Strategi Perang Asimetris ala Hamas Menggempur Israel

Selasa, 17 Oktober 2023 - 05:10 WIB
loading...
A A A
baca juga: Bentrok dengan Hamas, 123 Tentara Israel Tewas

Sejumlah laporan menyebut Hamas menembakkan roket jarak pendek Qassam-diambil dari nama Brigade Al Qassam- yang harganya hanya di kisaran Rp4,2 juta-Rp11,2 juta. Dengan penembakan 5.000 roket yang dilakukan hampir bersamaan dan masif, kemampuan Iron Dome pun tereksploitasi hingga kewalahan.

Rudal Tamir seharga Rp2,1 miliar per biji diobral sampai habis, hingga rudal Patriot seharga Rp62,9 miliar juga harus ditembakkan. Karena itu, ratusan roket murah meriah milik Hamas pun ada yang berhasil menembus Iron Dome dan menghantam wilayah Israel.

Mengacu pada serangan roket pada perang 2021, seperti dilaporkan Jerusalem Pos, bisa jadi Hamas menembakkan roket pada lintasan rendah, sehingga bisa lolos dari jaring iron dome.Pada saat hampir bersamaaan, Hamas meluncurkan drone kamikaze secara ekstensif.

Analisis badan intelijen drone swasta DroneSec menunjukkan ada dua jenis drone yang digunakan, yakni drone FPV murah dilengkapi bahan peledak dan drone sayap tetap baru yang juga bermuatan amunisi. Armada drone sederhana membantu membuka jalan bagi serangan besar-besaran.

Hebatnya, sasaran terarah pada menara penjaga, menara keamanan, pos perbatasan, menara komunikasi, dan kamera CCTV – yang memiliki pengenalan wajah. Drone, di antaranya dinamai Zouari -diambil dari nama Mohamed Zouari, inisiator drone yang terbunuh pada 2016- bahkan berhasil menghanguskan Tank Merkava-4 yang konon dianggap tercanggih di dunia.

baca juga: Hamas Nyatakan Perang Habis-habisan Melawan Israel

Analisis menyebut, penggunaan drone sangat efektif karena sistem pertahanan Israel dirancang untuk menargetkan rudal, bukan serangan drone.Robeknya payung udara dan melemahnya konsentrasi penangkisan udara yang dilakukan IDF membuka jalan Hamas menginfiltrasi pasukannya ke wilayah Israel, dengan operasi multi-domainyang dilakukan lewat semua matra.

Caranya pun sungguh tidak biasa. Pasukan Hamas menggunakan paralayang bermotor yang diluncurkan dari darat dan laut untuk menembus tembok dan melewati perbukitan secara cepat dan efektif menuju sasaran,seperti festival musik yang menjadi tempat terbanyak jatuhnya korban jiwa dari Israel dan beberapa titik strategis di Gaza, yang kemudian dianggap sebagai sergapan Al-Aqsa.

Serangan lewat paralayang yang tidak lazim membuat Israel gagal menganggap sebagai ancaman serius.Israel tidak menyadari Hamas menggunakan taktik yang pernah digunakan Sekutu dan Jerman pada perang dunia II untuk menyusup ke garis belakang musuh. Pada saat bersamaan, pasukan elit berkekuatan 400 orang meledakkan dan membuldozer benteng Gaza, serta memotong kawat berduri untuk memasuki wilayah Israel.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1251 seconds (0.1#10.140)