapat dukungan yang sangat signifikan," ujar Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/1/2021).

Dia menilai kemunculan figur muda sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024 sangat diperlukan. Tujuannya, kata dia, bukan semata-mata untuk menggaet suara pemilih muda tapi sebagai upaya membangun budaya politik yang baru.

Sebab selama ini, kata Hidayat, dinamika politik Indonesia kurang progresif akibat sebagian besar posisi strategis politik dikuasai figur lama. "Untuk itu jika kita ingin ada penyegaran dinamika politik yang lebih konstruktif dan produktif diperlukan pemain-pemain politik muda yang dipercaya mempunyai gagasan-gagasan yang sesuai dengan kondisi kekinian. Indonesia terlalu luas untuk diurus oleh figur politik yang sudah sepuh," jelas Hidayat.

Hidayat menambahkan walaupun faktor usia capres dan cawapres mempunyai nilai strategis dalam menarik perhatian pemilih muda namun partai juga perlu memperhatikan kompetensi calon yang dijagokan. Namun, kata dia, berusia muda saja tidak cukup.

Dia melanjutkan lebih penting dan mendasar lagi, calon presiden ke depan memiliki komitmen dan visi besar terhadap masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia (HAM), pemerataan pertumbungan ekonomi dan pembangunan. "Jadi tidak sederhana soal tua dan muda untuk calon presiden mendatang. Yang muda perlu, tapi juga ada variable lain yang juga diperlukan,” kata doktor ilmu politik dan pembangunan tersebut.

Menurut Hidayat, partai politik yang memiliki kader muda dan potensial harus berani "menjual" kadernya untuk tampil di kontestan Pilpres 2024 mendatang. “Partai politik harus bisa menjadi contoh bagi kelompok civil society dalam mendorong kader-kader muda yang visioner dan memiliki track record yang baik dan bersih,” pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1379 seconds (0.1#10.140)