Krisis Kemanusiaan Ekstrem Hari Ini

Kamis, 02 November 2023 - 08:52 WIB
loading...
A A A
Menteri Luar Negeri Eli Cohen juga bereaksi dengan membatalkan pertemuan yang telah dijadwalkan dengan Guterres tepat setelah pertemuan dewan pada hari Selasa lalu. Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyerukan agar Guterres mengundurkan diri saja.

Yad Vashem yang dikenal sebagai petugas peringatan Holocaust Israel, juga mengatakan bahwa Sekjen PBB “gagal dalam ujian tersebut.” Guterres menanggapi kritik Israel tersebut dengan mengatakan kepada wartawan di markas besar PBB di New York bahwa dia “terkejut” dengan "salah tafsir dan pengertian" atas sebagian pernyataannya di hadapan para delegasi dewan tersebut.

Dan ditambahkan "seolah-olah saya membenarkan tindakan teror yang dilakukan Hamas.” Dia pun mengulangi kata-kata awal pernyataannya pada hari Selasa lalu “Saya dengan tegas mengutuk tindakan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya di Israel. Tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan, pencideraan, dan penculikan," katanya

Dari sisi Israel, alih-alih mendinginkan situasi, Israel justru mengumumkan bahwa pasukan daratnya telah memasuki Gaza semalaman untuk menyerang sasaran Hamas. Ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya sedang “mempersiapkan invasi darat”.

Banyak orang berpendapat bahwa saja itu merupakan statement rangkaian dari beberapa invasi darat yang dilakukan dia, “saya tidak akan merinci kapan, bagaimana atau berapa banyak,” ujarnya dalam siaran televisi kepada warga pada Rabu malam.

Tentu dengan pernyataan ini, daerah kantong Palestina yang sudah terkepung menjadi semakin terguncang akibat pemboman Israel selama hampir tiga Minggu berturut-turut lalu karena Israel terpicu oleh pembunuhan massal di Israel selatan oleh militan Hamas yang didukung oleh Iran dan berhasil menguasai menguasai Gaza.

Hamas mengancam akan membunuh lebih dari 200 sandera yang telah dibawa kembali ke Gaza, yang menurut Israel lebih dari setengahnya memegang paspor asing dan berasal dari 25 negara. Kelompok lain yang didukung Iran juga telah melakukan upaya serangan terhadap Israel di wilayah wilayah lain.

Para pemimpin Barat khawatir tingginya angka kematian warga sipil Palestina yang telah terbunuh dalam jumlah besar akibat serangan udara Israel akan dapat memicu perang yang lebih luas termasuk memicu sentimen agama yang lebih luas.

Lain pernyataan PBB lain kata Hamas dan lain pula kata Israel. Dengan tanpa beban apa pun termasuk beban terhadap rakyatnya yang sedang menderita, mereka akan tetap saling serang.

Palestina mendapat dukungan


Presiden Turki Tayyip Erdogan termasuk salah satu yang mendukung Palestina yang memberikan tanggapannya mengenai konflik Gaza. Pada hari Rabu lalu sang pemimpin ini mengatakan bahwa kelompok militan Palestina Hamas bukanlah organisasi teroris, mereka adalah kelompok pembebasan yang berjuang untuk melindungi tanah leluhur mereka Palestina.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0723 seconds (0.1#10.140)